Senin, 27 April 2015

40 HADIST YANG MENJADI PRINSIP DASAR NAHDLOTUL ULAMA ( NU )

40 HADIST YANG MENJADI PRINSIP DASAR NAHDLOTUL ULAMA ( NU )

بسم الله الرحمن الرحيم

Keterangan 40 Hadist ini saya sadur dari kitab At-Tibyan fi Nahyi 'An Muqotthoatil Arham wal Ikhwan. Karya Hadrotus Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari, Tebuireng-Jombang.
Adapun 40 Hadist itu adalah ;

(1). الدين النصيحة ثلاثا قلنا لمن يا رسول الله قال ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم. ( رواه مسلم )

" ( Hakekat dari aturan ) Agama adalah menghendaki kebaikan, ( Rosululloh mengucapkannya tiga kali ). Kami bertanya," Kepada siapa yaa Rosululloh ?   Rosululloh menjawab, " ( iman dan taat ) kepada Alloh SWT, Rosul Nya, Kitab Nya dan kepada seluruh umat Islam, baik pemimpinnya maupun umat Islam pada umumnya ". [ HR. Muslim ]

(2). لا تبكوا على الدين اذا وليه اهله، وابكوا على الدين اذا وليه غير اهله. ( رواه الطبراني )

" Jangan menangisi urusan agama jika ditangani ahlinya, tapi menangislah jika agama ditangani oleh yang bukan ahlinya " [ HR. At-Thobroni ]

(3). بادروا بالاعمال الصالحة فستكون فتن كقطع الليل المظلم، يصبح الرجل مؤمنا ويمسى كافرا، ويمسى مؤمنا ويصبح كافرا يبيع دينه بعرض من الدنيا.  ( رواه مسلم )

" Bergegaslah dengan melakukan amal-amal yang baik, karena nanti akan terjadi fitnah seperti potongan malam yang gelap, ( dimana ) pagi hari seorang laki-laki ( dalam keadaan ) mukmin dan disore hari ( dalam keadaan ) kafir. Atau disore hari dalam keadaan mukmin dan dipagi hari dalam keadaan kafir. Dia akan menjual agamanya dengan harta dunia ". [ HR. Muslim ]

(4). اعملوا فكل ميسر لما خلق له.  ( رواه الطبراني )

" Beramal lah, karena setiap sesuatu ( pasti ) dimudahkan untuk apa sesuatu itu diciptakan ". [ HR. At-Thobroni ]

(5). احب الاعمال إلى الله ادومها وان قل.  ( متفق عليه )

" Amal yang paling dicintai oleh Alloh SWT adalah amal yang paling istiqomah, walaupun ( cara pengamalannya ) sedikit-sedikit ". [ Muttafaqun 'alaih ]

(6). عليكم من الاعمال ما تطيقون، فوالله لا يمل الله حتى تملوا.  ( رواه الترمذى )

"Tetaplah untuk selalu beramal ( berusaha ), karena demi Alloh, Alloh SWT tidak akan bosan ( memberi pahala ) sampai kalian ( merasa ) bosan untuk beramal ". [ HR. At-Turmudzi ]

(7). كل معروف صدقة، والدال على الخير كفاعله والله يحب اغاتة المغلوف.  ( رواه الدارقطنى وابن ابي الدنيا )

" Setiap perkara yang baik itu ( punya nilai ) shodaqoh, dan orang yang menunjukkan atas kebaikan itu seperti orang yang mengerjakannya. Dan Alloh SWT itu suka menolong orang yang prihatin ". [ HR. Ad-Daruquthni dan Ibnu Abi Dunya ]

(8). من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فان لم يستطيع فبلسانه، فان لم يستطيع فبقلبه وذلك اضعف الايمان.  ( رواه مسلم )

" Barang siapa melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka rubahlah dengan lisan. Apabila tidak mampu dengan lisan, maka ( ingkar ) dengan hati. Dan yang demikian itu adalah lebih lemahnya iman ". [ HR. Muslim ]

(9). ان الله لا يعذب العامة بعمل الخاصة، حتى يروا المنكر بين ظهر انيهم وهم قادرون على ان ينكروه فلا ينكرون، فاذا فعلوا ذلك عذب الله العامة والخاصة.  ( رواه البغوى في شرح السنة )

" Sesungguhnya Alloh SWT tidak akan menyiksa masyarakat umum sebab perbuatan segelintir orang, sampai mereka melihat kemungkaran dihadapan mata mereka, tapi mereka tidak mau mencegahnya, padahal mereka mampu untuk mencegahnya ( merubahnya ). Kemudian apabila mereka tetap menjalankan itu semua, maka Alloh SWT akan menurunkan siksa kepada mereka semua baik yang umum maupun yang khusus ". [ HR. Al-Baghowi didalam kitab Syarhus Sunnah ]

(10). عن ابي ذر رضي الله عنه قال : اوصانى خليلى صلى الله عليه وسلم بخصال الخير، اوصانى ان لا اخاف في الله لومة لائم واوصانى ان اقول الحق ولو كان مرا.  ( رواه ابن حبان )

" Diriwayatkan dari Abi Huroiroh, beliau berkata, " Kekasihku Rosululloh SAW berwasiat kepadaku tentang hal-hal yang baik, beliau berwasiat kepadaku agar aku tidak takut dengan cacian orang yang mencaci, dan beliau berwasiat kepadaku untuk berkata yang benar walaupun pahit ( dirasakan ) ". [ HR. Ibnu Hibban ]

(11). ثلاث منجيات، ثلاث مهلكات، فالمنجيات خشية الله فى السر والعلانية والحكم بالعدل فى الرضى والغضب، والاقتصاد فى الغنى والفقر. والمهلكات شخ مطاع، وهوى متبع، واعجاب المرء برأيه.  ( رواه البزار )

" Ada tiga hal yang menyelamatkan dan tiga hal yang merusak. Adapun yang menyelamatkan adalah takut kepada Alloh SWT baik dalam keadaan terang-terangan, menghukumi dengan adil baik dalam keadaan ridho maupun marah, serta bertindak sederhana baik dalam kondisi kaya maupun miskin. Dan yang merusak ( jiwa ) adalah mengikuti sifat kikir, mengikuti hawa nafsu dan berbangga dengan pendapatnya sendiri ". [ HR. Al-Bazzar ]

(12). كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته، الإمام راع مسؤول عن رعيته، والرجل راع في اهله وهو مسؤول عن رعيته، والمرأة رعية في بيت زوجتها مسؤولة عن رعيتها، والخادم راع فى مال سيده مسؤول عن رعيته.  ( رواه البخارى )

" Kalian semua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban dari kepemimpinannya. Imam ( pemimpin ) adalah pengatur rakyatnya dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinan terhadap rakyatnya. Seorang lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Wanita adalah pemimpin didalam urusan rumah suaminya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnnya. Pelayan adalah orang yang mengatur didalam urusan harta majikannya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah dipimpinnya ". [ HR. Al-Bukhori ]

(13). من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا او ليصمت، ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم جاره، ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه.  ( رواه الشيخان )

" Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka seyogyanya ia berkata yang baik atau hendaknya diam. Dan barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka seyogyanya dia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka seyogyanya dia memuliakan tamunya ". [ HR. Syaikhon ]

(14). ان بين يدى الساعة كذا بين فاحذروهم.  ( رواه مسلم )

" Sesungguhnya menjelang hari kiamat akan muncul para pembohong besar, maka takutlah kalian dari ( fitnah ) mereka ". [ HR. Muslim ]

(15). استعينوا على انجاح الحوائج بالكتمان، فان كل ذى نعمة محسود.  ( رواه الطبرانى )

" Mintalah tolong untuk menggapai sebuah tujuan dengan cara sembunyi-sembunyi, karena sesungguhnya orang yang diberi kenikmatan itu ( niscaya ) dihasudi ". [ HR. At- Thobroni ]

(16). الراحمون يرحمهم الرحمن تبارك وتعالى، ارحموا من فى الارض يرحمكم من فى السماء.  ( رواه ابو داود )

" Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang, maka sayangilah oleh kalian setiap penduduk bumi, maka kalian akan disayang oleh penduduk langit ( malaikat ) ". [ HR. Abu Dawud ]

(17). المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده، والمهاجر من هاجر ما نهى الله عنه.  ( متفق عليه )

" " Orang muslim adalah orang yang bisa menjamin keselamatan terhadap orang Islam yang lain dari kejahatan lisan dan tangannya. Dan orang yang hijrah adalah orang hijrah dalam rangka meninggalkan setiap apa yang dilarang oleh Alloh SWT ". [ Muttafaqun 'alaih ]

(18). إياكم والظن، فان الظن اكذب الحديث.  ( رواه الشيخان )

" Takutlah kalian dari berprasangka, karena sesungguhnya berprasangka adalah kabar ( hati ) yang paling besar nilai bohongnya ". [ HR. Syaikhon ]

(19). احترسوا من الناس بسوء الظن.  ( رواه الطبرانى )

" Berhati-hatilah kalian dari ( kejelekan ) manusia dengan cara berprasangka buruk ( waspada ) ". [ HR. At-Thobroni ]

(20). يبصر احدكم القذاة في عين اخيه، وينسى الجذع فى عينه.  ( رواه ابن حبان )

" Seseorang ( akan dengan mudah ) mampu melihat kotoran unta dimata saudaranya, dan melupakan ( kotoran ) sebesar pohon kurma yang berada dimatanya sendiri ". [ HR. Ibnu Hibban ]

(21). من نفّس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفّس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة، ومن يسر على معسر يسر الله عليه فى الدنيا والأخرة، ومن ستر مسلما ستره الله فى الدنيا والأخرة، والله فى عون العبد ما كان العبد فى عون اخيه، ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا الى الجنة، وما اجتمع قوم فى بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدار سونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكر هم الله فيمن عنده، ومن ابطأ به عمله لم يسرع به نسبه.  ( رواه مسلم )

" Barang siapa menghilangkan kesusahan orang mukmin ketika didunia, maka Alloh SWT akan menghilangkan kesusahannya besok dihari kiamat. Dan barang siapa memudahkan ( urusan ) orang yang terhimpit kesulitan, maka Alloh SWT akan menghilangkan kesusahannya didunia dan diakhirat. Dan Alloh SWT akan selalu menolong hambaNya selama hamba itu sendiri menolong saudaranya. Dan barang siapa menempuh jalan sambil menuntut ilmu, maka Alloh SWT akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah berkumpul sekelompok kaum didalam rumah-rumah Alloh SWT sambil membaca Al-Quran dan saling tukar pikiran tentang Al-Quran diantara mereka kecuali ( pasti ) turun atas mereka sebuah ketenangan dan dipenuhi dengan rahmat serta dikelilingi oleh malaikat serta Alloh SWT akan menyebut mereka dikalangan makhluk-makhlukNya
Dan barang siapa lambat amalnya, maka akan lambat nasabnya ". [ HR. Muslim ]

(22). لا يؤمن احدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه.  ( رواه مسلم )

" Seseorang dari kalian tidak akan merasakan iman yang sempurna sampai dia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri ". [ HR. Muslim ]

(23). ما نقصت صدقة من مال، وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا، وما تواضع احد الله الا رفعه.  ( رواه مسلم )

" Harta tidak akan menyusut dengan dishodaqohkan, dan tidaklah Alloh SWT mengampuni hambaNya kecuali Alloh akan memuliakannya, dan tidaklah seseorang itu tawaddhu' karena Alloh kecuali Alloh akan mengangkat derajatnya ". [ HR. Muslim ]

(24). لا تحرقن من المعروف شيئا ولو ان تلقى اخاك بوجه طليق. ( رواه مسلم )

" Jangan meremehkan perkara yang baik sedikitpun. Dan seyogyanya engkau menyambut saudaramu ( ketika bertemu ) dengan wajah yang manis ". [ HR. Muslim ]

(25). الرجل على دين خليله، فلينظر احدكم من يخالل. ( رواه ابو داود والترمذى )

" Seseorang itu akan mengikuti pendirian sahabat karibnya, karena itu perhatikanlah olehmu siapakah yang dikawaninya ". [ HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi ]

(26). من تسبه بقوم فهو منهم.  ( رواه ابو داود )

" Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong dari kaum itu ". [ HR. Abu Dawud ]

(27). ان الدين بدأ غريبا، ويرجع غريبا فطوبى للغرباء الذين يصلحون ما افسده الناس من سنتى.  ( رواه الترمذى )

" Agama Islam datang dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing, yaitu orang - orang yang tetap mempertahankan sunnahku disaat manusia merusaknya ". [ HR. At-Tirmidzi ]

(28). من رغب عن سنتى فليس منى.  ( رواه مسلم )

" Barang siapa benci sunnahku, maka dia bukan golonganku ". [ HR. Muslim ]

(29). من وقر صاحب بدعة فقد اعان على هدم الاسلام.  ( رواه الطبرانى )

" Barang siapa memuliakan orang yang melaksanakan bid'ah, maka sama halnya orang itu membantunya untuk merobohkan Islam ". [ HR. At-Thobroni ]

(30). لا حسد الا فى الثنين، رجل اتاه الله القرآن فهو يقوم به اناء الليل واناء النهار، ورجل اتاه الله مالا فهو ينفقه اناء الليل واناء النهار.  ( رواه الشيخان )

" Tidak ada yang layak untuk di iri i, kecuali dalam dua hal, yaitu seseorang yang dianugerahi Alloh ( bisa membaca ) Al-Quran dan dia membacanya disaat siang dan malam, dan seseorang yang dikaruniai Alloh harta dan dia menafkahkannya di waktu siang dan malam ". [ HR. Syaikhon ]

(31). السخي قريب من الله قريب من الجنة قريب من الناس بعيد من النار، والبخيل بعيد من الله بعيد من الجنة بعيد من الناس قريب من النار، والجاهل السخي احب الى الله من عابد بخيل.  ( رواه الترمذى )

" Orang dermawan akan selalu dekat dengan Alloh SWT, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka. Dan orang yang pelit itu jauh dari Alloh SWT, jauh dari surga, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Alloh SWT daripada orang ahli ibadah tapi pelit ". [ HR. At-Tirmidzi ]

(32). لا تزال أمة بخير ما اخذوا العلم عن اكبارهم. ( اخرجه ابو نعيم فى الحلية )

" Ummatku akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mengambil ( mempelajari ) ilmu dari para ulama'nya ". [ Abu Nu'aim meriwayatkannya dalam kitab Hilyatul Auliya' ]

(33). ان هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم.  ( رواه الإمام احمد )

" Ilmu adalah ( laksana ) agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian ". [ HR. Imam Ahmad ]

(34). إن اخوف ما اخاف عليكم بعدى كل منافق عليم اللسان.  ( رواه الطبرانى )

" Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian semua setelah kematianku adalah orang munafiq yang pintar berbicara ". [ HR. At-Tabrani ]

(35). إن من خياركم احسنكم أخلاقا.  ( رواه الشيخان )

" Sesungguhnya diantara pilihan terbaik kalian semua adalah yang paling baik akhlaqnya ". [ HR. Syaikhon ]

(36). اغتنم خمسا قبل خمس، حيتك قبل موتك، وصحتك قبل سقمك، وفراغك قبل شغلك، وشبابك قبل هرمك، وغناك قبل فقرك.  ( رواه البيهقى )

" Jagalah lima hal sebelum datang lima hal ( yang lain ). Jagalah hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, sempatmu sebelum sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, kaya mu sebelum miskinmu ". [ HR. Al-Baihaqy ]

(37). ستة لعنتهم ولعنهم الله وكل نبي مجاب الدعوة، الزائد في كتاب الله، والمكذب بقدر الله، والمتسلط على امتى بالجبروت ليذل من اعز الله ويعز من اذل الله، والمستحل حرمة الله، والتارك لسنتى.  ( رواه الطبرانى )

" Ada enam manusia yang aku akan melaknatinya serta Alloh dan para Nabi yang terkabul doanya juga akan melaknatinya. Yaitu orang yang merubah kitab Alloh, orang yang dusta terhadap taqdir Alloh, orang yang menguasai ummatku dengan cara sewenang-wenang dengan tujuan merendahkan orang yang telah dimuliakan Alloh SWT dan memuliakan orang yang direndahkan oleh Alloh SWT, orang yang menganggap halal perkara yang diharamkan Alloh dan orang yang mengabaikan sunnahku ". [ HR. At-Thobroni ]

(38). ان الله تعالى قال : من عادى، او أذى، او أذل، او اهان، فيه روايات، لي وليا، وفي رواية : ولي المؤمنين فقد اذنته ( اى اعلمته ) بالحرب، وفي رواية : فقد استحل محاربتى، وفى اخرى : فقد بارزنى بالمحربة.  ( رواه البخارى )

" Sesungguhnya Alloh SWT berfirman, " Barang siapa memusuhi, menyakiti, merendahkan atau menghina wali Ku, ( menurut riwayat lain ) wali orang-orang mukmin, maka Aku akan memberitahunya dengan permusuhan ( dalam riwayat lain ), maka sesungguhnya dia nyata-nyata menganggap halal untuk memusuhi Ku, ( dalam riwayat lain ) maka sesungguhnya dia telah nyata-nyata dan terang-terangan menantangku dengan permusuhan ". [ HR. Al-Bukhori ]

(39). ان الله لا يجمع امتى على ضلالة، ويد الله على الجماعة، ومن شذ شذ فى النار.  ( رواه الترمذى وغيره، وزاد ابن ماجه : فاذا وقع الإختلاف فعليك بالسواد الأعظم مع الحق واهله.

" Sesungguhnya Alloh tidak akan mengelompokkan ummatku dalam kesesatan. Dan pertolongan Alloh SWT itu diatas perkumpulan. Barang siapa menyendiri ( dalam urusan agama ) maka dia akan menyendiri didalam neraka ". — Dan Ibnu Majah menambahkan, " Apabila perbedaan dikalangan ummatku, maka bergabunglah dengan kelompok yang paling besar, maksudnya kelompok yang benar ".

(40). اوصيكم بتقوى الله عز وجل وسمع والطاعة وان تأمر عليك عبد ، فانه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتى وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ، واياكم ومحدثات الأمور، فان كل بدعة ضلالة.  ( رواه ابو داود والترمذى ).

" Aku berwasiat kepada kalian semua untuk bertaqwa kepada Alloh SWT, dan aku berwasiat kepada kalian untuk selalu mendengarkan dan taat, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya. Maka sesungguhnya barang siapa yang hidup diantara kalian, maka akan melihat pertikaian ( perbedaan pendapat ) yang banyak. Maka tetaplah selalu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rosyidin setelahku. Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham. Takutlah akan hal-hal yang baru, karena setiap bid'ah itu tersesat ". [ HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi ]

——————
Sidoarjo. 28 April 2015
Danny Ma'shum.

Minggu, 26 April 2015

AAZAR BUKANLAH NAMA AYAH NABI IBROHIM A.S

NAMA AYAH NABIYULLOH IBROHIM A.S BUKAN AAZAR. SEBUAH MATA RANTAI KESUCIAN SILSILAH NASAB ROSULULLOH HINGGA ADAM A.S

بسم الله الرحمن الرحيم

Alloh SWT berfirman dalam Suroh Al-An'am ayat 74 ;

(وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ) [Surat Al-Anaam : 74]

" Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".

Apakah benar nama ayah Nabi Ibrohim a.s adalah Aazar ?, dan mungkinkah garis silsilah Rosululloh SAW sampai Nabi Ibrohim keatas hingga Nabi Adam a.s tersisipi orang kafir atau musyrik ?

Dalam Suroh Ali-Imron, ayat 33-34. Alloh SWT berfirman :

(إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ) [Surat Aal-E-Imran : 33]

" Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing) ".

(ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ) [Surat Aal-E-Imran : 34]

" (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ".

Dari ayat-ayat diatas, maka dapat kita simpulkan bahwasannya silsilah nasab Rosululloh SAW adalah manusia-manusia pilihan yang unggul, yang Alloh sendiri secara jelas menyatakannya.

Adapun mengenai kesucian nasab Rosululloh SAW sampai kepada Nabi Ibrohim keatas hingga Nabi Adam, sebagaimana Imam As-Suyuthi menuturkan dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawy, jilid 2, Hal. 254 ( Kitab al Ba'ts ) menukil perkataan Imam Fakhruddin Ar-Rozi dalam kitabnya Asrorut Tanzil, pada teks :

ما نصه : قيل ان آزر لم يكن والد ابراهيم بل كان عمه واحتجوا عليه بوجوه : منها ان اباء الأنبياء ما كانوا كفارا ويدل عليه وجوه، منها قوله تعالى  (  الذي يراك حين تقوم ونقلبك فى الساجدين [ الشعراء : ٢١٨ ] قيل معناه انه كان ينقل نوره من ساجد الى ساجد، وبهذا التقدير فالآية دالة على ان جميع آباء محمد صلى الله عليه وسلم كانوا مسلمين، وحينئذ يجيب القطع بان والد ابراهيم ما كان من الكافرين انما ذاك عمه اقصى ما في الباب ان يحمل قوله تعالى  ( وتقلبك فى الساجدين ) على وجوه اخرى. واذا وردت الروايات بالكل ولا منافاة بينهما وجب حمل الآية على الكل، ومتى صح ذلك ثبت ان والد ابراهيم ما كان من عبدة الاوثان ثم قال : ومما يدل على ان آباء محمد صلى الله عليه وسلم ما كانوا مشركين قوله عليه السلام : (( لم ازل انقل من اصلاب الطاهرين الى ارحام الطاهرات )) وقال تعالى : (  انما المشركون نجس  [ التوبة. ٢٨ ] ) فوجب ان لا يكون احد من اجداده مشركا — هذا كلام الامام فخر الدين بحروفه — وناهيك به امامة وجلالة فانه إمام اهل السنة في زمانه، والقائم بالرد على من فرق المبتدعة في وقته، والناصر لمذهب الاشاعرة في عصره- وهو العالم المبعوث على رأس المائة السادسة ليجدد لهذه الأمة أمر دينها.

" Dikatakan bahwa sesungguhnya Aazar bukanlah orang tua Ibrohim a.s akan tetapi pamannya. Dan pada persoalan ini memerlukan sudut pandang, diantaranya adalah bahwa sesungguhnya bapak para Nabi tidak ada yang kafir. Pada pendapat ini menunjukkan adanya bukti, diantaranya adalah firman Alloh :

(الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ) [Surat Ash-Shu'ara : 218]

" Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),

(وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ) [Surat Ash-Shu'ara : 219]

" dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud ".

Dikatakan sesungguhnya makna ayat itu adalah, bahwa nur Muhammad bergerak atau berpindah tempat dari ahli sujud yang satu ke ahli sujud yang lain, dan ini adalah sebuah ketentuan, maka ayat ( diatas ) menunjukkan bahwa sesungguhnya semua nenek moyang atau leluhur Nabi SAW adalah golongan orang-orang yang selamat ( muslimin ). Dan kemudian wajiblah memutuskan bahwa orang tua Nabi Ibrohim bukanlah dari golongan kafir, sesungguhnya dia ( Aazar ) adalah pamannya yang harus dieliminasi ( dibuang ) dari bab ( silsilah nasab ) ini berpegang pada ayat : " dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud ". sebagai sudut pandang yang lain. Dan jika datang riwayat-riwayat secara utuh tanpa ada kontrofersi antara riwayat-riwayat tersebut maka wajib berpijak pada dalil ayat secara utuh, bilamana benar pada penetapan riwayat tersebut bahwa orang tua Nabi Ibrohim bukanlah dari golongan penyembah berhala.
Kemudian berkata ( Imam Ar-Rozi ) : " Dan dalil yang menunjukkan bahwa leluhur Nabi Muhammad SAW bukanlah dari golongan orang musyrik, sebagaimana sabda Nabi SAW : " Tiada henti-henti aku berpindah dari sulbi-sulbi yang suci hingga rahim-rahim yang suci ", dan firman Alloh Ta'ala : " Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis " [ At-Taubah : 28 ]. Maka wajib tidak boleh ada satu orang pun dari kakek-kakek beliau yang musyrik ".

Ini adalah perkataan Imam Fakhruddin Ar-Rozi sesuai karakter gaya bicaranya, belum lagi kepemimpinannya, keagungannya. Sesungguhnya ia adalah pemimpin Ahlus Sunnah dizamannya, sosok yang teguh pendirian dalam menentang firqoh-firqoh yang menyalahi syariat di masanya, seorang pejuang madzhab Asy'ariyah di eranya dan dia adalah orang alim yang dibangkitkan pada penghujung seratus tahun ( abad ) ke-enam untuk membenahi ummat ini dalam urusan agama mereka.

————
* Saya cukupkan sampai perkataan Imam Ar-Rozi selaku barometer hujjah tentang pembahasan kesucian silsilah Rosululloh SAW diatas.

Sekarang mari kita ulas, siapakah Aazar sesungguhnya yang dimaksud pada ayat diatas dan apakah pengertian kata " Abun / abi ( bapak ) dalam penggunaan dialektika bahasa arab ( Al-Quran ), apakah bermakna haqiqi ataukah majaz.

Imam Jalaluddin bin Abdurrohman bin Abu Bakar As-Suyuthi ( w. 911 H ) atau yang lebih mashur dengan panggilan Imam As-Suyuthi, dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawiy, jilid 2, Hal. 258 pada Kitabul Ba'ts- bab Masalikul Hunafa fi Walidayl Musthofa, menuturkan ;

فعرف من مجموع هذه الآثار ان اجداد النبي صلى الله عليه وسلم كانوا مؤمنين بيقين من آدم الى زمن نمروذ، وفي زمنه كان ابراهيم عليه السلام وآزر، فان كان آزر والد إبراهيم فيستثنى من سلسلة النسب، وان كان عمه فلا استثناء، وهذا القول—اعني ان آزر ليس ابا ابراهيم—ورد عن جماعة من السلف - اخرج ابن ابي حاتم بسند ضعيف عن ابن عباس في قوله : ( واذ قال ابراهيم لابيه ) 1 آزر قال : ان ابا ابراهيم لم يكن اسمه آزر وانما كان [ اسمه ] تارح، واخرج ابن ابي شيبة، وابن المنذر، وابن ابي حاتم من طرق بعضها صحيح عن مجاهد قال : ليس آزر ابا ابراهيم.

Maka dapat diketahui dari kumpulan atsar-atsar ini, bahwa sesungguhnya kakek-kakek Nabi SAW semuanya golongan orang-orang mu'min dengan keyakinan dari mulai Adam sampai era Namrudz, yang dimasa Namrudz ada Ibrohim a.s dan Aazar, dan apabila Aazar adalah orang tua Ibrohim maka dikecualikan dari garis silsilah nasab ( Nabi SAW ), tapi apabila Aazar adalah paman Ibrohim a.s maka tidak dikecualikan, — Perkataan ini— yakni sesungguhnya Aazar bukanlah ayah Ibrohim a.s.
Telah datang riwayat dari golongan salaf, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad dhoif dari Ibnu Abbas tentang firman Alloh, " Dan ketika Ibrohim berkata kepada ayahnya " (1) Aazar, Ibnu Abbas berkata : " Sesungguhnya nama ayah Ibrohim bukanlah Aazar, akan tetapi namanya adalah Tarih.
Ibnu Abi Syaibah, Ibnul Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim dari berbagai jalur riwayat yang sebagian riwayat itu shohih dari Mujahid, yang berkata , " Aazar bukanlah ayah Ibrohim ".

واخرج ابن المنذر بسند صحيح عن ابن جريج في قوله ( واذ قال ابراهيم لابيه ) آزر قال : ليس آزر بابيه انما هو ابراهيم بن تيرح - او تارح - بن شاروح بن ناحور بن فالخ، واخرج ابن ابي حاتم بسند صحيح عن السدي انه قيل له اسم ابي ابراهيم آزر فقال : بل اسمه تارح، وقد وجه من حيث اللغة بان العرب تطلق لفظ الأب على العم اطلاقا شائعا وان كان مجازا، وفي التنزيل : (  ام كنتم شهداء اذ حضر يعقوب الموت اذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد إلهك وإله آبائك ابراهيم واسماعيل واسحاق  )٢. فاطلق على اسماعيل لفظ الأب وهو عم يعقوب كما اطلق على ابراهيم وهو جده، اخرج ابن ابي حاتم عن ابن عباس - انه كان يقول : الجد أب ويتلوا (  قالوا نعبد الهك وإله آبائك  ) الآية. واخرج عن ابي العالية في قوله : (  وإله آبائك ابراهيم واسماعيل  ) قال : سمي العم ابا، واخرج عن محمد بن كعب القرظي قال : الخال والد، والعم والد وتلا هذه الآية.

Ibnul Mundzir mengeluarkan sebuah riwayat dengan sanad shohih dari Ibnu Juraij tentang firman Alloh, " Dan ketika Ibrohim berkata kepada ayahnya ( Aazar )" yang berkata : " Aazar bukanlah ayahnya , sesungguhnya adalah Ibrohim bin Tairih atau Tarih bin Syarukh bin Nahur bin Falikh ".

Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad shohih dari As- Sadiy ketika dikatakan kepadanya bahwa nama ayah Ibrohim adalah Aazar, Maka As-Sadiy berkata, " Akan tetapi nama ayahnya adalah Tarih ". Dan sesungguhnya kalau ditinjau dari segi dialek bahasa bahwa orang Arab mensifati keumuman lafadz " Abun ( bapak ) " dengan 'Ammun ( paman dari jalur ayah ) dengan keumuman yang sudah populer ( dikalangan orang arab ) dan kata " Ab ( bapak ) " hanyalah bentuk majaz saja ".     Didalam Al-Qur'an ( Al-Baqoroh, ayat 133 ) pada firman Alloh : " Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq...". ( pada ayat ini ) lafadz " Ab ( bapak ) dipopulerkan pada penyebutan Ismail yang merupakan paman Ya'qub sebagaimana kepopuleran ( penyebutan kata bapak ) pada Ibrohim yang merupakan kakek Ya'qub.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata ; " Paman ( dari jalur bapak ) adalah bapak, seraya membaca ayat : " Mereka berkata, " Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu...(al-ayat)".

Dan diriwayatkan dari Abi 'Aliyah pada firman Alloh, " Dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrohim dan Ismail..". Pada ayat ini paman disebut bapak. Dan diriwayatkan dari Muhammad bin Ka'b al- Qurdzhi yang berkata : " Al-Khol ( paman dari jalur ibu ) adalah bapak, dan Al-'amm ( paman dari jalur ayah ) adalah bapak. Lalu Muhammad bin Ka'b al-Qurdzhi membaca ayat tersebut.

فهذه اقوال السلف من الصحابة، والتابعين في ذلك

Maka inilah pendapat-pendapat salaf dari para sahabat dan tabi'in dalam persoalan tersebut.

Jadi kesimpulannya adalah, bahwa ayah Nabi Ibrohim a.s bukanlah Aazar, adapun yang termaktub pada ayat 76, Suroh Al-An'am pada lafadz " Abiihi " bermakna " 'Ammihi ( pamannya ). Dan dari hujjah-hujjah diatas maka jelaslah bahwa nasab Rosululloh SAW keatas hingga Nabi Ibrohim a.s sampai Nabi Adam a.s adalah nasab-nasab terpilih, ahli-ahli sujud ( ibadah ) dan terjaga kesuciannya dari kemusyrikan dan kekafiran. Wallohu a'lam bis showab.

—————
Sidoarjo, Sabtu 25 April 2015
Danny Ma'shoum.

Jumat, 24 April 2015

KISAH MBAH HASYIM ASY'ARI DENGAN MAHA GURU THORIQOH AN-NAQSYABANDIYAH

KISAH HADROTUS SYAIKH KH. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI DAN MAHA GURU THORIQOH AN-NAQSYABANDIYAH.

Kisah ini saya sadur dari terjemah Kitab At-Tibyan fi Nahyi an Muqothoatil Arham wal Ikhwan, Hal. 29-33, karya Hadrotus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy'ari, Tebuireng-Jombang.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rosululloh SAW bersabda ;

ثلاث لا ترفع صلاتهم فوق رؤوسهم شبرا، رجل أم قوما وهم له كارهون، وإمرأة باتت وزوجها عنها ساخط، وأخوان متصارمان.   رواه ابن ماجه وابن حبان

" Tiga macam orang yang sholatnya tidak diangkat walau hanya sepanjang jari diatas kepala, yaitu : Seseorang yang menjadi imam ( sholat ) dari masyarakat, sementara masyarakat itu membencinya. Wanita yang semalam mendapat murka dari suaminya. Dan dua orang muslim yang saling memutus persaudaraan ".  ( HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban )

Dari Abu Huroiroh, Rosululloh bersabda  ;

تفتح ابواب الجنة يوم الاثنين والخميس، ويغفر لكل عبد لا يشرك بالله شيئا الا رجل كان بينه وبين اخيه شحناء، فيقال : أنظروا هذين حتى يصطلحا.   رواه مسلم

" Setiap hari Senin dan Kamis pintu-pintu surga terbuka, dan semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh SWT mendapat ampunan kecuali lelaki yang menjalin permusuhan dengan saudaranya ". Maka dikatakan ( oleh Alloh kepada malaikatNya ) " Wahai malaikatku, tundalah ( ampunanku ) untuk mereka, sehingga mereka berdua berdamai ".  ( HR. Muslim )

Abu Dawud berkata, " Jikalau alasan hujroh ( mendiamkan ) itu karena Alloh SWT ( untuk kebaikan agama ), maka hujroh tidak apa-apa ( tidak berdosa ), karena Rosululloh pernah mendiamkan sebagian istrinya selama empat puluh hari, dan Ibnu Umar pun pernah mendiamkan putranya sampai dia meninggal dunia ".

Namun aku ( KH. Muhammad Hasyim Asy'ari ) berpendapat, " Hujroh yang punya tujuan karena Alloh SWT untuk ukuran Rosululloh SAW dan Ibnu Umar masih bisa diterima akal. Namun untuk ukuran kita, maka itu perlu dipikir dan diangan-angan dengan mendalam ".

Berkaitan dengan hadist diatas,Hadrotus Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari lalu menuturkan sebuah kisah yang pernah dialaminya ;

" Sungguh, saya telah melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa ada seseorang yang berilmu, sangat giat dalam beribadah, sholat dimalam hari, puasa disiang hari, dia tidak pernah berbicara kecuali secukupnya, dia haji berkali-kali sampai akhirnya mendapat gelar Maha Guru Thoriqoh An-Naqsyabandiyah. Dan pada hari-hari tertentu dia uzlah ( menyendiri ) dirumahnya dari pergaulan manusia. Dia tidak keluar rumah kecuali hanya untuk sholat jama'ah dan memimpin dzikir.
Pada suatu hari dia keluar rumah untuk sholat Jum'at. Ketika sampai dimasjid dia marah-marah kepada orang-orang yang berada dimasjid dan berbicara kepada mereka dengan kata-kata yang kotor, kemudian dia pun pulang lagi kerumah. Dan kadang-kadang pada hari yang lain dia disowani oleh pejabat negara untuk meminta barokah doa dari dia agar kehidupannya nyaman dan mapan. Dan sang pejabat seringkali memberinya uang yang banyak, sang kyai pun menerimanya dan menyambutnya dengan ramah dan santun.
Setelah beberapa hari, aku mendatangi rumahnya dan aku lama sekali menunggu sambil berdiri didepan pintu seraya aku panggil berkali-kali. Tapi dia tidak mau datang menghampiriku. Akhirnya istrinya datang menghampiriku dibalik pintu, dan dia berkata, " Sesungguhnya saudaramu tidak mau beranjak keluar dari tempat ibadahnya untuk menemui siapapun ".

Kemudian aku berkata, " Sampaikan dan katakan pada suamimu, bahwa saudaramu Hasyim Asy'ari ingin bertemu. Maka keluarlah, jika tidak, maka aku akan masuk dan mengeluarkannya secara paksa ".

Kemudian istrinya memberitahu kepadanya tentang kedatanganku dan diapun akhirnya keluar menemuiku. Lalu aku bertanya kepadanya, " Wahai saudaraku, telah sampai kabar kepadaku bahwa kau telah berbuat begini dan begitu. Lantas apa yang mendorongmu untuk berbuat seperti ini dan itu ?".
Kemudian dia menjawab, " Aku telah melihat manusia tidak berupa bentuk aslinya. Aku melihat mereka seakan-akan berwujud kera ".
Lantas aku menjawabnya pula, " Jangan-jangan setan telah mengelabuhi pandanganmu dan menggoda hatimu. Dia ( setan ) berkata kepadamu, tetaplah kamu senantiasa dirumah dan jangan keluar rumah biar masyarakat menyangka kamu bagian dari wali-wali Alloh SWT yang akhirnya mereka berbondong-bondong datang untuk sowan kepadamu dan meminta berkah darimu dan memberimu hadiah yang banyak. Maka sadarlah wahai saudaraku. Bukankah Rosululloh SAW bersabda kepada Sayyidina Abdulloh bin Amr, " Dan sesungguhnya tamu mu atas kamu ada hak ". Seraya Rosululloh bersabda dalam hadistnya ;

من كان يؤمن بالله ةاليوم الأخر فليكرم ضيفه

" Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka sebaiknya dia memuliakan tamunya ".

Kemudian selang beberapa hari, kyai yang bergelar Maha Guru ( Syaikh ) Thoriqoh An-Naqsyabandiyah itu datang kerumahku dan dia berkata kepadaku ;
" Engkau benar wahai saudaraku, sekarang telah aku tinggalkan uzlahku ( menyendiriku ) dan aku berjanji akan menjalankan seperti apa yang telah dijalankan oleh kebanyakan manusia ".

Akhirnya sang kyai tadi hidup bermasyarakat sampai dia wafat.

Allohuma ighfir lahu.

————
Sidoarjo. 25-04-2015.
Danny Ma'shoum

DAFTAR ISTILAH UKURAN-UKURAN DALAM KITAB FIQH

DAFTAR ISTILAH UKURAN DALAM KITAB FIQIH

*Satu QIROTH menurut Imam Tsalasah  = 0,215 Gr.

*Satu DIRHAM menurut Imam Tsalasah = 2,715 Gr.

*Satu MITSQOL menurut Imam Tsalasah = 3,879 Gr.

*Satu DANIQ menurut Imam Tsalasah = 0,430 Gr.

*Satu DZIRO’ Al Mu’tadil menurut aktsarinnas = 48 Cm.
- menurut Al- Makmun                   =      41,666625 Cm.
- menurut An- Nawawi                   =       44,720 Cm.
- menurut Ar- Rofi’i                         =       44’820 Cm.

*Satu MUD menurut Imam Tsalasah     =  9,22 Cm ( P x L x T ) = 0,766 Ltr.

*Satu SHO’ menurut Imam Tsalasah     = 14,65 Cm ( P x L x T )  = 3,145 Ltr.

*Satu WASAQ  menurut Imam Tsalasah = 57,32 Cm ( P x L x T ) = 188,712 Ltr.

*Satu SHO’ Gandum ( Hinthoh ) menurut An- Nawawi    = 1862,18 Gr.

*Satu MUD Gandum ( Hinthoh ) menurut An- Nawawi  = 456,54 Gr.

*Satu SHO’ Beras Putih       = 2719,19 Gr.

*Satu MUD Beras Putih      = 679,79 Gr.

*Air 2 Qulah menurut An- Nawawi  = 55,9 Cm ( P x L x T ) =                                     174,580 Ltr.
                 - menurut Imam Ar- Rofi’I  = 56,1 Cm ( P x L x T ) =   176,245 Ltr.
                 - menurut Ahli Iraq              = 63,4 Cm ( P x L x T ) = 245,325 Ltr.
                 - menurut Aktsarinnas        = 60 Cm ( P x L x T ) = 187,385 Ltr.

*Zakat Fitrah adalah 1 SHO’              = 2719,19 Gr = 2,71919 Kg.

*Jarak QOSHOR Sholat menurut :
   - Kitab Tanwirul Qulub     =    80,640 Km.
   - Al- Makmun                     =    89,999992 Km.
   - Ahmad Husein                 =    94,500 Km.
   - Aktsarul Fuqoha’             =    119,99988 Km.

*RITL BAGHDAD menurut :
    - An- Nawawi                     = 349,16 Gr.
    - Ar- Rofi’I                           = 353,49 Gr.

*NISHOB SARIQOH Emas menurut Imam Tsalasah = 0,97 Gr.

Keterangan :
- Imam Tsalasah yang di maksud pada istilah di atas adalah Imam Asy- Syafi’I, Imam Maliki, dan Imam Ahmad ibn Hanbal.
- keterangan daftar istilah diatas di kutib dari kitab Fathul Qodir  karangan Syaikh Ma’sum bin Aly kuwaron – Jombang Jawa Timur.
      
*  Ringkasan Risalah ke-2 ini saya salin dari “ Risalah Daftar Nishob Zakat Dan Istilah Dalam Kitab Fiqih” yang diterbitkan oleh jam’iyyah Musyawaroh Riyadlotut Tholabah Pon-Pes Al-Falah ploso Mojo –Kediri.

——————
Sidoarjo.
Danny Himawan ibn Maksum

Kamis, 23 April 2015

PEMBACAAN MANAQIB, SEBUAH AMALIYAH ATAS RASA CINTA

MEMBACA MANAQIB SEBAGAI SALAH SATU BENTUK RASA CINTA KEPADA PARA WALI ALLOH DAN ORANG-ORANG SHOLIH

Kesampingkan mereka-mereka yang membenci kesufian, abaikan mereka yang anti thoriqoh, jangan hiraukan mereka yang mengatakan bahwa tasawwuf membuat Islam tidak maju, terbelakang dari kemajuan zaman.
Agama kita ini ( Islam ) adalah agama yang sangat relevan dalam menapak setiap peralihan masa, pembangunan konstruksi ruhaniyah dari golongan-golongan terpilih inilah yang Alloh menjadikan Islam tetap jaya sampai nanti. Islam itu multi kompleks dalam setiap ajarannya. Selalu mengedepankan ilmu dan amal, akhlaqul karimah, adab, tata krama serta pengamalan dari ajaran-ajarannya.

sebagaimana sabda Rasulullah
Saw:

ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺻَﻼَﺡُ ﺃَﻭَّﻝِ ﻫَﺬِﻩِ ﺍْﻷُﻣَّﺔِ
ﺑِﺎﻟﺰُّﻫْﺪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻘِﻴْﻦِ ﻭَﻳَﻬْﻠِﻚُ ﺁﺧِﺮُﻫَﺎ ﺑِﺎﻟْﺒُﺨْﻞِ ﻭَﺍْﻷَﻣَﻞِ ‏(ﺭﻭﺍﻩ
ﺍﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻻﻭﺳﻂ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ
ﻓﻲ ﺷﻌﺐ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ‏)

“Kebaikan ( era kejayaan ) generasi awal umat ini adalah dengan zuhud dan keyakinan (Dalam riwayat lain;
Takwa). Dan kehancuran generasi akhir umat ini adalah dengan kikir dan angan-angan” .
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkannya dalam kitab az-Zuhd, Imam Ath-Thabrani dalam kitab Al-Ausath dan Imam Al-Baihaqi dalam kitab Syu'bil Iman yang bersumber dari Ibnu Amr bin ‘Ash.

Hadis yang indah ini menjelaskan dua sisi kejayaan dan kehancuran umat Islam. Dari dua sisi ini masing-masing terdiri dari dua sifat. Kejayaan tersebut yaitu zuhud dan keyakinan. Keduanya adalah sifat terpuji yang diajarkan dan didalami dalam ilmu Tasawwuf sebagai salah satu jenjang menjadi Shufi. Inilah yang menjadikan perlunya sebagian ulama mencurahkan segala daya upaya menyusun biografi atau manaqib orang-orang sholih sebagai bentuk motivasi diri dalam mengambil keteladanan dari perilaku mulia mereka.

Dan dari sebagian golongan-golongan terpilih itu ada yang menghidupkan ruh-ruh Islam dengan amaliyah-amaliyah yang dapat menyambungkan robithoh hatinya, me-wushulkan pada apa yang telah diisyaratkan oleh Alloh dan Rosul-Nya, ialah mencintai para Auliya' dan orang-orang sholih. Dan salah satu bentuk kecintaan itu adalah rutinitas pembacaan manqibul auliya' yang dikalangan Nahdhiyyin merupakan suatu amaliyah rutin dalam khususiyyah pengikut thoriqoh atau pun diluar jamaah thoriqoh.
Nah..adakah dasar-dasar rujukan terhadap keabsahan pengamalan dari amaliyah ini. Disini saya sajikan beberapa dalil sebagai penguat.

ARTI MANAQIB

Pengertian Manaqib dalam kamus Al-Munjid, Hal. 829 mendefinisikan arti manaqib sebagai berikut ;

مناقب الانسان ما عرف به من الحصال الحميدة والاخلاق الجميلة

Yang disebut manaqib seseorang ialah apa yang diketahui dari orang tersebut akan kepribadiannya yang terpuji dan akhlaknya yang mulia.

Banyak kita jumpai biografi-biografi para salafus sholeh, para auliya'ul arifiin yang disusun oleh para ulama agar bisa dijadikan teladan atas keagungan hidup mereka sebagai wujud mencontoh suri keteladanan atas pribadi agung Rosululloh Muhammad SAW. Diantaranya adalah ;

1. Tanwirul Ma'ali fi manaqibis syadzili. Karya Al-'Arifu billah Syaikh Nahrowi Dalhar Gunung Pring.

2. Manaqibus Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ( Tafrijul Khothir ). Karya Imam Ibnul Muhyiddin al-Irbili.

3. Roudhotun Nadzhirin wa Khulashotu Manaqibis Sholihin. Karya Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Watari.

4. Bughyatut Tholibin li Bayanil Masyayikhil Muhaqqiqin al Mu'tamidin. Karya Syaikh Ahmad Nakhli al-Makki.

5. Mu'jamus Syuyukh al Mu'jam al Kabir . Karya Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi.

6. Al-Bustan fi Dzikril Auliya'i wal Ulama'i bi Tilmitsan. Karya Ibnu Maryam Asy-Syarif at-Tilmitsani.

7. Manaqibul Imam al A'dzhom Sufyan Ats-Tsauri. Karya Imam Adz-Dzahabi.

8. Tuhfatut Tholibin fi Tarjamati al-Imam Muhyiddin ( An-Nawawi ). Karya Imam Alauddin 'Ali al-Atthor.

9. Al-Maroqibul Yafaiyah fi Manaqib ar- Rifaiyah. Karya Syaikh Fadi 'Alimuddin.

10. Manaqibul Amir al- Mu'minin Umar ibn al-Khotthob. Karya Ibnul Qoyyim Al-Jauzi. 

11. An-Nurul Burhani fi Tarjamati Lujjainid Dani fi Dzkri Nabadzati min Manaqibis Syaikh Abdul Qodir Al-Jilany. Karya Allamah Syaikh Muslih bin Abdurrohman-Mranggen, yang merupakan terjemah dari kitab Al-Lujjainid Dani-karya As-Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji.

Lalu siapakah Wali Alloh itu.

PENGERTIAN WALIYULLOH

Syaikh Thohir bin Sholih Al-Jazairi dalam kitabnya Jawahirul Kalamiyah, Hal. 23 menuturkan ;

الولى هو العارف بالله تعالى وصفاته حسب ما يمكن المواظب على الطاعات المجتنب للمعاصى والسيئات والمعرض عن الانهماك في اللذات والشهوات وظهور الكرامة على يده اكرام من ربه

Yang dinamakan Waliyulloh ialah orang yang ma'rifat kepada Alloh, ma'rifat kepada sifat-sifat Alloh sekedar yang mungkin, senantiasa taat kepada Alloh serta menjahui maksiat dan perbuatan-perbuatan buruk serta berpaling dari dorongan lelezatan-kelezatan dan nafsu syahwat, dan lahirnya karomah yang ada ditangannya semata-mata kemuliaan dari Tuhannya.

Adapun dalil-dalil ayat Al-Quran, Hadist dan fatwa para ulama sehubungan dengan anjuran mencintai Wali Alloh adalah sebagai berikut ;

* Dalil Al-Quran.

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ) [Surat At-Tawba : 119]

" Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar ".

* Dalil Hadist, sebagaimana Al-Bukhori meriwayatkan dari Abi Huroiroh r.a .

من عادلى وليا فقد اذنته بالحرب    ( الحديث رواه البخارى )

Barang siapa yang memusuhi Wali-Ku, maka sungguh Aku menyatakan perang kepadanya.

* Imam Ad-Dailamy dalam Musnad Al-Firdaus meriwayatkan hadist dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rosululloh SAW bersabda ;

ذكر الانبيآء من العبادة وذكر الصالحين كفارة وذكر الموت صدقة وذكر القبر يقربكم من الجنة.   ( اخرجه الديلمى فى مسند الفردوس )

Menyebut nama para Nabi adalah ibadah, menyebut nama orang-orang sholeh adalah penebus dosa, ingat mati adalah shodaqoh dan ingat kubur dapat mendekatkanmu kepada surga.

* Imam Abu Zakariya Yahya bin Syarof An-Nawawy Asy-Syafii dalam kitabnya Riyadhus Sholihin, Hal. 178 menuturkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ;

عن يزيد ابن حيان عن زيد ابن ارقام رضي الله عنه قال قام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما فينا خطيبا بمآء يدعى حما بين المكة  المدينة، فحمد الله واثنى عليه ووعظ وذكر ثم قال : اما بعد، الا ايها الناس فانما انا بشر يوشك ان يأتى رسول ربي فاجيب وانا تارك فيكم ثقلين، اولهما كتاب الله فيه الهدى والنور فخذوا بكتاب الله واستمسكوا به فحث على كتاب الله ورغّب فيه ثم قال واهل بيتى اذكركم الله في اهل بيتى اذكركم الله في اهل بيتى. رواه مسلم

Dari Yazid bin Hayyan dari Zaid bin Arqom r.a berkata : Pada suatu hari Rosululloh SAW berkhutbah disuatu tempat yang bernama Khum yang terletak antara Makkah dan Madinah. Setelah memanjatkan puji syukur kepada Alloh, beliau memberi nasehat dan kemudian bersabda ," Amma ba'du, ingatlah baik baik wahai manusia, saya hanya seorang manusia yang hampir didatangi oleh utusan Tuhanku ( malaikat Izroil ) maka saya harus pergi meninggalkanmu, dan aku tinggalkan kepadamu dua amanat yang berat. Yang pertama dari kedua amanat itu adalah Al-Quran yang terdapat petunjuk dan cahaya didalamnya, maka ambillah Kitab Alloh itu dan berpegang teguhlah dengannya. Maka beliau selalu menganjurkan untuk tetap berpegang teguh dengan Kitabulloh. Kemudian beliau bersabda, " Dan ahlul baitku, aku mengingatkanmu akan Alloh pada ahlil baitku, aku mengingatkanmu akan Alloh pada ahlil baitku ".

Ahlul bait disini adalah keluarga serta dzurriyah beliau Rosululloh SAW. Berkaitan dengan hadist ini, Allamah Asy-Syaikh Muslih bin Abdurrohman Mranggen dalam kitab An-Nurul Burhani, juz 2, Hal.11, menukil perkataan As-Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji, yang mengatakan dalam kitab Al-Lujjain Ad-Dani manaqibi Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani nya ;

قوله ( ومحبة وثيقة ) اى وكانت المحبة لآل الرسول الذى منهم سيدى الشيخ عبد القادر الجيلانى من فرض الدين لقوله تعالى : قل لا اسألكم عليه اجرا الا المودة في القربى.

Perkataan Sayyid Ja'far Al-Barzanji ( Kecintaan dan kepercayaan ) maksudnya bentuk kecintaan kepada keluarga Rosululloh yang termasuk diantaranya Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilany adalah merupakan perintah Agama sebagaimana firman Alloh Ta'ala ;
" Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan ( Suroh As-Syuro, ayat 23 ).

Kita mungkin tidak menjumpai era Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau dan para salafus sholih. Akan tetapi dengan mencintai beliau melalui berbagai bentuk pengamalan-pengamalan sunnahnya, mencintai sahabat dan orang-orang sholih dengan mengambil kemanfaatan dari kepribadian agung mereka akan mendekatkan kita kepada mereka, terlebih dalam ikatan robithoh hati kita akan sambung dengan hati mereka, bahkan bisa menjadi sarana wushul kepada Alloh.

Sahabat Ibnu Mas'ud r.a berkata ;

جاء رجل الي رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال ؛ يا رسول الله كيف تقول في رجل احب قوما ولم يلحق بهم. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : المرء مع من احب  ( متفق عليه )

Seorang laki-laki datang kepada Rosululloh SAW dan bertanya ; Wahai Rosululloh, bagaimanakah kalau seseorang cinta kepada satu kaum, akan tetapi tidak dapat berkumpul dengan mereka. Maka Rosululloh menjawab : Seseorang akan berkumpul bersama orang yang dicintai. ( Muttafaqun 'alaih )

* Syaikh Sayyid Abdul Waris mengatakan ;

خدمة الرجال سبب الوصال الى مولى الموالى.  ( مناقب الاوليآء للشيخ احمد صديق )

Pelayanan orang-orang yang mulia disisi Alloh itu menyebabkan wushul ( sampai ) kepada Alloh.  ( Manaqibul Auliya' Li Asy-Syaikh Ahmad Shiddiq )

* Imam Hasan Al-Bashri berkata ;

كل من اتبع طاعة الله لزمته مودته، ومن احب رجلا صالحا فكانما احب الله.   ( مناقب الاولياء للشيخ احمد صديق )

Orang-orang yang dapat di ikuti ketaatannya kepada Alloh, wajib dicintai. Dan barang siapa yang mencintai orang sholeh seperti cinta kepada Alloh.   ( Manaqibul Auliya' Karya Syaikh Ahmad Shodiq )

* Sulthonul 'Arifin Asy-Syaikh Abu Yazid Al-Busthomi berkata ;

احبب اوليآء الله ليحبوك فان الله تعالى ينظر الى قلوب اوليآءه، فلعله ينظر الى اسمك في قلب وليه فيغفر لك.

( مناقب الاولياء للشيخ احمد صديق )

" Cintailah para Wali Alloh agar mereka mencintaimu. Maka sesungguhnya Alloh melihat didalam hati para wali-Nya itu kemungkinan melihat pula namamu sehingga menjadi sebab diampuninya dosamu "

( Manaqib Auliya' , karya Syaikh Ahmad Shiddiq )

* Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i berkata dalam syairnya ;

احب الصالحين ولست منهم
لعلى ان انال بهم شفاعة

Aku mencintai orang-orang sholeh, walaupun aku bukan dari golongan mereka. Aku mencintai mereka dengan harapan aku memperoleh syafa'atnya.

Mudah-mudahan bermanfat.

—————
Danny Ma'shoum.
Sidoarjo. Kamis 23 April 2015.

Rabu, 22 April 2015

CARA MENGETAHUI TURUNNYA MALAM LAILATUL QODAR

SEKILAS KAJIAN TENTANG LAILATUL QODAR DAN CARA MENGETAHUI TURUNNYA MALAM LAILATUL QODAR MENURUT HARI AWAL MASUKNYA BULAN ROMADHON

Alloh azza wa jalla berfirman ;

(بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ) [Surat Al-Qadr : 1]

" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan ".

(وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ) [Surat Al-Qadr : 2]

" Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? "

(لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ) [Surat Al-Qadr : 3]

" Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan ".

(تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ) [Surat Al-Qadr : 4]

" Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan ".

(سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ) [Surat Al-Qadr : 5]

" Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ".

Malam lailatul qodar adalah suatu malam yang sangat agung, yang keagungannya lebih mulia daripada 1000 bulan, dan ini hanya ada dibulan Romadhon saja malam mulia itu dapat kita jumpai, yang mana kesempatan itu hanya satu tahun sekali terjadi. Dan ini adalah salah satu anugerah terbesar bagi kita selaku ummat Nabi Muhammad SAW, yang Alloh meridhoinya dalam naungan dinul Islam.

Pada malam lailatul qodar ini sebagian dari rahasia alam malakut terbuka. Sebagian dari tanda-tandanya dapat disaksikan ataupun dirasakan kehadirannya, terlebih bagi yang mendapatkan fadhol Alloh sehingga dapat melihat isyarat-isyarat itu dengan jelas. Sebagaimana yang di katakan oleh Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumiddin nya, Hal. 236, ketika menguak rahasia yang tersembunyi pada ayat pertama dari Suroh Al-Qodar ;

وليلة القدر عبارة عن الليلة التى ينكشف فيها شيئ من الملكوت وهو المراد بقوله تعالى — إنا انزلناه في ليلة القدر.

" Dan malam lailatul qodar itu, adalah malam yang terbuka padanya sesuatu dari alam malakut, dan inilah yang dimaksud pada firman Alloh, " Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan ".

Apa yang dikatakan oleh Imam Al-Ghozali diatas adalah bentuk isyarat dari Hadist Nabi SAW ;

ابواب السموات مفتوحة في ليلة القدر ما من عبد يصلى فيها الا جعل الله تعالى له بكل تكبيرة غرس شجرة فى الجنة لو سار الراكب في ظلها مائة عام لا يقطعها، وبكل ركعة بيتا في الجنة من در وياقوت وزبرجد ولؤلؤ، وبكل آية من قراءته فى الصلاة تاجا فى الجنة وبكل جلسة درجة من درجات الجنة، وبكل تسليمة حلة من حلل الجنة.

" Pada malam lailatul qodar, pintu-pintu langit terbuka. Tidak seorang sholat pada malam itu kecuali oleh Alloh di anugerahi untuk tiap rokaat sebuah pohon di surga yang apabila seorang berjalan dibawah bayangan pohon itu selama seratus tahun maka tidak akan terputus bayangan itu dari pandangannya, dan untuk setiap takbir akan dibangunkan oleh Alloh sebuah rumah di surga dari bahan mutiara, yaqut, zabarjad dan mutiara, dan untuk tiap-tiap yang dibaca dalam sholatnya dibuatkan sebuah mahkota di surga, serta tiap kali duduk dalam sholatnya satu derajat dari derajat-derajat di surga, dan untuk tiap salam dibuatkan seperangkat pakaian dari pakaian-pakaian surga ".
( keterangan hadist diatas saya nukil dari kitab Durrotun Nashihin fi al-Wa'dzi wal Irsyad, Hal. 272. Karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al Khoubawy, salah seorang ulama yang hidup pada kurun 13 H. )

Terbukanya pintu-pintu langit inilah kiranya yang dimaksud dari terbukanya alam malakut.

Adapun jatuhnya malam lailatul qodar pada masing-masing daerah yang mengalami perbedaan waktu, maka lailatul qodar ini berjalan memanjang seiring perbedaan mathla' dari masing-masing daerah, sehingga terjadinya lailatul qodar menurut malam masing-masing negara atau daerah yang mempunyai keterpautan waktu yang sangat panjang dengan daerah atau negara yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana dalam kitab Nihayatul Muhtaj, juz 3, Hal. 214 - 215 diterangkan ;

ثم يحتمل انها تكون عند كل قوم بحسب ليلهم فاذا كانت ليله القدر عندنا نهارا لغيرنا تأخرت الاجابة والثواب الي ان يدخل الليل عندهم، ويحتمل لزومها لوقت واحد وان كان نهارا بالنسبة لقوم وليلا بالنسبة الاخرين والظاهر الاول لينطبق عليه مسمى الليل عند كل منها اخذا مما قيل في ساعة الاجابة في يوم الجمعة انها تختلف باختلاف اوقات الخطب.

Lantas berpotensi sekali terjadinya lailatul qodar pada masing-masing bangsa sesuai malam yang dialami bangsa itu sendiri. Maka jika terjadi lailatul qodar ditempat kita pada malam harinya, maka selain daerah ( bangsa ) kita adalah waktu siang hari sebagai penundaan waktu ( jatuhnya lailatul qodar ) dan perolehan sampai masuknya waktu malam didaerah mereka . Dan berpotensi pula penetapan lailatul qodar pada satu waktu, jika waktu siang dinisbatkan pada satu bangsa dan waktu malam pada bangsa lainnya, serta yang pertama kali terlihat dapat berlaku pada daerah itu sebagai penyebutan  malam lailatul qodar dari tiap-tiap malam yang mereka dapati. Dan dikatakan bahwa didalam waktu ijabah ( datangnya lailatul qodar ) yaitu pada hari jum'at , bahwa hal itu berbeda-beda ( pada tiap bangsa ) disebabkan perbedaan masa atau waktu yang berlaku.

Dalam masalah jatuhnya malam lailatul qodar, sebagian ulama masih ikhtilaf, sebagaimana Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir menuturkan pada halaman 273 ;

واختلفوا في وقتها : فقال بعضهم إنها كانت في عهد رسول الله ثم رفعت. وذهب عامة المشايخ الى انها باقية الى يوم القيامة. واختلفوا فى تلك الليلة : فقال بعضهم اول ليلة من رمضان. وقال بعضهم ليلة سبعة عشر. وقال الاكثر في العشر الأخير من رمضان. واتفق عامة الصحابة والعلماء على انها ليلة سبع وعشرين من رمضان.

" Para ulama berselisih pendapat tentang waktunya. Sebagian berkata bahwa lailatul qodar hanya terjadi dimasa hidup Rosululloh saja. Dan sebagian yang lain berkata bahwa lailatul qodar tetap ada sampai hari kiamat. Dan berselisih pula para ulama tentang tanggalnya, sebagian berkata bahwa malam pertama bulan Romadhon, sebagian lain berpendapat malam tanggal 17 Romadhon, dan golongan terbanyak berpendapat diantara malam-malam sepuluh terakhir dari bulan Romadhon, dan bahkan ada yang memastikan tanggal 27 bulan Romadhon ".

Adapun cara mengetahui jatuhnya malam lailatul qodar, jika kita mengacu pada apa yang di katakan Imam Al-Ghozali bahwa lailatul qodar adalah malam yang terbuka padanya sesuatu dari alam malakut, maka tidak bisa tidak, hanya golongan Ulama yang khowas atau ahlut tamkin saja yaitu orang-orang yang sudah mapan dalam maqom haqiqot dan makrifat billah yang mampu dengan karunia Alloh melihat rahasia-rahasia alam malakut, terutama sekali waktu dan tanggal akan jatuhnya malam lailatul qodar dari tiap-tiap masa.
Sebagai solusi dari perbedaan diatas, saya menukil perkataan Al-Quthb al-Ghouts Sulthonul Auliya' As-Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a sebagaimana yang tertulis dalam kitab Manaqibus Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili al waliy al quthb al ghouts , halaman 47 — yang disusun oleh KHR. Muhaiminan Gunardo Parakan-Temanggung, yang merupakan nukilan beliau dari berbagai referensi kitab seperti Mafakhirul Alygoh fi ma'atsiris Syadziliyyah, Thobaqotul Auliya lil Imam Abdul Wahab Asy-Sya'roni, An-Nurul Jali fi Manaqibisy Syaikh Abil Hasan Asy-Syadzili , waghoiru dzalik. Dimana dalam Hal. 47 tersebut dituturkan ;

" Syaikh Abil Hasan Asy-Syadzili selalu mengerti ( melihat ) lailatul qodar mulai baligh sampai wafat. Sehingga beliau bisa berkata ;

* Apabila puasa dimulai hari Ahad, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 29.

* Apabila puasa dimulai hari Senin, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 21.

* Apabila puasa dimulai hari selasa, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 27.

* Apabila puasa dimulai hari Rabu, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 19.

* Apabila puasa dimulai hari Kamis, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 25.

* Apabila puasa dimulai hari Jum'at, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 17.

* Apabila puasa dimulai hari Sabtu, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 23.

Ini adalah persaksian dari golongan kaum muqorrobin dan 'arifin yang dianugerahi oleh Alloh kemampuan yang luar biasa sehingga dapat menyaksikan secara langsung rahasia dan isyarat-isyarat yang terdapat pada malam 1000 bulan ini.

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa jatuhnya malam lailatul qodar ada pada malam-malam sepuluh akhir bulan Romadhon, hal ini dapat dibenarkan jika melihat banyaknya tanggal-tanggal ganjil yang jatuh pada malam-malam tersebut dari mulai tanggal 21, 23, 25, 25, 27 dan 29. Akan tetapi jika melihat nuzulul Quran yang Alloh turunkan pada malam lailatul qodar bertepatan pada tanggal 17 Romadhon, maka bisa dibenarkan juga dikarenakan tanggal 17 Romadhon adalah tonggak awal pertama kali Al-Quran diturunkan bersamaan dengan moment jatuhnya malam lailatul qodar. Sebagaimana ayat :

(شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) [Surat Al-Baqara : 185]

" (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ".

Banyak sekali pendapat-pendapat yang memperkuat bahwa Al-Quran diturunkan pada tanggal 17 Romadhon. Disini saya cukupkan dua kitab saja sebagai ta'bir diatas ;

(1). Al-Qostholani, juz 7, Hal. 8 ;

وفى قول حكاه القرطبى فى المفهم انها ليلة نصف شعبان او هي ليلة سبع عشرة من رمضان رواه ابن ابي شيبة والطبرانى من حديث زيد ابن ارقام.

Dan didalam satu qoul, Al-Qurthubi menceritakan didalam kitab Al-Mufhim bahwa  turunnya malam nuzulul Quran adalah malam nisfu sya'ban atau ia diturunkan pada malam 17 dari bulan Romadhon. Ibnu Abi Syaibah dan At-Thobroni meriwayatkan dari hadist Zaid bin Arqom.

(2). Al-anwarul Muhammadiyyah, Hal. 38

ولما بلغ رسول الله صلى الله عليه وسلم اربعين سنة بعثه الله تعالى رحمة للعالمين ورسولا الى كافة الثقلين وكان ذلك يوم الاثنين لسبع عشرة خلت من رمضان فكان من نزول اقراء .

Dan ketika Rosululloh SAW sampai pada usia 40 tahun, maka Alloh SWT mengutusnya sebagai pembawa rohmat bagi seluruh alam dan selaku Rosul bagi segenap tanggung jawab yang diembannya dan hal tersebut terjadi hari Senin pada tanggal 17 bulan Romadhon dan  hari itu menjadi moment dari turunnya suroh Iqro' ( Al-Alaq ).

Mudah-mudahan bermanfaat.
————
Danny Ma'shoum, Sidoarjo 19-04-2015.

Senin, 06 April 2015

SEPUTAR HUKUM-HUKUM BERKAITAN DENGAN MASALAH KE-QUR'AN AN

BEBERAPA KAJIAN HUKUM-HUKUM SEPUTAR MASAIL QUR'AN
——————————

(1). DASAR SEBUTAN AL HAFIDZ ATAU AL-HAMIL BAGI PENGHAFAL AL-QUR'AN

Sebutan Al Hafidz dengan Al Hamil, bagi penghafal Quran adalah sama saja, sama baiknya dan sama benarnya. Hanya saja dalam konteks sekarang lebih tepatnya dengan sebutan Al Hafidz.

ta'bir kitab :

١. المعجم الوسيط، الجزء الاول، ص ١٨٥.
الحافظ : من يحفظ القرآن الكريم او من يحفظ عددا عظيما من الحديث.

1. Kitab Al Mu'jamul Wasith, juz 1, Hal. 185.

Al Hafidz : yaitu orang yang menjaga / menghafal Al Quran Al Kariim, atau orang yang menghafal dalam jumlah besar dari Hadist Nabi SAW.

٢. مختار الصحاح، ص ١٥٦.

قلت وكذا ذكر ثقلت في الفصيح و ( الحملة ) بفتحتين جمع حامل يقال هم حملة العرش وحملة القرآن.

2. Kitab Mukhtarus Shohah, Hal. 156.
Aku berkata " seperti halnya  pentingnya kefasihan didalam membaca Al Quran. dan lafadz " Al Hamalah " bentuk jamak dari lafadz " Haamil ". Dikatakan ; mereka yang memikul Arsy dan Al Quran.

٣. المعجم الوسيط، ج ١ / ١١٩ —مادة : ح م ل.

( حملت ) المرأة—حملا. الى ان قال ؛ و—القرآن. ونحوه : حفظه وعمل به.

3. Kitab Al Mu'jamul Wasith, jilid 1, Hal. 119 pada materi lafad ح م ل / حمل.

Perempuan itu mengandung / membawa beban—sampai pada perkataan ; " Dan—Al Quran ( — maksudnya membawa / menopang ). semisal ; Menghafalnya dan mengamalkannya.

——————

(2). HUJJAH SEPUTAR MENETESNYA DARAH SAYYIDINA UTSMAN IBN AFFAN PADA SEBAGIAN AYAT AL-QUR'AN

Hujjah hikayat menetesnya darah Sayyidina Utsman Ibn Affan RA pada ayat " فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم ".

الاستعاب بهامش الاصابة, الجزء الثالث , ص 76-78
ونصه , قال الواقدي قتل عثمان يوم الجمعة..الي ان قال..واكثرهم يروي ان قطرة او قطرات من دمه سقطت علي المصحف علي قوله جلا وعلا " فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم.

Didalam Kitab Al Isti'ab bihamisy Al Ashobah, juz 3, Hal, 76-78, pada nash,: Telah berkata Imam Al Waqidy, Sayyidina Utsman ibn Affan dibunuh pada hari jum'at---sampai pada perkataan---- Sebagian besar dari mereka ( Jumhur Ulama' ) meriwayatkan bahwa sesungguhnya tetesan atau tetesan2 dari darah beliau ( Sayyidina Utsman ) jatuh pada Mushaf pada ayat " Fa sayakfiikahumulloh wahuwas samii'ul 'aliim.

وفي تفسير ابن كثير الجزء الاول, ص 188.
ونصه, قال ابن ابي حاتم قرأ علي يونس ابن عبد الاعلي...الي قوله..فوقع الدم علي " فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم

Dan didalam tafsir ibnu Katsir, juz awal, Hal. 188, pada Nash, Telah berkata Imam ibnu Abi Hatim yang telah membacakan kepada Yunus ibn 'Abdul A'laa...sampai pada perkataan...maka jatuhlah ( menetes ) darah Sayyidina Utsman pada ayat," Fa sayakfiikahumulloh wahuwas samii'ul 'aliim.

—————

(3). MARJI' TENTANG LARANGAN MENGAMBIL NAFAS DITENGAH-TENGAH MEMBACA AL-QUR'AN

Tidak diperbolehkan mengambil nafas sewaktu membaca Al-Quran ditengah-tengah kalimat, kecuali memang benar-benar ada hajat atau dalam keadaan dhorurot. Adapun ta'bir kitabnya adalah ;

النشر في القراءآت العشر, الجزء الاول, صحيفة 242.
( خامسها ) ان التنفس علي الساكن في نحو ; الأرض, والآخرة, وقرآن و مسؤلا ; ممنوع اتفاقا كما لا يجوز التنفس علي الساكن في نحو ; الخالق, والبارئ, وفرقآن, ومسحورا ; اذ تنفس في وسط الكلمة لا يجوز.

(1). An-Nasyr fii Qiroatil 'Asyr, Juz 1, Hal. 242.

Sesungguhnya mengambil nafas bagi orang yang menghentikan ( bacaan ) semisal pada lafadz ," Al ardhu, wal aakhirotu, wa qur'aana, wa mas'ulan " adalah dilarang menurut kesepakatan ulama', sebagaimana tidak diperbolehkan mengambil nafas baginya semisal pada lafadz ," Alkholiqu, walbaari`u, wa furqoona, wa mashuuron ", jika ia mengambil nafasnya ditengah-tengah kalimat ( yang dibaca ), maka tidak boleh.

وفي حاشية بجيرمي خطيب, الجزء الاول, ص 374.
( فرع ) اخر الوجه جواز تقطيع حروف القرآن في القرآءة في التعليم للحاجة الي ذلك. اه

(2). Didalam kitab Hasyiyah Bujairomi Khotib, Juz 1, Hal. 374.

( cabang ). Pendapat lain mengatakan boleh memutus huruf ( ayat ) Al-Quran didalam pembacaan dalam pembelajaran karena adanya hajat tersebut.

——————

(4). HUKUM MENULIS AYAT AL QURAN BAGI MUHDIST ( Orang yang berhadast )

التبيان في اداب حملة القرآن، ص. ١٩٢

فصل : ويحرم علي المحدث مس /  مصحف وحمله، سواء حمله بعلاقته او بغيرها، وسواء مس نفس المكتوب او الحواشي او الجلد، ويحرم مس الخريطة والغلاف والصندوق اذا كان فيهن المصحف. هذا هو المذهب المختار، وقيل لا تحرم هذه الثلاثة، وهو ضعيف. ولو كتب القرآن في لوح فحكمه حكم المصحف، سواء قل المكتوب او كثر حتى لو كان بعض اية كتب للدراسة حرم مس اللوح.

At-Tibyan fii Adaabi Hamalatil Qur'an, Hal. 192 ,Karya Imam An-Nawawiy Damaskus, pada nash ;
Pasal : Diharamkan atas orang yang berhadast menyentuh mushaf atau membawanya, baik membawanya dengan pegangannya atau dengan lainnya, baik ia menyentuh tulisannya atau tepinya atau kulitnya. Diharamkan pula menyentuh wadah dan sampul serta kotak tempat mushaf itu berada, inilah madzhab yang terpilih. Ada yang mengatakan bahwa ketiga macam ini tidak diharamkan akan tetapi pendapat ini lemah. Andaikata Al-Quran ditulis pada sebuah papan, maka hukumnya sama dengan hukum mushaf itu sendiri, baik tulisannya sedikit ataupun banyak. Bahkan seandainya hanya sebagian ayat yang ditulis untuk belajar tetap diharamkan menyentuh papan tersebut.

————

(5). HUKUM MENULIS AL-QURAN DENGAN HURUF LATIN ('AJAMIYYAH )

Seringkali kita jumpai banyak penulisan penggalan ayat-ayat Al-Quran dalam sebuah komentar-2 menggunakan tulisan latin. Dan alasan yang paling original sekali adalah Keyboard Hp belum terinstal Arabic keyboard, atau alasan klasik, Hp Jadul, atau karakter font tidak mendukung penulisan teks arab.
Bagaimana tinjauan fiqh dalam Hal ini.

Marji' (1).
Kitab I'anatut Tholibin, Hal. 68 ;

وكتابته بالعجمية اى يحرم كتابته بالعجمية ورايت في فتاوى العلامة ابن حجر انه سئل هل يحرم كتابة القرآن بالعجمية كقرائته فاجاب رحمه الله بقوله قضية ما في المجموع عن الاصحاب التحريم.

" Menulisnya dengan tulisan latin, yaitu diharamkan menulisnya dengan tulisan 'ajam / latin, dan saya melihat didalam kitab Fatawa 'Allamah Imam Ibnu Hajar bahwa sesungguhnya beliau ditanya tentang apakah hukum menulis Al-Quran dengan tulisan latin sebagaimana pembacaannya. Maka beliau rohimahulloh menjawab dengan perkataannya bahwa keharaman itu sudah menjadi keputusan mayoritas Sahabat.

—————

(6). HUKUM SEPUTAR KESUNNAHAN MENCIUM MUSHAF.

Sunnah mencium Mushaf sebagaimana qiyas kesunnahan mencium Hajar Aswad..

نهاية القول المفيد, صحيفة 244.
ونصه ; ويستحب تقبيل المصحف بالقياس علي تقبيل الحجر الاسود لانه هدية من الله عز وجل فشرع تقبيله, ويستحب تطييبه وتعظيمه

Dalam Kitab Nihayatul Qoulil Mufid, Hal. 244.
" Dianjurkan mencium Mushaf dengan qiyas terhadap diperbolehkannya mencium Hajar Aswad. Karena itu merupakan hadiah dari Alloh azza wajalla, maka di Syariatkan menciumnya, dan dianjurkan memberi wewangian dan memuliakanya.

—————

(7). MARJI' TENTANG DASAR RUNTUTAN BACAAN SECARA KESINAMBUNGAN SETELAH KHOTMIL QUR'AN

Seringkali kita jumpai pada acara / moment simaan Quran / khotmil Quran, Qori masih melanjutkan bacaan setelah suroh An-Naas disambung bacaan Al Fatihah kemudian Alif Laam Miim sampai pada " ulaaika humul muflihuun " kemudian disambung lagi bacaan akhir suroh Al Baqoroh ( Aamanar rosuul — anta maulaana fanshurnaa ' alal qoumil kaafiriin ), dan ternyata hal ini juga dilakukan Nabi SAW.

١. سراج القارئ المبتدئ، ص. ٤٠٠

تكميل : في مسائل تتعلق بالحتم. الاول ثبت النص عن المكى من رواية البزي وقنبل وغيرهما ان من قرأ وختم الي آخر الناس قرأ الفاتحة والي المفلحون من اول البقرة وشاع العمل بهذا في سائر بلاد المسلمين في قراءة العرب وغيرها للمكى وغيره سواء انوى ختم ما شرع فيه ام لا ولهم علي ذلك ادلة منها ما هو مأثور عن النبي صلي الله عليه وسلم ومنها ما هو عن السلف ومنها ما هو عن المقتدي بهم من الخلف فقد روي عن المكى من طرق عن درباس مولذ ابن عباس عن عبد الله ابن عباس عن ابي ابن كعب رضي الله عنهم عن النبي صلي الله عليه وسلم انه كان اذا قرأ قل اعوذ برب الناس افتتح من الحمد ثم قرأ من البقرة الي واولئك هم المفلحون ثم دعا بدعاء الختم ثم قام.

Didalam kitab Sirojul Qori' Al Mubtadi', Hal. 400.

Penyempurnaan ; didalam masalah yang berkaitan dengan khotmil Quran. Pertama ,penetapan nash dari Al-Makki dari riwayat Imam Al-Bazzi dan Imam Qunbul dan selain keduanya, bahwa sesungguhnya amaliyah ini, yaitu orang yang membaca dan mengkhotamkan ( bacaan Al Quran ) sampai akhir suroh An-Naas, lalu ( dilanjutkan ) membaca Al-Fatihah sampai pada " Ulaaika humul muflihuun " dari awal suroh Al-Baqoroh sudah menjadi amaliyah yang tersebar luas di seluruh negara-negara Islam ( baik ) amliyyah bacaan di negara Arab sendiri maupun negara selainnya.
Dan bagi Al Makkiy dan selainnya sama saja, apakah didalam khotmil Quran disyariatkan begitu atau tidak. Dan ada beberapa petunjuk bagi mereka terhadap hal tersebut, setengah daripadanya adalah apakah ( amaliyah ) itu perbuatan Nabi SAW, ataukah dari amaliyah para Ulama salaf, ataukah meneladani dari amaliyyah para Ulama kholaf, maka sungguh telah diriwayatkan dari Al Makkiy dari jalur Dirbaas , hamba sahaya dari Ibnu Abbas dari Abdulloh Ibnu Abbas dari Ubay Ibn Ka'ab ( mudah2 Alloh meridhoi mereka semua ) dari Nabi SAW, sesungguhnya ada pada diri beliau ketika membaca " Qul a'uudzu birobbin Naas " membukanya dengan bacaan tahmid kemudian membaca ( sebagian ayat ) dari suroh Al-Baqoroh sampai pada ayat " wa ulaaika humul muflihuun ", kemudian berdoa dengan doa khotmil Quran, lalu beliau berdiri.

Kesimpulan saya pribadi, jika mengacu pada keterangan diatas, maka tambahan seperti bacaan ayat kursiy lalu berlanjut pada " aamanar rasuul...dst sampai akhir suroh Al Baqoroh, adalah sebagai pelengkap saja, jadi diambil bagian awal suroh yaitu Alif Laam Miim—wa ulaaika humul muflihuun, kemudian bagian tengah suroh Al-Baqoroh, yaitu dimulai dari bacaan ayat kursiy saja, kemudian diambil pada bagian akhir suroh Al Baqoroh, yaitu mulai dari ayat " Aamanar rosuulu—fanshurnaa alal qoumil kaafiriin ". Semata-mata ikhtiar Ulama kita dalam rangka tabarrukan Suroh Al-Baqoroh dan hikmahnya bahwa dengan berakhirnya suroh An-Naas bukan berarti pembacaan telah selesai, karena untuk membaca serta mengkaji dan menggali potensi yang ada pada ayat2 Al Quran tidak akan pernah selesai sampai kita meninggal, sebab terus akan menimbulkan ilmu baru dengan semakin lama dibaca dan diulang akan banyak hal2 baru yang akan terungkap.

——————

(8). HUKUM MEROKOK DIDALAM MAJELIS SIMA'AN / KHOTMIL QURAN.

Merokok bagi seorang santri seolah menjadi style yang tak dapat dipisahkan dari aktifitas sehari-harinya, bahkan seolah belum lengkap jika tidak disertai kopi sebagai penyanding. Tak terkecuali santri Huffadz, yang dalam aktifitas mudarosahnya , simaan, maupun khotmil Quran dalam skala halaqoh2 kecil maupun besar, pasti diantaranya tak lepas dari seorang perokok. Sehingga pada saat moment tersebut seringkali kita jumpai selepas baca Al-Quran 1-2 juz lantas kemudian me-rileks-kan diri sambil merokok.
Nah..bagaimana hal ini menurut tinjauan fiqih dalam kaitannya dengan Lihurmatil Qur'an.

Dalam kitab Faidhul Khobir, Hal. 173. disebutkan begini ;

ويحرم ايضا قراءة القرآن بحضرة من يشرب الدخان او يستنشق تابغا وفاعل ذلك ممقوت عند الله وعند المؤمنين. وبالجملية فيجب على القارئ ان يحافظ على منزلة القرآن ومكانته العظيمة.

" Dan diharamkan pula membaca Al Quran dihadapan perokok atau orang yang menghisap tembakau, dan pelakunya dibenci menurut pandangan Alloh dan orang2 mu'min. Dan demi menjaga kelestarian ( keindahan suasana ) maka wajib bagi Qori' menjaga kedudukan ( kehormatan ) AlQuran serta  tempat pembacaan AlQuran yang agung tersebut.

Kemudian dalam kitab Tsamrotur Roudhoh, Hal. 23.

مسئلة : ما حكم شرب الدخان عند قارئ القرآن وبينهما قدر ثلاث اذرع فهل يعد في مجلس القران فيحرم او لا.
الجواب : حرام حيث اعتد انهما في مجلس واحد كما صرح به في " السم القاتل " نقلا عن قول الشبراوى الشافعي في شرح ورد السحر. وعبارته : قال شيخنا محمد السباعى الذي ندين الله عليه حرمة شرب الدخان في مجلس القران ولا وجه للكراهة قلنا نقول مثل ما قال الامام الشيخ المذكور بل نقل الامام الحنفي عن بعض اشياخه العارفين ان شربه في مجلس القرآن يخشى منه سوء الخاتمة اعاذنا الله تعالي منها بمنه وكرمه انه جواد الكريم.

Mas'alah : " Apa hukum merokok disamping pembaca Al-Qur'an yang diantara keduanya terdapat jarak sekitar 3 dziro' /hasta, apakah masih termasuk dalam  majelis Qur'an itu sendiri, dan hal itu diharamkan atau tidak..?

Jawaban ; " Sekiranya antara keduanya itu masih terbilang satu majelis, maka Haram ( hukumnya ) sebagaimana hal tersebut dijelaskan pada bab As Sammul Qotil (Membunuh dengan cara meracuni ) menukil pendapat dari Imam As Sibrowy Asy-Syafi'i didalam Syarah wird As Sihr. pada ungkapannya : " Telah berkata guru kami Muhammad As Siba'iy yang sangat religius tentang keharaman merokok dimajelis Quran bahwa ( hal tersebut ) " tidak ada pendapat yang me makruhkan nya".
Kami mengatakan sebagaimana yang kami nukil dari perkataan Syaikh tersebut. Bahkan Imam Hanafi menukil keterangan dari beberapa gurunya dari golongan kaum 'Arifin ( Arifubillah ) bahwa merokok di majelis Quran dikhawatirkan daripadanya su'ul khotimah, semoga Alloh melindungi kami dengan anugerahNya serta kedermawananNya, sesungguhnya Dia Dzat Maha Pemurah lagi Dermawan.

(*) Keterangan diatas saya terjemahkan dari kitab " Syurbatudz Dzhom`an fii Qhororoti Mabaahitsati Masaailil Qur'an Lirobhithotil huffadz li Ma'hadi Yanbu'ul Majlis Nuzulus Sakinah Qur'an,  Majlis Nuzulus Sakinah, Hal. 18-19.

——————

(9). HUKUM MENYENTUH TAFSIR AL-QUR'AN BAGI ORANG YANG HADAST.

Hukum menyentuh AlQuran terjemah atau Tafsir bagi muhdist ( orang yang hadast ) itu ditafshil ;
1. Apabila teks AlQurannya lebih banyak, hukumnya Haram.
2. Apabila teks Al Quran dan Tafsirnya sama, atau disangsikan banyak sedikitnya, maka ada Khilaf dikalangan jumhur Ulama, menurut Imam Ibnu Hajar hukumnya Makruh, sedang menurut Ulama lainnya Haram.
3. Apabila Tafsir dan Terjemahnya lebih banyak, hukumnya Makruh.

قرة العين بفتاوى اسماعيل الزين , ص 51.
ما نصه , وعبارته, س: ما قولكم فيمن مس القرآن مع ترجمة وكذلك حمله وهو محدث.
ج :
والله سبحانه وتعالى الموفق للصواب ان ترجمة القرآن ذاته لا تجوز فان كانت الترجمة لمعناه فهي كالتفسير فلها حينئذ حكم التفسير فان كانت اكثر من القرآن الفاظا جاز للمحدث حملها مع القران وكذلك ان كانت مساوية فان كانت اقل من الفاظ القران فلا يجوز للمحدث مسها ولا حملها تغليبا للقرآن الكريم والله اعلم.

Ta'bir kitab lain bisa dirujuk pada ;
1. Nihaayatuz Zen, Hal. 33.
2. Kasyifatus Saja', Hal. 30.
3. Hasyiyah I'anatut Tholibin ma'a Hamisyha, Juz 1, Hal. 66-67. pada bab فصل في شروط الصلاة
4. Hasyiyah Sulaiman Jamal 'ala Syarhil Minhaj, Juz 1, Hal. 77 pada باب الاحداث
5. Faidhul Khobir, Hal. 23, pada nash " Qouluhu hamluhu fii mataa' ". dan Hal. 26.

Adapun khusus menyentuh Tafsir atau Terjemah AlQuran yang formatnya terpisah ( seperti Al Quran dan terjemah cetakan Kudus ) dan yang disentuh adalah teks AlQuran nya, atau paling tidak lebih banyak menyentuh teks Al Quran nya, maka hukumnya tetap HARAM, sebagaimana hasil bahtsul masail Quran Majlis Nuzulus Sakinah, Yanbu'ul Quran, Kudus.
Lihat dikitab :

( شربة الظمآن, في قرارات مباحثة مسائل القرآن, ص 91-93 )

Selamat menerjuni dunia Al Quran.

Bersambung....

( Danny Ma'shoum )