SEKILAS KAJIAN TENTANG LAILATUL QODAR DAN CARA MENGETAHUI TURUNNYA MALAM LAILATUL QODAR MENURUT HARI AWAL MASUKNYA BULAN ROMADHON
Alloh azza wa jalla berfirman ;
(بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ) [Surat Al-Qadr : 1]
" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan ".
(وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ) [Surat Al-Qadr : 2]
" Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? "
(لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ) [Surat Al-Qadr : 3]
" Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan ".
(تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ) [Surat Al-Qadr : 4]
" Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan ".
(سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ) [Surat Al-Qadr : 5]
" Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ".
Malam lailatul qodar adalah suatu malam yang sangat agung, yang keagungannya lebih mulia daripada 1000 bulan, dan ini hanya ada dibulan Romadhon saja malam mulia itu dapat kita jumpai, yang mana kesempatan itu hanya satu tahun sekali terjadi. Dan ini adalah salah satu anugerah terbesar bagi kita selaku ummat Nabi Muhammad SAW, yang Alloh meridhoinya dalam naungan dinul Islam.
Pada malam lailatul qodar ini sebagian dari rahasia alam malakut terbuka. Sebagian dari tanda-tandanya dapat disaksikan ataupun dirasakan kehadirannya, terlebih bagi yang mendapatkan fadhol Alloh sehingga dapat melihat isyarat-isyarat itu dengan jelas. Sebagaimana yang di katakan oleh Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumiddin nya, Hal. 236, ketika menguak rahasia yang tersembunyi pada ayat pertama dari Suroh Al-Qodar ;
وليلة القدر عبارة عن الليلة التى ينكشف فيها شيئ من الملكوت وهو المراد بقوله تعالى — إنا انزلناه في ليلة القدر.
" Dan malam lailatul qodar itu, adalah malam yang terbuka padanya sesuatu dari alam malakut, dan inilah yang dimaksud pada firman Alloh, " Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan ".
Apa yang dikatakan oleh Imam Al-Ghozali diatas adalah bentuk isyarat dari Hadist Nabi SAW ;
ابواب السموات مفتوحة في ليلة القدر ما من عبد يصلى فيها الا جعل الله تعالى له بكل تكبيرة غرس شجرة فى الجنة لو سار الراكب في ظلها مائة عام لا يقطعها، وبكل ركعة بيتا في الجنة من در وياقوت وزبرجد ولؤلؤ، وبكل آية من قراءته فى الصلاة تاجا فى الجنة وبكل جلسة درجة من درجات الجنة، وبكل تسليمة حلة من حلل الجنة.
" Pada malam lailatul qodar, pintu-pintu langit terbuka. Tidak seorang sholat pada malam itu kecuali oleh Alloh di anugerahi untuk tiap rokaat sebuah pohon di surga yang apabila seorang berjalan dibawah bayangan pohon itu selama seratus tahun maka tidak akan terputus bayangan itu dari pandangannya, dan untuk setiap takbir akan dibangunkan oleh Alloh sebuah rumah di surga dari bahan mutiara, yaqut, zabarjad dan mutiara, dan untuk tiap-tiap yang dibaca dalam sholatnya dibuatkan sebuah mahkota di surga, serta tiap kali duduk dalam sholatnya satu derajat dari derajat-derajat di surga, dan untuk tiap salam dibuatkan seperangkat pakaian dari pakaian-pakaian surga ".
( keterangan hadist diatas saya nukil dari kitab Durrotun Nashihin fi al-Wa'dzi wal Irsyad, Hal. 272. Karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al Khoubawy, salah seorang ulama yang hidup pada kurun 13 H. )
Terbukanya pintu-pintu langit inilah kiranya yang dimaksud dari terbukanya alam malakut.
Adapun jatuhnya malam lailatul qodar pada masing-masing daerah yang mengalami perbedaan waktu, maka lailatul qodar ini berjalan memanjang seiring perbedaan mathla' dari masing-masing daerah, sehingga terjadinya lailatul qodar menurut malam masing-masing negara atau daerah yang mempunyai keterpautan waktu yang sangat panjang dengan daerah atau negara yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana dalam kitab Nihayatul Muhtaj, juz 3, Hal. 214 - 215 diterangkan ;
ثم يحتمل انها تكون عند كل قوم بحسب ليلهم فاذا كانت ليله القدر عندنا نهارا لغيرنا تأخرت الاجابة والثواب الي ان يدخل الليل عندهم، ويحتمل لزومها لوقت واحد وان كان نهارا بالنسبة لقوم وليلا بالنسبة الاخرين والظاهر الاول لينطبق عليه مسمى الليل عند كل منها اخذا مما قيل في ساعة الاجابة في يوم الجمعة انها تختلف باختلاف اوقات الخطب.
Lantas berpotensi sekali terjadinya lailatul qodar pada masing-masing bangsa sesuai malam yang dialami bangsa itu sendiri. Maka jika terjadi lailatul qodar ditempat kita pada malam harinya, maka selain daerah ( bangsa ) kita adalah waktu siang hari sebagai penundaan waktu ( jatuhnya lailatul qodar ) dan perolehan sampai masuknya waktu malam didaerah mereka . Dan berpotensi pula penetapan lailatul qodar pada satu waktu, jika waktu siang dinisbatkan pada satu bangsa dan waktu malam pada bangsa lainnya, serta yang pertama kali terlihat dapat berlaku pada daerah itu sebagai penyebutan malam lailatul qodar dari tiap-tiap malam yang mereka dapati. Dan dikatakan bahwa didalam waktu ijabah ( datangnya lailatul qodar ) yaitu pada hari jum'at , bahwa hal itu berbeda-beda ( pada tiap bangsa ) disebabkan perbedaan masa atau waktu yang berlaku.
Dalam masalah jatuhnya malam lailatul qodar, sebagian ulama masih ikhtilaf, sebagaimana Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir menuturkan pada halaman 273 ;
واختلفوا في وقتها : فقال بعضهم إنها كانت في عهد رسول الله ثم رفعت. وذهب عامة المشايخ الى انها باقية الى يوم القيامة. واختلفوا فى تلك الليلة : فقال بعضهم اول ليلة من رمضان. وقال بعضهم ليلة سبعة عشر. وقال الاكثر في العشر الأخير من رمضان. واتفق عامة الصحابة والعلماء على انها ليلة سبع وعشرين من رمضان.
" Para ulama berselisih pendapat tentang waktunya. Sebagian berkata bahwa lailatul qodar hanya terjadi dimasa hidup Rosululloh saja. Dan sebagian yang lain berkata bahwa lailatul qodar tetap ada sampai hari kiamat. Dan berselisih pula para ulama tentang tanggalnya, sebagian berkata bahwa malam pertama bulan Romadhon, sebagian lain berpendapat malam tanggal 17 Romadhon, dan golongan terbanyak berpendapat diantara malam-malam sepuluh terakhir dari bulan Romadhon, dan bahkan ada yang memastikan tanggal 27 bulan Romadhon ".
Adapun cara mengetahui jatuhnya malam lailatul qodar, jika kita mengacu pada apa yang di katakan Imam Al-Ghozali bahwa lailatul qodar adalah malam yang terbuka padanya sesuatu dari alam malakut, maka tidak bisa tidak, hanya golongan Ulama yang khowas atau ahlut tamkin saja yaitu orang-orang yang sudah mapan dalam maqom haqiqot dan makrifat billah yang mampu dengan karunia Alloh melihat rahasia-rahasia alam malakut, terutama sekali waktu dan tanggal akan jatuhnya malam lailatul qodar dari tiap-tiap masa.
Sebagai solusi dari perbedaan diatas, saya menukil perkataan Al-Quthb al-Ghouts Sulthonul Auliya' As-Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a sebagaimana yang tertulis dalam kitab Manaqibus Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili al waliy al quthb al ghouts , halaman 47 — yang disusun oleh KHR. Muhaiminan Gunardo Parakan-Temanggung, yang merupakan nukilan beliau dari berbagai referensi kitab seperti Mafakhirul Alygoh fi ma'atsiris Syadziliyyah, Thobaqotul Auliya lil Imam Abdul Wahab Asy-Sya'roni, An-Nurul Jali fi Manaqibisy Syaikh Abil Hasan Asy-Syadzili , waghoiru dzalik. Dimana dalam Hal. 47 tersebut dituturkan ;
" Syaikh Abil Hasan Asy-Syadzili selalu mengerti ( melihat ) lailatul qodar mulai baligh sampai wafat. Sehingga beliau bisa berkata ;
* Apabila puasa dimulai hari Ahad, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 29.
* Apabila puasa dimulai hari Senin, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 21.
* Apabila puasa dimulai hari selasa, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 27.
* Apabila puasa dimulai hari Rabu, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 19.
* Apabila puasa dimulai hari Kamis, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 25.
* Apabila puasa dimulai hari Jum'at, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 17.
* Apabila puasa dimulai hari Sabtu, maka lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 23.
Ini adalah persaksian dari golongan kaum muqorrobin dan 'arifin yang dianugerahi oleh Alloh kemampuan yang luar biasa sehingga dapat menyaksikan secara langsung rahasia dan isyarat-isyarat yang terdapat pada malam 1000 bulan ini.
Adapun pendapat yang mengatakan bahwa jatuhnya malam lailatul qodar ada pada malam-malam sepuluh akhir bulan Romadhon, hal ini dapat dibenarkan jika melihat banyaknya tanggal-tanggal ganjil yang jatuh pada malam-malam tersebut dari mulai tanggal 21, 23, 25, 25, 27 dan 29. Akan tetapi jika melihat nuzulul Quran yang Alloh turunkan pada malam lailatul qodar bertepatan pada tanggal 17 Romadhon, maka bisa dibenarkan juga dikarenakan tanggal 17 Romadhon adalah tonggak awal pertama kali Al-Quran diturunkan bersamaan dengan moment jatuhnya malam lailatul qodar. Sebagaimana ayat :
(شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) [Surat Al-Baqara : 185]
" (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ".
Banyak sekali pendapat-pendapat yang memperkuat bahwa Al-Quran diturunkan pada tanggal 17 Romadhon. Disini saya cukupkan dua kitab saja sebagai ta'bir diatas ;
(1). Al-Qostholani, juz 7, Hal. 8 ;
وفى قول حكاه القرطبى فى المفهم انها ليلة نصف شعبان او هي ليلة سبع عشرة من رمضان رواه ابن ابي شيبة والطبرانى من حديث زيد ابن ارقام.
Dan didalam satu qoul, Al-Qurthubi menceritakan didalam kitab Al-Mufhim bahwa turunnya malam nuzulul Quran adalah malam nisfu sya'ban atau ia diturunkan pada malam 17 dari bulan Romadhon. Ibnu Abi Syaibah dan At-Thobroni meriwayatkan dari hadist Zaid bin Arqom.
(2). Al-anwarul Muhammadiyyah, Hal. 38
ولما بلغ رسول الله صلى الله عليه وسلم اربعين سنة بعثه الله تعالى رحمة للعالمين ورسولا الى كافة الثقلين وكان ذلك يوم الاثنين لسبع عشرة خلت من رمضان فكان من نزول اقراء .
Dan ketika Rosululloh SAW sampai pada usia 40 tahun, maka Alloh SWT mengutusnya sebagai pembawa rohmat bagi seluruh alam dan selaku Rosul bagi segenap tanggung jawab yang diembannya dan hal tersebut terjadi hari Senin pada tanggal 17 bulan Romadhon dan hari itu menjadi moment dari turunnya suroh Iqro' ( Al-Alaq ).
Mudah-mudahan bermanfaat.
————
Danny Ma'shoum, Sidoarjo 19-04-2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar