PERLUKAH RASA CINTA KEPADA ALLOH DISIAR-SIARKAN KEPADA MANUSIA
Ada pembahasan menarik dalam kitab Ihya' nya Imam Al-Ghozali tentang keadaan orang yang suka " berkoar-koar " dalam mengungkapkan rasa cintanya kepada Alloh didepan sesamanya, sebagaimana yang beliau tuturkan dalam kitab Ihya' nya , jilid 4, halaman. 328, pada bab " Al-qoulu fii 'alamati mahabbatil 'abdi Lillahi Ta'alaa ".
وقد قال بعض العارفين اكثر الناس من الله بعدا اكثرهم اشارة به كانه اراد من يكثر التعريض به في كل شيئ ويظهر التصنع بذكره عند كل احد فهو ممقوت عند المحبين والعلماء بالله عز وجل. ودخل ذو النون المصرى علي بعض اخوانه ممن كان يذكر المحبة فرآه مبتلى ببلاء فقال لا يحبه من وجد ألم ضره، فقال الرجل لكنى اقول لا يحبه من لم يتنعم بضره، فقال ذو النون ولكنى اقول لا يحبه من شهر نفسه بحبه، فقال الرجل استغفر الله واتوب اليه، فان قلت المحبة منتهى المقامات واظهارها اظهار للخير فلما ذا يستنكر. فاعلم ان المحبة محمودة وظهورها محمود ايضا وانما المذموم التظاهر بها لما يدخل فيها من الدعوى والاستكبار وحق المحب ان ينم علي حبه الخفى افعاله واحواله دون اقواله وافعاله وينبغي ان يظهر حبه من غير قصد منه الي اظهار الحب ولا الي اظهار الفعل الدال علي الحب بل ينبغي ان يكون قصد المحب اطلاع الحبيب فقط، فاما ارادته اطلاع غيره فشرك في الحب وقادح فيه كما ورد في الانجيل اذا تصدقت فتصدق بحيث لا تعلم شمالك ما صنعت يمينك فالذي يرى الخفيات يجزيك علانية واذا صمت فاغسل وجهك وادهن رأسك لئلا يعلم بذلك غير ربك فاظهار القول والفعل كله مذموم الا اذا غلب سكر الحب فانطلق اللسان واضطربت الاعضاء فلا يلاموفيه صاحبه.
Sebagian orang-orang ahli makrifah, berkata, " Manusia yang paling jauh dari Alloh itu, adalah mereka yang paling banyak isyaratnya kepada Alloh ". Seakan-akan yang berkata itu menghendaki, bahwasannya orang yang banyak menyinggung dengan Alloh pada setiap sesuatu dan melahirkan berbuat-buat dengan menyebutkanNya pada setiap orang, maka dia itu termasuk orang yang memuakkan menurut pandangan para Muhibbin ( PecintaNya yang sejati ) dan para Ulama yang mengetahui dengan Alloh azza wa jalla.
Dzun-Nun Al-Mishry masuk ketempat sebagian teman-temannya dari orang yang suka menyebutkan kecintaan. Lalu beliau melihat temannya itu mendapat suatu bencana, maka beliau berkata, " Tiada cinta kepadaNya, orang yang mendapati kepedihan kemelaratannya ". Temannya lalu menjawab, " Akan tetapi , aku mengatakan : tiada cinta kepadaNya, orang yang tiada bersenang-senang dengan kemelaratannya ".
Lalu Dzun-Nun Al-Mishry berkata, " Akan tetapi aku mengatakan " tiada cinta kepadaNya, orang yang suka memasyhurkan dirinya dengan mencintaiNya ".
Temannya lalu menjawab," Aku meminta ampun kepada Alloh dan bertobat kepadaNya ".
Jikalau engkau mengatakan, bahwa cinta itu adalah tingkat penghabisan dan menampakkannya itu termasuk menampakkan kebajikan, maka mengapa dilarang menampakkannya ?
Ketahuilah, bahwa cinta itu terpuji, dan menampakkannya itu juga terpuji. Adapun yang tercela adalah berbuat-buat melahirkannya ( memperlihatkan / menampakkan ). Karena masuk didalamnya tuduhan dan kesombongan. Dan bahwa hak orang yang mencintai itu sempurna atas kecintaannya yang tersembunyi didalamnya segala perbuatan dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaannya, tidak pula perkataan dan perbuatannya. Dan seyogyanyalah bahwa lahirnya cinta itu, tanpa bermaksud menampakkan cinta, dan tidak juga menampakkan perbuatan yang menunjukkan kepada cinta. Akan tetapi, seyogyanya bahwa yang mencintai itu melihat hanya kepada yang dicintainya saja.
Adapun keinginannya untuk melihat yang lain, maka itu termasuk persekutuan pada cinta, dan ini tercela, sebagaimana disebutkan dalam Injil, " Apabila engkau bersedekah, maka bersedekalah, dimana tidak diketahui oleh tangan kirimu atas apa-apa yang telah diperbuat tangan kananmu ". Maka yang melihat segala yang tersembunyi itu mencukupi bagimu akan yang terang saja. Apabila engkau berpuasa, maka basuhlah wajahmu dan minyakilah rambut dikepalamu, supaya orang lain tidak mengetahui keadaanmu yang demikian itu ( berpuasa ) kecuali Tuhanmu saja. Maka menampakkan perkataan ( tentang cinta ) dan perbuatan, semua itu tercela. Kecuali apabila rasa dimabuk cinta semakin dahsyat, lalu terlepaslah lidah ( untuk mengungkapkan ) dan bergoncanglah semua anggota badan. Maka tidaklah tercela orang yang dalam keadaan demikian.
Kemudian dalam redaksi selanjutnya, Imam Al-Ghozali menuturkan dalam sebuah kisah sebagai suatu pembelajaran ;
حكى ان رجلا راى من بعض المجانين ما استجهله فيه فاخبر بذلك معروفا الكرخى رحمه الله فتبسم، ثم قال يا اخى له مجنون صغارا وكبارا وعقلاء ومجانين فهذا الذى رأيته من مجانينهم ومما يكره التظاهر بالحب بسبب ان المحب إن كان عارفا وعرف احوال الملائكة في خبهم الدائم وشوقهم اللازم الذى به يسبحون الليل والنهار لا يفترون ولا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون لا ستنكف من نفسه ومن اظهار حبه وعلم قطعا انه من اخس المحبين في مملكته وان حبه انقص من حب كل محب الله. قال بعض المكاشفين من المحبين عبدت الله تعالى ثلاثين سنة باعمال القلوب والجوارح على بذل المجهود واستفراغ الطاقة حتى ظننت ان لى عند الله شيئا فذكر اشياء من مكاشفات آيات السموات في قصة طويلة قال في آخرها فبلغت صفا من الملائكة بعدد جميع ما خلق الله من شيئ فقلت من انتم فقالوا نحن المحبون لله عز وجل نعبده ههنا منذ ثلثمائة الف سنة ما خطر على قلوبنا قط سواه ولا ذكرنا غيره قال فاستحييت من اعمالى فوهبتها لمن حق عليه الوعيد تخفيفا عنه في جهنم فاذن من عرف نفسه وعرف ربه واستحيا منه حق الحياء خرس لسانه عن التظاهر بالدعوى، نعم يشهد علي حبه حركاته وسكناته واقدامه واحجامه وتردداته.
Diceritakan, bahwasannya seorang laki-laki melihat dari sebagian orang gila, terhadap apa yang tidak diketahuinya ( tentang keadaan orang gila tersebut ). Lalu ia menceritakan hal itu kepada Makruf Al-Karkhi rohimahulloh, maka beliau tersenyum dan kemudian berkata ," Hai saudaraku..Dia ( Alloh ) mempunyai orang-orang yang mencintaiNya, baik yang kecil maupun yang besar, yang berakal maupun yang gila, maka yang engkau lihat ini adalah dari orang-orang gila-Nya.
Diantara yang memakruhkan memperlihatkan kecintaan, adalah disebabkan bahwasannya yang bercinta itu jikalau dia orang 'arif dan mengetahui akan hal ihwal malaikat, tentang kecintaan mereka yang berkekalan dan kerinduan mereka yang terus menerus dan yang demikian itu mereka mengucapkan tasbih siang dan malam, yang tidak pernah merasa letih dan tidak sekalipun mendurhakai Alloh, terhadap apa yang disuruhNya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang disuruh itu, niscaya ia mencegah kesombongan dirinya dari memperlihatkan cintanya ( kepada Alloh ). Dan ia ( orang gila tadi ) tahu dengan pasti, bahwa melahirkan ( memperlihatkan kecintaan ) itu termasuk orang bercinta yang terkeji dalam kerajaanNya. Dan kecintaannya itu termasuk yang terkurang dari kecintaan setiap orang yang mencintai Alloh.
Sebagian orang yang memperoleh Kasyaf ( tersingkapnya hijab atau tabir ) dari orang-orang yang bercinta ( para muhibbin ) itu berkata, " Aku beribadah kepada Alloh Ta'ala selama tiga puluh tahun dengan amal perbuatan hati dan anggota badan, dengan mencurahkan segala tenaga dan mengkosongkan tenaga. Sehingga aku menyangka bahwa aku mempunyai sesuatu pada Alloh ".
Lalu disebutkannya beberapa perkara dari mukasyafah ( terbukanya tirai gaib ) tanda-tanda langit dalam suatu kisah yang panjang. Ia mengatakan pada akhir kisah itu, " Maka aku sampai pada suatu shof ( barisan ) dari para malaikat dengan jumlah bilangan semua apa yang telah diciptakan Alloh dari sesuatu. Lalu aku bertanya, " siapa kamu ?". Mereka menjawab :" Kami adalah para pecinta Alloh Azza wa Jalla. Kami beribadah kepadaNya disini semenjak tiga ratus ribu tahun. Tiada tergores sedikitpun dihati kami selain Alloh, dan tidak pernah kami berdzikir selain Dia ".
Maka orang yang memperoleh Kasyaf itu berkata, " Aku malu dari amal perbuatanku. Lalu aku berikan dia kepada orang yang berhak kepadanya janji adzab agar meringankan daripadanya didalam neraka Jahannam ".
Ya, disaksikan atas kecintaannya itu oleh gerak geriknya, ketenangannya, maju-mundurnya, dan pulang perginya.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita sebagai bahan perenungan.
* Danny Ma'shoum, Selasa 11-03-2015. Sidoarjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar