RENUNGAN KEDAI SUFI
Suatu hari dipasar, kami berjumpa dengan seorang penjual Compact Disk ( kaset CD ), dia tengah asyik berdendang mengikuti irama lagu yang sedang diputarnya, ya, Orkes Melayu Monata yang sedang booming dikota inilah lagu yang sedang dinikmatinya. Ia terlihat begitu asyiknya, dengan kepala manggut-2 disertai hentakan-2 kecil, seolah tak menghiraukan lalu lalang orang yang hilir mudik disekitarnya. Lapaknya tampak sepi, sedari tadi tak satupun terlihat orang menghampiri selain beberapa orang yang ikut berdendang di warung pangkalan becak tempat nongkrong orang-2 yang sedang minikmati secangkir kopi dengan kepulan asap rokok mengepul di udara.
Kami beranjak menghampirinya, " sudah dapat pelaris ya pak, kok senang sekali kelihatannya ", Tanya kami. " belum Mas...dari tadi pagi belum satupun ada pembeli kemari ". Sahutnya. " hmmm, tapi bapak kelihatan senang sekali agaknya ? padahal tadi bapak bilang belum ada pembeli sedari tadi ". Tanya kami penasaran. " Ah..kalau saya santai saja Mas, toh sudah ada yang ngatur rejeki saya....kalau laku ya Alhamdulillaah..ndak ya ndak apa-apaa. yang penting hepii..". Jawabnya sambil tetap asyik manggut-2 mengikuti alunan musik yang diputarnya.
Sejenak kami terdiam. Dalam benak kami ada perasaan kagum dengan cara bapak ini mensiasati kegelisahan hatinya karena sepinya lapak kasetnya dari pembeli. Jika seseorang dalam kondisi seperti ini masih saja sempat husnudzhon dengan ketentuan Alloh yang berlaku padanya, maka bagaimana dengan kita yang setiap saat masih saja dihantui rasa khawatir atas jaminan rizki yang sudah dipastikan olehNya. Ikhtiar yang dilakukan si penjual kaset dalam menghibur diri dengan musik, agaknya merupakan sebuah cara jitu baginya dalam mengatasi sebuah kegalauan batin. Sebagian dari kita agaknya masih kurang memahami akan FirmanNya, " Laa tahzan, Innalloha ma'anaa ". kekhawatiran kita, kadang timbul karena rasa ketiadaan dalam hati kita bersama Alloh. Aqrob min hablil wariid ( Ia lebih dekat dari urat nadi ) seolah tiada terkonsep dengan baik dan terpatri dengan kuat dalam diri kita, sehingga perasaan-2 pesimis menghadapi cobaan hidup menjadikan kita patah semangat, putus asa dalam mengabdi dengan jujur kepadaNya Sehingga sangat bertolak belakang dengan ungkapan rasa syukur kita ketika mendapatkan kenikmatan dariNya.
Serasa sangat pas sekali dengan apa yang dikatakan Imam Ibnu Athoillah dalam maqolah sufistiknya ;
متي كنت اذا اعطيت بسطك العطاء واذا منعت قبضك المنع، فاستدل على ثبوت طفوليتك وعدم صدقك في عبوديتك
" Suatu keadaan dimana ketika engkau diberi kenikmatan oleh Alloh menjadikan rasa senangmu atas pemberian itu, dan ketika tercegahnya kenikmatan itu menjadikan kecewamu kepadaNya, maka jadikanlah bukti olehmu atas masih adanya atas sifat kekanak-kanakan pada dirimu dan kurang jujurnya engkau dalam mengabdi kepadaNya ".
Dikedai sufi ini kami mengajak diri yang dhoif ini beserta saudara-2 ku lainnya. Bahwa Alloh senantiasa memberi sebuah pengajaran dari arti sebuah pengabdian melalui contoh-2 aktifitas kehidupan di sekitar kita, dan mungkin karena sederhanya Alloh memberi suatu perumpamaan sampai-2 tak disadari oleh kita yang ikut serta cassting ambil bagian dari suka duka dari alur kehidupan yang sudah di skenario olehNya.
(إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ) [Surat Al-Baqara : 26]
" Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, ".
Malam ini, dengan ditemani secangkir kopi panas dan rokok Gudang Garam, kami mengundang kalian untuk menikmati menu kedai sufi hari ini. Cicipilah barang sedikit, siapa tahu dari kita ada yang terlebih dulu mendapat petunjuk dari Alloh untuk segera menapak jalan menuju taman para Ahlulloh.
SALAM KEDAI SUFI. ( Danny Ma'shoum )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar