Rabu, 11 November 2015

DALIL ANJURAN " NYANTRI "

DALIL " Nyantri "

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayat 122 dari Suroh At-Taubah ini bisa dijadikan dalil anjuran nyantri dipondok pesantren, majelis-majlis ta'lim, dan juga sebagai dalil bahwa santri itu harus Up todate keilmuannya ( liyatafaqqohu ) kapanpun tiap saat tiap waktu,  sekalipun sudah pulang kampung, bukan merasa cukup dengan idiom " nerimo ing pandum " tanpa adanya perkembangan sama sekali, atau bahkan merasa tidak mampu dengan keterbatasan yang tak pernah di uji cobakan.

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ.

[Surat At-Taubah 122]

" Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya ".

Saya yakin, bahwa dari ayat inilah lahirnya sebuah kata hikmah ;

ما زلنا طالبين لله

Selamanya kita "santri " penuntut ilmu karena Alloh.

Sebab apapun bentuk definisi lain dari sosok penuntut ilmu, bagi saya, selama niatnya " Lillah " dialah santri.

Sidoarjo, 15 Agustus 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar