Senin, 06 April 2015

PENGERTIAN ISTIQOMAH

PENGERTIAN ISTIQOMAH BESERTA TANDA-TANDANYA DALAM PANDANGAN  SAHABAT DAN ULAMA.

بسم الله الرحمن الرحيم

(فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ) [Surat Hud : 112]

" Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ".

———

*Keterangan dari pembahasan ini saya sadur dari kitab "  الدرة النفيسة من شروح الحكم العطائية لقصد محبة الله  "  ( Ad-Durrotun Nafisah min Syuruuhil Hikam Al-'Athoiyyah li Qoshdi Mahabbatillah, Jilid 1, Hal. 56-70. Buah karya dari Syaikhi Al Mursyid Al-'Arifubillah KH. Muhammad Djamaluddin Ahmad- Pon-Pes Bumi Damai Al-Muhibbin, TambakBeras-Jombang ) dengan sedikit saya rubah sistematikanya agar mudah difahami dari setiap maqolah ;

بسم الله الرحمن الرحيم

Alloh SWT berfirman ;

(إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ) [Surat Fussilat : 30]

" Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Pengertian dari makna ayat diatas adalah ;

ان الذين أقرّوا بوحدانية ونفوا عنه الأنداد والصاحبة والأولاد، ثم اقاموا على الطاعة وأداء فرائده مخلصين له الدين الى حين موتهم....تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون

Sesungguhnya orang-orang yang mengakui ke Esa an Alloh dan meniadakan daripadaNya sekutu-sekutu, dan isteri beserta anak, kemudian mereka menegakkan amal taat dan melaksanakan semua yang difardhukan Alloh dan mengamalkan secara ikhlas karena Alloh sampai pada masa kematian mereka.....maka malaikat akan turun kepada mereka ( dengan mengatakan ) : " Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan ( memperoleh ) surga yang telah dijanjikan Alloh kepadamu ".

Sebab turunnya ayat ke-30 dari Suroh Fussilat diatas, adalah sebagaimana dituturkan dalam kitab Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, Karya Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Faroh al-Anshori al-Khozroji, Syamsuddin Al-Qurthubi, w. 671 H / 1272 M, sebagai berikut ;

قال عطاء عن ابن عباس رضي الله عنه : نزلت هذه الآية في ابي بكر الصديق رضي الله عنه؛ وذلك ان المشركين قالوا : ربنا الله وملائكة بناته وهؤلآء شفعاؤنا عند الله ؛ فلم يستقيموا. وقال ابو بكر رضي الله عنه : ربنا الله وحده لا شريك له ومحمد صلى الله عليه وسلم عبده ورسوله ؛ فاستقام.

Atho' dari Abdulloh bin Abbas r.a berkata ; " Ayat ini diturunkan tentang tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. Hal itu berkenaan bahwasannya orang-orang musyrikin berkata, " Tuhan kami adalah Alloh, dan para malaikat adalah anak-anak perempuanNya, dan berhala-berhala itu adalah penolong-penolong kami di sisi Alloh. Kemudian mereka tidak menetapinya ( istiqomah ). Abu Bakar berkata ; " Tuhan kami adalah Alloh Yang Esa, tiada sekutu bagiNya, dan Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan rosulNya ". Maka beliau menetapinya ( istiqomah )

سئل ابو بكر الصديق رضي الله عنه عن الاستقامة فقال : ان لا تشرك بالله شيئا

Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a ditanya tentang arti Istiqomah, maka beliau berkata ," Jika kamu tidak mensekutukan Alloh dengan sesuatu apapun ".

وقال عمر ابن الخطاب رضي الله عنه : الاستقامة ان تستقيم على الامر والنهي، ولا تروغ روغان الثعلب

Berkata Umar bin Khotthob ; " Istiqomah adalah ketika kamu tegak dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, dan tidak menipu seperti tipu daya musang ".

وقال عثمان رضي الله عنه : اخلصوا العمل

Dan berkata Utsman bin Affan r.a ; " (Istiqomah adalah) lakukanlah amal dengan ikhlas ".

وقال علي رضي الله عنه : أدوا الفرائض

Dan berkata Ali bin Abi Tholib r.a ; " Kerjakanlah amal-amal fardhu ".

وقال ابن عباس رضي الله عنه : استقاموا على أدآء الفرائض

" Dan berkata Ibnu Abbas r.a ; " (Istiqomah adalah ) tetapilah dengan mengerjakan amal-amal fardhu ".

وقال الحسن رضي الله عنه : استقاموا على امر الله بطاعته واجتنبوا معصيته

Dan berkata Al-Hasan r.a ; " Tetapilah dalam melaksanakan perintah Alloh dengan cara mentaatiNya dan tidak bermaksiat kepadaNya ".

وقال مجاهد وعكرمة : استقاموا على شهادة ان لا اله الا الله حتى لحقوا بالله.

Berkata Mujahid dan Ikrimah ; " Tetapilah dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh sampai kalian bertemu dengan Alloh ( sampai mati )".

وقال قتادة : كان الحسن اذا تلا هذه الآية قال : اللهم فارزقنا الاستقامة

Shabat Qotadah berkata ; " Adalah Al-Hasan ketika membaca ayat ini beliau berdoa ," Ya Alloh, berikan kami dapat istiqomah ".

( Maqolah-maqolah diatas disadur dari kitab Al-Lubab fi Ulumil Kitab, karya Abu Hafs Umar bin Ali bin 'Adil ad-Dimasyqi al-Hanbali )

* وقال الفقيه أبو الليث : علامة الإستقامة ان يراعي عشرة اشياء فريضة على نفسه ؛

Al Faqih Abu Laits berkata ; Tanda istiqomah itu adalah ketika seseorang mampu menjaga ( melakukan ) sepuluh hal yang fardhu atas dirinya.

Ke-sepuluh hal fardhu itu adalah ;

(1). Menjaga lisan dari menggunjing  (  حفظ اللسان عن الغيبة  )
berdasarkan firman Alloh SWT:

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ) [Surat Al-Hujraat : 12]

" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang ".

(2). Meninggalkan berburuk sangka  (  الإجتناب عن سوء الظن  )

Berdasarkan ayat diatas pada poin 1. ( Suroh Al-Hujurot, ayat 12 )

(3). Meninggalkan mengolok-olok orang lain  ( الإجتناب عن السخرية  )

Berdasarkan ayat :

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ) [Surat Al-Hujraat : 11]

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim ".

(4). Memejamkan ( menundukkan ) mata dari memandang hal-hal yang diharamkan (  غض البصر عن المحارم  )

Berdasarkan ayat :

(قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ) [Surat An-Noor : 30]

" Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ".

(5). Kejujuran lisan ( perkataan  صدق اللسان  )

Berdasarkan ayat :

(وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ) [Surat Al-Anaam : 152]

" Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat ".

(6). Menafkahkan harta dijalan Alloh  (  الإنفاق في سبيل الله  )

Berdasarkan ayat :

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ) [Surat Al-Baqara : 267]

" Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji ".

(7). Tidak berlebihan  (  ان لا يسرف  )

Berdasarkan ayat :

(وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا) [Surat Al-Isra : 26]

" Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros ".

(8). Tidak mencari kedudukan tinggi dan kesombongan untuk dirinya didunia  (  ان لا يطلب العلو والكبر لنفسه  )

Berdasarkan ayat :

(تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ) [Surat Al-Qasas : 83]

" Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa ".

(9). Memelihara sholat lima waktu  (  المحافظة على الصلوات الخمس  )

Berdasarkan ayat :

(حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ) [Surat Al-Baqara : 238]

" Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' ".

(10). Istiqomah pada ajaran sunnah wal jama'ah  (  الإستقامة على السنة والجماعة  )

Berdasarkan ayat :

(وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) [Surat Al-Anaam : 153]

" dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa ".

———
* Adapun istiqomah menurut Ahlul Haq, adalah ;

قال بعض اهل الحق : الإستقامة على ثلاثة اضرب ؛ إستقامة باللسان، وإستقامة بالجنان، وإستقامة بالنفس ( بالاركان ) . فالإستقامة باللسان المداومة على كلمة الشهادة، والإستقامة بالجنان المداومة على صدق الارادة، والإستقامة بالنفس المداومة على العبادات والطاعات.

Sebagian Ahlul Haq berkata ; Istiqomah itu ada tiga macam : (1) istiqomah dengan lisan, (2) istiqomah dengan hati, (3) istiqomah dengan anggota badan.  Adapun istiqomah dengan lisan adalah terus menerus mengucapkan kalimah syahadat. Istiqomah dengan hati adalah, terus menerus dalam kesungguhan menghendaki kedekatan diri kepada Alloh. Istiqomah dengan anggota badan adalah, terus menerus dalam amal ibadah dan ketaatan.

Kemudian berkata ahlul haq :

قال بعض الحق ؛ الإستقامة باربعة اشياء : الطاعة في مقابلة الامر، والتقوى في مقابلة النهي، والشكر في مقابلة النعمة، والصبر في مقابلة الجنة. وتمام هذه الاربعة باربعة اخرى : فتمام الطاعة بالاخلاص، وتمام التقوى بالتوبة، وتمام الشكر بمعرفة العجز، وتمام الصبر بالانقطاع.

Sebagian ahlul haq berkata ; " Istiqomah itu dengan empat hal, yaitu :
(1). Taat dalam menyikapi perintah
(2). Taqwa dalam menyikapi larangan
(3). Syukur dalam menyikapi kenikmatan Alloh
(4). dan Sabar dalam menyikapi surga
Sedangkan kesempurnaan empat hal ini adalah dengan empat hal yang lain, yaitu :
(1). Kesempurnaan taat dengan ikhlas.
(2). Kesempurnaan taqwa dengan taubat.
(3). Kesempurnaan syukur dengan mengetahui kekurangan diri sendiri.
(4). dan Kesempurnaan sabar dengan terus menerus ( bhs jawa :  melulu atau " njungkung " ) beribadah.

والله اعلم بالصواب

—————
Danny Ma'shoum
Sidoarjo, 6 April 2015.

2 komentar:

  1. Istiqomah merupakan hal yang baik, baik untuk menjalankan kebaikan dan haruslah mendapatkan dukungan agar selalu terus dan terus mengerjakan amalan baik tersebut. Dan ingat jangan sampai riya' ya, karena riya' merupakan syirik yang kecil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syahid Hawk @ Benar sekali kawan,mudah-mudahan Alloh SWT memberi keberkahan pada tiap amaliyah positif kita semua, sekecil apapun bentuk kebaikan itu. Barokalloh lak

      Hapus