Selasa, 19 Mei 2015

SYAIR DALAM KITAB ROWAIUL BAYAN

SYAIR-SYAIR CINTA DALAM KITAB ROWAIUL BAYAN TAFSIR AYAAT AL AHKAM KARYA ALLAMAH DR. SYAIKH MUHAMMAD ALI ASH-SHOBUNI

Sekelumit syair-syair dibawah ini adalah tentang cinta, mulai dari kronologi hingga klimaksnya. Syair ini saya sadur dari kitab Rowaiul Bayan  Tafsir Aayat Al-Ahkam fi Al-Quran pada Muhadhoroh ke-6 tentang ayat hijab dan nadzhor ( memandang ), Jilid 2, Hal. 148-172 ;

Berkata Al-Hamasy :

وكنت اذا ارسلت طرفك رائدا      لقلبك يوما أتعبتك المناظر
رايت الذي لا كله انت قادر      عليه ولا عن بعضه أنت صابر *
————
* الدر المنثور للسيوطي  ج ٥   ص ٤٠

" Engkau,  apabila melepaskan kedipan mata sebagai utusan.
Bagi hatimu pada suatu hari nanti..
Maka engkau akan disusah payahkan oleh banyaknya pemandangan.
Engkau tahu,  bahwa dirimu tidak mampu menguasai seluruhnya.
Bahkan sebagian pun engkau tak dapat bersabar ".*

—————
* Kitab Ad-Durrul Mantsur, Jilid 5, Hal. 40, Karya Imam As-Suyuthi.

Syauqi berkata :

نظرة فابتسامة فسلام    فكلام فموعد فلقاء

" Dari pandangan kemudian senyuman lalu salam.
Selanjutnya percakapan, kemudian janji lalu perjumpaan ".

Berkata sebagian penyair :

وما الحب الا نظرة اثر نظرة     تزيد نموا ان تزده لجاجا

" Tiadalah cinta asmara itu melainkan tumbuh dari pandangan demi pandangan.
Semakin sering engkau layangkan pandangan, maka cintapun semakin berkembang ".

قالوا : جننت بما تهوى فقلت لهم     العشق اعظم مما بالمجانين

العشق لا يستنفيق الدهر صاحبه     وانما يصرع المجنون في الحين

" Mereka berkata : Engkau dibuat gila oleh orang yang kau cintai.
Lalu ku katakan pada mereka :
Rindu itu lebih dahsyat dari apa yang diderita orang-orang gila.
Rindu....penderitaannya tak dapat sembuh sepanjang masa.
Tapi orang gila hanya tak sadar pada suatu waktu saja ".

Penyair berkata :

كل الحوادث مبدأها من النظر     ومعظم النار من مستصغر الشرر

" Semua kejadian sumbernya dari pandangan.
Api yang besar itupun asalnya dari percikan yang kecil ".

ان العيون التى في طرفها حور     قتلننا ثم لم يحيين قتلانا

" Sesungguhnya, mata yang dalam kerdipannya ada bidadarinya.
Telah mengorbankan kita, yang kemudian tak pernah lagi menghidupkan korban-korbannya ".

ايه عصر العشرين ظنوك عشرا    نير الوجه مسعد الانسان
لست نورا بل انت نار وظلم    مذ جعلت الانسان كالحيوان

" Ah,...Abad dua puluh dalam dugaanmu.
Suatu abad penyinar wajah yang membahagiakan manusia.
Engkau bukan cahaya, tetapi engkau adalah api dan ketidak adilan.
Semenjak engkau membuat insan laksana hewan ".

كل الحوادث مبدأها من النظر    ومعظم النار من مستصغر الشرر
والمرء ما دام عين يقلبها    في اعين الغيد موقوف على الخطر
يسر مقلته ما ضر مهجته    لا مرحبا بسرور جاء بالضرر
كم نظرة فتكت في قلب صاحبها    فتك السهام بلا قوس ولا وتر

" Seluruh kejadian, pangkalanya dari pandangan mata
Api yang besar asalnya dari percikan api yang kecil.

Manusia, selama ia masih punya mata yang ia layangkan
Pada mata si cantik jelita akan membawa bahaya.

Nikmat pandangan matanya dirasa berbahaya dalam hatinya.
Tidak ada ucapan selamat bagi kesenangan yang membawa bencana.

Banyak pandangan yang mengganggu hati pemiliknya
Laksana serangan anak panah tanpa busur dan talinya

قل للمليحة فى الحمار المذهب    اذهبتِ دين اخ التقى المتعبد
نور الحمار ونور وجهك ساطع    عجبا لوجهك كيف لم يتوقد

" Katakanlah kepada si manis itu tentang kerudung yang terlepas
Engkau telah membuang kepercayaan seorang saudara yang taqwa lagi diperhamba itu.

Cahaya kerudung dan cahaya wajahnya itu sama-sama terang.
Hemmm ! Mengapa wajahmu tidak menyala ?

——————
Danny Ma'shoum
Sidoarjo, 19 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar