Selasa, 03 Maret 2015

CARA MEMAHAMI QOUL IMAM ASY-SYAFI'I

MEMAHAMI QOUL IMAM SYAFI'I DALAM PERSPEKTIF IMAM
NAWAWI
Banyak mutira kalam Imam Syafii yang dikutip para ulama
sesudahnya baik dalam ranah fiqh maupun lainnya. Dan
salahsatu wasiat Imam Syafii yang cukup terkenal adalah :
ﺇﺫﺍ ﺻﺢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻬﻮ ﻣﺬﻫﺒﻲ
"Apabila saheh hadits maka itulah mazhabku"
Wasiat beliau ini banyak disalah artikan, di mana banyak
kalangan yang dengan mudahnya menyatakan bahwa
pendapat Imam Syafii hanya dapat di amalkan bila sesuai
dengan hadits shahih, sehingga saat ia menemukan satu
hadits shahih maka ia langsung berpegang kepada dhahir
hadits dan melarang mengikuti pendapat Imam Syafii
dengan alasan mengamalkan wasiat Imam Syafii. Bahkan
mereka menjadikan wasiat Imam Syafii ini sebagai hujjah
tercelanya taqlid, mereka mengartikan wasiat ini sebagai
larangan dari Imam Syafii untuk taqlid kepada beliau.
Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ terhadap wasiat Imam
Syafii tersebut. Imam Nawawi mengatakan :
ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻯ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻟﻴﺲ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺍﻥ ﻛﻞ ﺃﺣﺪ ﺭﺃﻯ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﺻﺤﻴﺤﺎ
ﻗﺎﻝ ﻫﺬﺍ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﻋﻤﻞ ﺑﻈﺎﻫﺮﻩ : ﻭﺍﻧﻤﺎ ﻫﺬﺍ ﻓﻴﻤﻦ ﻟﻪ ﺭﺗﺒﺔ
ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺻﻔﺘﻪ ﺃﻭ ﻗﺮﻳﺐ ﻣﻨﻪ : ﻭﺷﺮﻃﻪ
ﺃﻥ ﻳﻐﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﻇﻨﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﻘﻒ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
ﺃﻭ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﺻﺤﺘﻪ : ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻧﻤﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻌﺪ ﻣﻄﺎﻟﻌﺔ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻛﻠﻬﺎ
ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﻣﻦ ﻛﺘﺐ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺍﻵﺧﺬﻳﻦ ﻋﻨﻪ ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺒﻬﻬﺎ ﻭﻫﺬﺍ ﺷﺮﻁ
ﺻﻌﺐ ﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﻨﺼﻒ ﺑﻪ ﻭﺍﻧﻤﺎ ﺍﺷﺘﺮﻃﻮﺍ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﻻﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ
ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﻈﺎﻫﺮ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﺭﺁﻫﺎ ﻭﻋﻠﻤﻬﺎ ﻟﻜﻦ ﻗﺎﻡ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ
ﻋﻨﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﻃﻌﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﻭ ﻧﺴﺨﻬﺎ ﺃﻭ ﺗﺨﺼﻴﺼﻬﺎ ﺃﻭ ﺗﺄﻭﻳﻠﻬﺎ ﺃﻭ ﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ
“Bukanlah maksud dari wasiat Imam Syafii ini adalah
setiap orang yang melihat hadits yang shahih maka ia
langsung berkata inilah mazhab Syafii dan langsung
mengamalkan dhahir hadits. Wasiat ini hanya di tujukan
kepada orang yang telah mencapai derajat ijtihad dalam
mazhab sebagaimana telah terdahulu (kami terangkan)
kriteria sifat mujtahid atau mendekatinya. syarat seorang
mujtahid mazhab baru boleh menjalankan wasiat Imam
Syafii tersebut adalah telah kuat dugaannya bahwa Imam
Syafii tidak mengetahui hadits tersebut atau tidak
mengetahui kesahihan haditsnya. Hal ini hanya didapatkan
setelah menelaah semua kitab Imam Syafii dan kitab-kitab
pengikut beliau yang mengambil ilmu dari beliau. Syarat ini
sangat sulit di penuhi dan sedikit sekali orang yang
memilikinya. Para ulama mensyaratkan demikian karena
Imam Syafii mengabaikan makna eksplisit dari banyak
hadits yang beliau temukan dan beliau ketahui namun itu
karena ada dalil yang menunjukkan cacatnya hadits itu
atau hadits itu telah di nasakh, di takhshish, atau di takwil
atau lain semacamnya”. (Majmuk Syarh Muhazzab Jilid 1
hal 64)
Dari komentar Imam Nawawi ini sebenarnya sudah sangat
jelas bagaimana kedudukan wasiat Imam Syafii tersebut,
kecuali bagi kalangan yang merasa dirinya sudah berada di
derajat mujtahid mazhab yang kata Imam Nawawi sendiri
pada zaman beliau sudah sulit di temukan.
Wallahu a'lam...

Saduran ulang dari file akhi fillah Nurul Huda Al-Junaidy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar