Rabu, 04 Maret 2015

KHUTBAH HADRATUSSYAIKH MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI

Khutbah Hadratusy Syeikh KH Hasyim Asyari
Pengantar Majalah Swara Nahdlatoel
‘Oelama
Wilangan 8. Sya’ban 1347 H (1929 M)


ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﺷﺮﻑ
ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﺟﻤﻌﻴﻦ.
ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻟﺘﻨﺒﻴﻪ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻟﻌﻮﺍﻡ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ . ﺇﺧﻮﺍﻧﻰ ! ﺍﻧﻪ
ﺍﻷﻥ ﻗﺪ ﻋﻤﺖ ﺍﻟﺒﻠﻮﻯ ﺑﺎﻟﻤﺨﻠﻄﻴﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﺸﺒﻬﻮﻥ ﺑﺎﻟﻤﺸﺎﻳﺦ
ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﺍﻟﺼﺪﻕ ﻓﻜﺜﺮﺕ ﺑﻬﻢ ﺍﻟﻤﻔﺎﺳﺪ ﺣﺘﻰ ﺗﺰﻝ ﺑﻬﻢ
ﻣﻌﺘﻘﺪ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﻮﺍﻡ ﻭﺗﺒﻌﻬﻢ ﺯﻣﺮ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻦ ﻋﻮﺍﻡ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ
ﺑﻮﺍﺳﻄﺔ ﻋﻤﻮﻡ ﺍﻟﺠﻬﺎﻟﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﻤﺴﺎﻋﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﺣﻘﺎﻕ ﺍﻟﺤﻖ
ﻭﺍﺑﻄﺎﻝ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻓﻴﻠﺰﻡ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﻌﺸﺮ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﻗﺪﻭﺓ
ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻥ ﻧﺒﻴﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺤﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻴﺤﻖ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻳﺒﻄﻞ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﺠﺮﻣﻮﻥ .
ﻓﻨﻘﻮﻝ ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺴﺘﻌﺎﻥ , ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ
ﻳﺮﻳﺪ ﺳﻼﻣﺔ ﻧﻔﺴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺪﺍﻣﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻻﺧﺮﺓ ﺍﻥ ﻻ
ﻳﺘﺨﺬ ﺷﻴﺨﺎ ﺍﻻ ﻣﻦ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﺧﺼﺎﻝ . ﺍﻻﻭﻟﻰ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ
ﻋﺎﻟﻤﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﺠﺐ ﻓﻰ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺣﻖ ﺭﺳﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ
ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﻣﺎ ﻳﺴﺘﺤﻴﻞ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ
ﻭﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻘﺎﺋﺪ ﺑﺎﻟﺒﺮﺍﻫﻦ ﺍﻟﻌﻘﻠﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﻤﻌﻴﺔ ﺣﺘﻰ
ﻳﻘﻮﻯ ﺑﺬﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﺯﺍﻟﺔ ﺍﻟﺘﺸﻮﻳﺶ ﻭﺍﻟﺸﻜﻮﻙ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻳﺪ ﺍﺫﺍ
ﻋﺮﺽ ﻟﻪ ﺫﻟﻚ . ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﺘﻘﺪﻩ ﻣﻌﺘﻘﺪ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺤﻖ
ﻭﺟﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ . ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﺎﻟﻤﺎ
ﺑﺄﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﻤﺘﻌﻠﻘﺔ ﺑﺎﻷﺑﺪﺍﻥ ﻛﺎﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ
ﻭﺍﻟﺤﺪﺙ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ , ﻭﺑﺎﻟﻘﻠﻮﺏ ﻛﺎﻟﺸﻜﺮ ﻭﺍﻟﺘﻮﻛﻞ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ
ﻭﺩﻗﺎﺋﻖ ﺍﻷﻓﺎﺕ ﺍﻟﺪﺍﺧﻠﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺎﻣﻠﻴﻦ ﻓﻰ ﺍﻋﻤﺎﻟﻬﻢ ﻛﺎﻟﺮﻳﺎﺀ
ﻭﺍﻟﻌﺠﺐ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ . ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﺎﻣﻼ ﺑﻤﺎ ﻳﻌﻠﻤﻪ ﻣﻦ
ﺍﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﺑﺤﺪﻭﺩﻩ ﻏﻴﺮ ﻣﺨﻞ ﺑﺤﻖ ﻣﻦ ﺣﻘﻮﻗﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻭﻻ ﻣﺮﺗﻜﺐ ﻟﺸﻴﺊ ﻣﻦ ﻣﻨﺎﻫﻴﻪ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺎﺕ ﺍﻟﻤﺨﻠﺔ ﺑﻌﺪﺍﻟﺘﻪ ﺇﺫ
ﻻ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺔ ﻟﺼﺤﺔ ﺍﻟﺘﻘﻠﻴﺪ ﺑﻪ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺤﻖ ﻣﻦ ﺭﻓﻊ
ﻫﻤﺘﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭﺗﻌﻠﻖ ﻗﻠﺒﻪ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﻭﺇﺫﺍ ﻧﻈﺮﺕ ﺍﻟﻴﻪ ﻭﺟﺪﺗﻪ
ﻣﺸﻐﻮﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺍﺫﺍ ﺗﻜﻠﻢ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ . ﻭﺍﺣﺬﺭﻛﻢ ﻳﺎ
ﺇﺧﻮﺍﻧﻰ ! ﻋﻦ ﻣﺘﺎﺑﻌﺔ ﺍﻟﺪﺍﻋﻴﻦ ﻟﻠﻤﺸﻴﺨﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻﻫﻤﺔ ﻟﻬﻢ ﺍﻻ
ﺟﻤﻊ ﺍﻟﻌﺮﺽ ﺍﻟﻔﺎﻧﻰ ﻭﻻﺳﻌﻲ ﻟﻬﻢ ﺍﻻ ﻓﻰ ﺗﺠﺮﻳﺪ ﺍﻟﻘﺎﺻﻰ
ﻭﺍﻟﺪﺍﻧﻰ , ﻓﻤﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﻭﻟﻪ ﻗﻮﺓ ﻋﻠﻰ ﺗﺼﻨﻴﻒ
ﺍﻟﺤﻜﺎﻳﺎﺕ ﻭﺍﻟﻤﻮﺍﻋﻆ ﻭﺍﻷﻣﺜﺎﻝ ﻭﻳﻄﺒﻌﻬﺎ ﻭﻳﻮﺯﻋﻬﺎ ﻟﻠﻤﺮﻳﺪﻳﻦ
ﺑﻘﻴﻤﺔ ﺛﻤﻨﻴﺔ ﻟﻴﻤﺘﻠﺊ ﺻﻨﺪﻭﻗﻪ ﺩﺭﻫﻤﺎ ﻭﺩﻳﻨﺎﺭﺍ , ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ
ﻳﺪﻋﻰ ﺭﺅﻳﺎ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﻭﺍﻧﻪ ﺍﻗﺒﻞ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺧﺎﻃﺒﻪ ﻭﺍﻣﺮﻩ ﺑﺄﻭﺍﻣﺮ ﻭﻧﻬﺎﻩ ﻋﻦ ﻣﻨﺎﻫﻰ ﻭﺭﺑﻤﺎ ﻳﺪﻋﻰ
ﺭﺅﻳﺘﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﻴﻘﻈﺔ ﻣﻊ ﺍﻧﻬﺎ ﺑﺎﺏ ﺿﻴﻖ ﻭﻗﻞ ﺍﻥ ﻳﻘﻊ ﺫﻟﻚ ﺍﻻ ﻣﻦ
ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺔ ﻋﺰﻳﺰ ﻭﺟﻮﺩﻫﺎ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺑﻞ ﻋﻠﻤﻬﺎ ﻓﻴﻪ
ﺍﻗﺮﺏ ﻣﻊ ﺃﻧﻰ ﻻ ﺍﻧﻜﺮ ﺫﻟﻚ ﻟﺒﻌﺾ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺣﻔﻈﻬﻢ
ﺍﻟﻠﻪ ﻇﻮﺍﻫﺮﻫﻢ ﻭﺑﻮﺍﻃﻨﻬﻢ . ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﺘﺨﺬ ﺍﻟﺴﺠﺔ ﺍﻟﻐﻠﻴﻈﺔ
ﺍﻟﻄﻮﻳﻠﺔ ﻭﻳﻌﻠﻘﻬﺎ ﻓﻰ ﻋﻨﻘﻪ ﻭﻳﻀﺮﺏ ﺍﻟﺪﻑ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻭﻳﺄﻣﺮ
ﺍﻟﻤﺮﻳﺪﻳﻦ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺳﺆﺍﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﻌﻠﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﻓﺘﻬﻢ
ﻭﻳﺠﻤﻌﻮﻥ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻭﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﺍﻧﻬﻢ ﺍﺧﻮﺍﻥ .
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻤﺮﻳﺪﻩ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻣﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﺤﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻼ
ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻨﻨﺎ ﻭﺑﻴﻦ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻓﺈﻧﻨﺎ ﺷﺮﻛﺎﺅﻩ ﻓﻴﻪ , ﻭﻫﺬﺍ
ﺍﻧﺤﻼﻝ ﻭﻧﻘﺾ ﻟﻌﺮﺍ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺍﻟﻤﻄﻬﺮﺓ ﻭﻫﻮ ﺑﻬﺘﺎﻥ ﻋﻈﻴﻢ .
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﻫﺆﻻﺀ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﻳﻦ . ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻌﺠﺐ ﺍﻟﻌﺠﻴﺐ ﻭﺍﻟﻨﺒﺈ
ﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﺍﻥ ﻏﺎﻟﺐ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻌﻄﻮﻥ ﺍﻟﻌﻬﻮﺩ ﻟﻠﻤﺮﻳﺪﻳﻦ
ﺍﻷﻥ ﻻ ﻳﺤﺴﻨﻮﻥ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻭﻻﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻻ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻣﻦ ﺑﻘﻴﺔ
ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺎﺕ ﻭﺍﻟﻤﻨﺪﻭﺑﺎﺕ ﻣﻊ ﺍﻥ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺄﺗﻤﻨﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﺩﺏ
ﻣﻦ ﺍﺩﺍﺏ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺑﻌﻴﺪ ﺍﻥ ﻳﺆﺗﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺳﺮ ﻣﻦ ﺍﺳﺮﺍﺭ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻬﺆﻻﺀ ﺍﻟﻤﺸﺎﺭ ﺍﻟﻴﻬﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﺨﺒﺮ : ﺍﻧﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ
ﺍﺧﻮﻑ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ , ﻗﻴﻞ ﻣﻦ ﻫﻮ ؟ ﻗﺎﻝ ﺃﺋﻤﺔ ﻣﻀﻠﻮﻥ ,
ﻧﺼﺒﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻗﺘﺮﺍﺏ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﺳﺌﻠﻮﺍ ﻓﻰ ﻋﻠﻢ
ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻓﺄﻓﺘﻮﺍ ﺑﻐﻴﺮ ﻋﻠﻢ ﻓﻀﻠﻮﺍ ﻭﺍﺿﻠﻮﺍ . ﻓﻴﺎ
ﺍﺧﻮﺍﻧﻰ ﺟﺎﻧﺒﻮﻫﻢ ﺗﺮﻣﺤﻮﺍ ﻭﺗﻐﻨﻤﻮﺍ ﻭﻗﺎﻃﻌﻮﻫﻢ ﺗﻔﻠﺤﻮﺍ
ﻭﺗﺴﻠﻤﻮﺍ . ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺘَّﺒِﻊْ ﺳَﺒِﻴﻞَ ﺍﻟْﻤُﻔْﺴِﺪِﻳﻦَ
‏[ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ/ 142 ‏] ﻭَﺍﺗَّﺒِﻊْ ﺳَﺒِﻴﻞَ ﻣَﻦْ ﺃَﻧَﺎﺏَ ﺇِﻟَﻲّ ‏[ﻟﻘﻤﺎﻥ /15 ‏] .
ﻓﺸﺘﺎﻥ ﺑﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﺪﻋﻮﻙ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻣﻦ ﻳﺪﻋﻮﻙ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ
ﺃَﻓَﻤَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺃَﺣَﻖُّ ﺃَﻥْ ﻳُﺘَّﺒَﻊَ ﺃَﻡْ ﻣَﻦْ ﻟَﺎ ﻳَﻬِﺪِّﻱ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥْ
ﻳُﻬْﺪَﻯ ﻓَﻤَﺎ ﻟَﻜُﻢْ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺤْﻜُﻤُﻮﻥ ‏[ ﻳﻮﻧﺲ/35 ‏] . ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﻳﺎ
ﺍﺧﻮﺍﻧﻰ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺑﺨﺎﺻﺔ ﺍﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﺗﺎﺑﻌﻮﺍ ﻫﺪﻯ
ﻧﺒﻴﻜﻢ , ﻓﻜﺎﻓﻴﺘﻜﻢ ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﻘﺮﺍﻥ ﻭﺍﻟﺘﻨﺴﻚ ﻋﻠﻰ ﻃﺮﻳﻘﺔ
ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﻋﺪﻧﺎﻥ ﺍﻟﺘﻰ ﺑﻴﻨﻬﺎ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻮﻥ ﻭﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ
ﺍﻟﻌﺎﻣﻠﻮﻥ . ﺛﻢ ﺍﻥ ﻣﻤﺎ ﺗﺒﻴﻨﻪ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻮﻥ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﺍﻟﺴﻴﺪ
ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻃﺎﻫﺮ ﻓﻰ ﺳﻠﻢ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻭﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﺳﻴﺪﻱ ﺣﺠﺔ
ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻓﻰ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺔ ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﻬﻤﺎ ﻭﺑﻤﺜﻠﻬﻤﺎ ﻓﺎﻧﻬﻤﺎ ﺍﻥ
ﻋﻤﻠﺘﻢ ﺑﻬﻤﺎ ﻳﺆﺩﻳﺎﻥ ﺑﻜﻢ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﻟﻤﻘﻴﻢ ﻭﺍﻟﻨﻌﻴﻢ ﺍﻟﺪﺍﺋﻢ
ﻓﻰ ﺟﻮﺍﺭ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ . ﻓﻘﺪ ﺭﻭﻯ ﺍﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻭﺍﻗﺎﻡ ﺍﻟﺼﻼﺓ
ﻭﺻﺎﻡ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻛﺎﻥ ﺣﻘﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻥ ﻳﺪﺧﻠﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻫﺎﺟﺮ ﻓﻰ
ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻭﺟﻠﺲ ﻓﻰ ﺍﺭﺿﻪ ﺍﻟﺘﻰ ﻭﻟﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ
ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻓﻰ ﺻﺤﻴﺤﻴﻬﻤﺎ . ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻨﺎ ﺍﻟﺴﻼﻡ .
ﺑﺈﻣﻀﺎﺀ ﺍﻟﻔﻘﻴﺮ ﺍﻟﻴﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺑﻦ ﺍﺷﻌﺮﻯ
ﺗﺒﻮﺍﻳﺮﻍ ﺟﻮﻣﺒﺎﻍ

" Ini adalah peringatan yang wajib bagi kaum
muslimin. Saudara-saudara ku ! sesungguhnya saat
ini telah banyak orang-orang yang menyamar
sebagai guru-guru ahli kebenaran dan kejujuran
yang kemudian menimbulkan kerusakan-kerusakan,
sehingga keyakinan orang awam menjadi goyah,
dan mereka memiliki pengikut yang besar dari
kalangan umat Islam yang disebabkan kebodohan
yang merajalela, serta tidak adanya penegak yang
menyatakan bahwa yang benar adalah benar, dan
yang salah adalah salah. Maka wajib bagi kita,
wahai seluruh ulama yang menjadi panutan umat
Islam, untuk menjelaskan guru yang benar dan guru
yang salah, Agar Allah menetapkan yang hak
(Islam) dan membatalkan yang batil (syirik)
walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu
tidak menyukainya (al Anfal 8).
Maka kami berkata (dengan pertolongan Allah dan
hanya Dia-lah yang dimintai pertolongan) : Wajib
bagi setiap muslim yang menginginkan keselamatan
dirinya dari kerugian dunia dan akhirat, untuk tidak
berguru kecuali pada orang-orang yang memiliki
beberapa persyaratan. (1) Dia mengetahui sifat-
sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah dan para
Rasulnya, dengan keyakinan yang didasari dalil –
dalil aqliyah dan sam’iyah (al Quran dan Hadis)
sehingga ia mampu menghilangkan kebimbangan
dan keraguan pada muridnya ketika ia
menghadapinya. (2) Dia berkeyakinan sebagaimana
keyakinan ahlul haqq dari kalangan ahli sunah (3)
Dia mengetahui hukum-hukum Allah, baik hal-hal
yang berhubungan dengan jasmani seperti bersuci
dari najis dan hadats, maupun hal-hal yang
berhubungan dengan hati seperti syukur, tawakal
dan sebagainya, maupun hal-hal yang merusak
dalam diri seseorang seberapapun kecilnya, seperti
riya’, ujub (membanggakan diri sendiri) dan
sebagainya. (4) Dia beramal sesuai yang ia ketahui
yang terdiri dari hukum-hukum Allah, melaksanakan
ketentuannya, tidak mengurangi satu pun dari
kewajiban kepada Allah, dan tidak melakukan hal-
hal yang terlarang yang dapat merusak sifat
keadilannya. Sebab sebuah media (alat) merupakan
sebuah kewajiban bagi keabsahan dalam
mengikutinya. Karena seorang guru yang benar
adalah orang yang tidak memiliki keresahan pada
makhluk dan hatinya senantiasa bergantung pada
Allah. Jika kau melihatnya, kau temukan ia selalu
menghabiskan waktunya untuk Allah, dan
ucapannya selalu menyebut Allah.
Saya peringatkan, wahai saudaraku, untuk tidak
mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai guru.
Mereka ini tidak memiliki semangat (himmah)
kecuali untuk mengumpulkan harta yang fana, dan
tidak ada langkah perjuangan dari mereka selain
mencari kedekatan (populer). Sebagian dari mereka
ada yang mengamalkan tarekat bermodal karangan
cerita-cerita dan pidato-pidato yang dibagikan
secara murahan pada murid-muridnya, agar
kantong mereka penuh dengan uang. Dari mereka
ada yang mengaku berjumpa dengan Rasul Saw
dalam mimpi. Ia mengaku bertatap muka dengan
Rasul, berdialog, memerintahkannya dengan
perintah tertentu atau dengan larangan tertentu.
Dan terkadang mereka mengaku berjumpa dengan
Rasul dalam keadaan terjaga (sadar). Padahal yang
demikian itu sangat sulit dan jarang terjadi pada
masa sekarang, kendatipun saya tidak mengingkari
peristiwa semacam itu yang bisa dialami oleh
sebagian orang-orang saleh yang dijaga lahir
batinnya oleh Allah. Dari sebagian mereka ada yang
mengenakan surban yang tebal, panjang dan
mengalungkannya di lehernya, mereka menabuh
gendang di pasar, mereka juga memerintahkan
pada murid-muridnya untuk melakukannya,
mengemis, menjadikannya sebagai ladang
pekerjaan dan mengumpulkan laki-laki dan
perempuan, seraya berkata:”Kami semua
bersaudara”. Dari mereka ada pula yang berkata
kepada muridnya:” Harta adalah milik Allah, kita
adalah hamba Allah. Jadi tidak ada bedanya antara
kita dengan pemilik harta itu. Kita boleh menikmati
hartanya bersama mereka”, ini adalah bentuk
perusakan pada syariat yang suci, dan ini adalah
kebohongan besar. Dan masih banyak lagi selain
dari mereka yang telah disebutkan. Anehnya,
ternyata para guru yang memiliki murid ini tidak
sempurna dalam melakukan wudlu’, salat atau
kewajiban dan kesunahan yang lain. Sementara
orang yang tidak dipercaya oleh Allah dalam
menjaga etika beragama, sangat tidak mungkin bisa
dipercaya untuk menjaga rahasia-rahasia Allah Swt.
Mereka inilah yang tersirat dalam sebuah hadis :
Ada yang lebih aku takutkan pada kalian dari pada
Dajjal. Mereka bertanya, siapa dia? Rasul
menjawab : Para pemimpin yang menyesatkan.
Mereka diangkat menjadi pemimpin oleh Allah
menjelang hari kiamat. Mereka ditanya tentang
hakikat dan syariat, maka mereka berfatwa tanpa
dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan
menyesatkan. (HR Ahmad dari Abu Dzar, tapi
sampai pada kalimat ‘para pemimpin yang
menyesatkan’)
Wahai saudaraku! Jauhi mereka, niscaya kalian
bersinar dan meraih kebaikan. Putuskanlah ikatan
dengan mereka, niscaya kalian beruntung dan
selamat. Allah berfirman : “ dan perbaikilah, dan
janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang
membuat kerusakan" (Al A’raf 142). Dan Ia
berfirman: “dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku ” (Luqman 15). Betapa banyak orang
yang mengajak pada kebenaran dan kebatilan
“ Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada
kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang
yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila)
diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat
demikian)? bagaimanakah kamu mengambil
keputusan? . (Yunus 35)
Saya serukan pada kalian semua, wahai saudaraku,
ikutilah petunjuk Nabimu, cukuplah kalian
berpegang pada Kitab Allah dan Sunah Nabinya
Saw, selaku pemimpin keturunan Adnan,
sebagaimana dijelaskan oleh ulama salafus saleh
dan ulama yang konsisten mengamalkan ilmunya.
Diantaranya seperti yang dijelaskan oleh sayid
Abdullah bin Thohir dalam kitab Sullam Taufiq,
maupun oleh Hujjatul Islam Al Ghazali dalam Kitab
Bidayatul Hidayah. Berpeganglah kalian pada kedua
kitab itu atau yang sejenis. Sebab kedua kitab
tersebut, bila kalian mengamalkannya, akan
mengantarkan kalian untuk berjumpa dengan Raja
yang Abadi (Allah), dan kenikmatan yang kekal di
dekat Tuhan semesta alam. Abu Hurairah telah
meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah Saw
yang berbunyi: Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan Rasulnya, mendirikan salat dan berpuasa
di bulan Ramadlan, maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga, baik ia berhijrah di
jalan Allah atau menetap di tempat kelahirannya.
(HR Bukhari-Muslim). Kedamaian dari kami untuk
kalian."

1 komentar: