Jumat, 06 Maret 2015

SEBUAH ANALISA HADIST DALAM KITAB IHYA' ULUMIDDIN, BAG :2

Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis Palsu
Kitab Ihya’ (Bag II)
Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis Palsu Kitab
Ihya’ (Bag II)
(Ibnu Jauzi telah menuduh 30-an hadis dalam kitab
Ihya’ sebagai hadis palsu. Namun setelah dikaji
ulang berdasarkan penilaian ahli hadis lainnya
ternyata banyak mengandung kesalahan)
ﻓﻰ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ
Hadis IX
No. 1297 Hal. 4
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺍَﻛْﺮِﻣُﻮْﺍ ﺍﻟْﺨُﺒْﺰَ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺰﺍﺭ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻭﺍﺑﻦ ﻗﺎﻧﻊ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ
ﺑﻦ ﺃﻡ ﺣﺮﺍﻡ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ .
‘Muliakanlah roti’ (al-Iraqi: Diriwayatkan oleh al-
Bazzar, Thabrani dan Ibnu Qani’ dari Abdullah bin
Ummi Haram, dengan sanad yang sangat lemah.
Hadis ini dicantumkan oleh Ibnu al-Jauzi dalam
kitab al-Maudlu’at)
Ibnu al-Jauzi:
Ini adalah hadis yang tidak benar. Dalam sanadnya
terdapat Abdul Malik bin Abd al-Rahman, menurut
Abu Hafsh al-Fallas, dia sangat pendusta (al-
Maudlu’at II/291)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini memiliki jalur riwayat yang lain (tidak
melalui Abd Malik bin Abd al-Rahman), seperti yang
diriwayatkan oleh Hakim al-Tirmidzi, Abu Nuaim
dalam kitab al-Hilyah (V/246), Thabrani dalam kitab
Mu’jam al-Kabir (No: 18284), Baihaqi dalam kitab
Syu’ab al-Iman (No: 5869). Seperti teks riwayat
hakim al-Turmudzi:
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ e ﺃَﻛْﺮِﻣُﻮْﺍ ﺍْﻟﺨُﺒْﺰَ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧْﺰَﻟَﻪُ ﻣِﻦْ
ﺑَﺮَﻛَﺎﺕِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺑَﺮَﻛَﺎﺕِ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ
‘Muliakanlah roti, karena Allah menurunkannya dari
berkah langit dan bumi’ (al-La’ali al-Mashnu’ah
II/181)
Al Hafidz al-Haitsami:
Hadis tersebut dari riwayat al-Bazzar dan Thabrani.
Ia menilai Abd Malik bin Abd al-Rahman sebagai
perawi dlaif, bukan pendusta. (Makma’ al-Zawaid
II/251)
Hadis X
No. 1333 Hal. 12
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﻣَﻦْ ﺻَﺎﺩَﻑَ ﻣِﻦْ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﺷَﻬْﻮَﺓً ﻏَﻔَﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﺮَّ
ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦَ ﻓَﻘَﺪْ ﺳَﺮَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ "
ﺍ** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺰﺍﺭ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺪﺭﺩﺍﺀ " ﻣَﻦْ
ﻭَﺍﻓَﻖَ ﻣِﻦْ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﺷَﻬْﻮَﺓً ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ " ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﺣﺪﻳﺚ
ﻣﻮﺿﻮﻉ ﻭﺭﻭﻯ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻭﺍﻟﻌﻘﻴﻠﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ
ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ " ﻣَﻦْ ﺳَﺮَّ ﻣُﺆْﻣِﻨًﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺳَﺮَّ ﺍﻟﻠﻪَ . . . ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
" ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻘﻴﻠﻲ ﺑﺎﻃﻞ ﻻ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ .
‘Barangsiapa yang mengabulkan keinginan
saudaranya, maka Allah akan mengampuninya. Dan
barangsiapa yang menyenangkan saudaranya yang
mukmin, maka ia telah menyenangkan Allah ‘azza
wa jalla’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh al-Bazzar dan
Thabrani dari Abu Darda’ dengan redaksi ‘wafaqa’.
Ibnu al-Jauzi berkata bahwa hadis ini palsu. Juga
diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan al-Uqaili dalam
kitab al-Dlua’fa’ dari Abu Bakar al-Shiddiq. Al-
Uqaili berkata bahwa hadis ini adalah bathil dan
tidak ada dasarnya)
Ibnu al-Jauzi:
Ini adalah hadis palsu. Dalam riwayat tersebut
terdapat Umar bin Hafsh, menurut Ahmad bin
Hanbal: Kami membakar hadisnya. Yahya bin Ma’in
berkata: Dia tidak ada apa-apanya. Nasa’i berkata:
Dia hadisnya matruk . (al-Maudlu’at II/171)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini juga diriwayatkan oleh az-Bazzar dan
Thabrani. Thabrani berkata: Hafsh bukan orang
yang kuat (dlaif). (al-La’ali al-Mashnu’ah II/72)
Ali al-Kannani:
Tuduhan atas hadis tersebut dikaji ulang, sebab
hadis ini diperkuat oleh hadis lain yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman
No: 3231;
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻣَﺮْﻓُﻮْﻋًﺎ ﻗﺎَﻝَ e ﻣَﻦْ ﺃَﻃْﻌَﻢَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ ﺷَﻬْﻮَﺗَﻪُ
ﺣَﺮَّﻣَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
‘Barangsiapa yang memberi makan kepada
saudaranya yang muslim sesuai dengan
keinginannya, maka Allah mengharamkan neraka
kepadanya.’ Tetapi dengan sanad ini al-Baihaqi
menilai munkar. (Tanzih al-Syariah II/135)
Al-Haitsami:
Hadis di atas diriwayatkan oleh al-Thabrani dan al-
Bazzar, salah seorang perawinya adalah Ziyad bin
Namir, ia dinilai terpercaya oleh Ibnu Hibban. Ibnu
Hibban juga menilainya: Terkadang ia salah. Ziyad
juga dinilai dlaif oleh ulama lain. Di dalam sanad
tersebut ada seorang perawi yang tidak saya
ketahui. (Majma’ al-Zawaid V/29)
Hadis XI
No. 1334 Hal. 12
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﺟَﺎﺑِﺮٍ " ﻣَﻦْ ﻟَﺬَّﺫَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﺸْﺘَﻬِﻲ ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻪُ ﺃَﻟْﻒَ
ﺃَﻟْﻒِ ﺣَﺴَﻨَﺔٍ ﻭَﻣَﺤَﻰ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻟْﻒَ ﺃَﻟْﻒِ ﺳَﻴِّﺌَﺔٍ ﻭَﺭَﻓَﻊَ ﻟَﻪُ ﺃَﻟْﻒَ ﺃَﻟْﻒِ
ﺩَﺭَﺟَﺔٍ ﻭَﺃَﻃْﻌَﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﺛَﻠَﺎﺙِ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺟَﻨَّﺔِ ﺍْﻟﻔِﺮْﺩَﻭْﺱِ ﻭَﺟَﻨَّﺔِ
ﻋَﺪْﻥٍ ﻭَﺟَﻨَّﺔِ ﺍﻟْﺨُﻠْﺪِ "
** ﺫﻛﺮﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻣﻦ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ
ﻧﻌﻴﻢ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﻫﺬﺍ
ﺑﺎﻃﻞ ﻛﺬﺏ .
‘Barangsiapa yang memberi kesenangan kepada
saudaranya sesuai dengan keinginannya, maka Allah
mencatat baginya satu juta kebaikan, menghapus
satu juta kesalahannya, mengangkat satu juta
derajatnya, dan Allah memberinya makanan dari
tiga surga, surga firdaus, ‘adn dan khuldi’ (Al-Iraqi:
Hadis ini dicantumkan oleh Ibnu al-Jauzi dalam
kitab al-Maudlu’at dari riwayat Muhammad bin
Nuaim dari Ibnu Zubair dari Jabir. Ahmad bin Hanbal
berkata: Hadis ini batil dan dusta)
Ibnu al-Jauzi:
Ahmad bin Hanbal berkata: Ini hadis batil dan
Muhammad bin Nuaim sangat pendusta. Abu Hatim
al-Razi berkata: Dia tidak dikenal (al-Maudlu’at
II/172)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Ahmad bin Hanbal berkata: Ini hadis batil dan
Muhammad bin Nuaim sangat pendusta (al-La’ali
al-Mashnu’ah II/73)
Al-Syaukani:
Ahmad bin Hanbal berkata: Hadis ini batil. Dalam
sanadnya ada perawi yang sangat pendusta, yaitu
Muhammad bin Nuaim. Hadis ini juga diriwayatkan
oleh al-Thabrani dari Jabir dengan redaksi:
ﻣَﻦْ ﺃَﻃْﻌَﻢَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺧُﺒْﺰًﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺸْﺒِﻌَﻪُ ﻭَﺳَﻘَﺎﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﺮْﻭِﻳَﻪُ ﺑَﺎﻋَﺪَﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺳَﺒْﻊَ ﺧَﻨَﺎﺩِﻕ ﻛُﻞُّ ﺧَﻨْﺪَﻕٍ ﻣَﺴِﻴْﺮَﺓُ
ﺧَﻤْﺴِﻤِﺎﺋَﺔٍ
‘Barangsiapa memberi makan roti kepada
saudaranya hingga kenyang, atau memberi minum
hingga hilang dahaganya, maka Allah akan
menjauhkannya dari neraka dengan tujuh jurang,
yang masing-masing jurang jarak tempuhnya 500
tahun’
Ibnu Hibban berkata: hadis ini palsu. Menurut Ibnu
Hajar hadis ini diriwayatkan oleh al-Hakim dalam
kitab al-Mustadrak (No hadis: 7172), al-Hakim
berkata: Hadis ini sanadnya sahih dan al-Dzahabi
tidak memberi komentar atas tashih ini (bahkan ia
juga menilai sahih), padahal dalam sanad ini
terdapat perawi yang bernama Raja’ bin Abi Atha’
al-Ma’afiri. Al-Hakim dalam kitabnya al-Tarikh dan
al-Dzahabi mengatakan bahwa Raja’ bin Abi ‘Atha’
terkadang meriwayatkan hadis palsu. (al-Fawaid al-
Majmu’ah I/36)
Al-Haitsami:
Hadis ini (riwayat al-Hakim secara sanad, dan teks
hadis yang sedikit berbeda) juga diriwayatkan oleh
al-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir (No
hadis: 1498) dan kitab al-Mu’jam al-Ausath (No
hadis: 6706), tetapi Raja’ bin Abi Atha’ adalah
perawi dlaif. (Majma’ al-Zawaid III/173)
Hadis XII
No. 1425 Hal. 38
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺟَﺎﺀَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ e ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻥَّ ﻟِﻲ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻟَﺎ ﺗَﺮُﺩُّ
ﻳَﺪَ ﻟَﺎﻣِﺲٍ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻃَﻠِّﻘْﻬَﺎ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻧِّﻲ ﺃُﺣِﺒُّﻬَﺎ . ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻣْﺴِﻜْﻬَﺎ "
** ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ، ﻗﺎﻝ
ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ : ﻟﻴﺲ ﺑﺜﺎﺑﺖ ، ﻭﺍﻟﻤﺮﺳﻞ ﺃﻭﻟﻰ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ . ﻭﻗﺎﻝ
ﺃﺣﻤﺪ : ﺣﺪﻳﺚ ﻣﻨﻜﺮ ، ﻭﺫﻛﺮﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ .
‘Seseorang datang kepada Rasulullah Saw. Ia
bertanya: Saya mempunyai istri yang tidak menolak
dari sentuhan tangan lelaki lain. Nabi bersabda:
“Ceraikan dia!” Orang tersebut berkata: “Tapi saya
masih mencintainya.” Nabi bersabda: “Jangan kau
ceraikan dia” (al-Iraqi: HR Abu Dawud dan Nasa’i
dari Ibnu Abbas. Nasa’i berkata: Hadis ini tidak
kuat. Hadis ini lebih tepatnya sebagai hadis mursal.
Ahmad berkata: Hadis ini munkar. Dan Ibnu al-Jauzi
mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at)
Ibnu al-Jauzi:
Ahmad bin Hanbal berkata: Hadis ini tidak dari
Rasulullah Saw, tidak ada dasarnya (al-Maudlu’at
II/272)
Jalaluddin al-Suyuthi:
al-Hafidz Ibnu Hajar pernah ditanya mengenai hadis
ini, beliau menjawab: Hadis ini adalah Hasan-Sahih,
dan tidak benar orang yang menilainya sebagai
hadis palsu (al-La’ali al-Mashnu’ah II/1145)
Al-Hafidz Ibnu Hajar:
Perawi hadis ini adalah orang-orang terpercaya
(Raudlat al-Muhadditsin III/80)
Al-Hafidz al-Haitsami:
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Thabrani dalam
Mu’jam al-Ausath (No: 4863 dan 6597), perawinya
adalah perawi-perawi hadis sahih (Majma’ al-
Zawaid II/228)
Hadis XIII
No. 1465 Hal. 43
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺃَﻭَّﻝُ ﺣُﺐٍّ ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺣُﺐُّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲّ e ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ "
** ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺎﺹ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ : ﺃﻱ
ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ؟ ﻗﺎﻝ : " ﻋﺎﺋﺸﺔ . . .
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ " ﻭﺃﻣﺎ ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻭﻝ ﻓﺮﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ ، ﻭﻟﻌﻠﻪ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻵﺧﺮ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﺃﻭﻝ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﻓﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻳﺮﻳﺪ
ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ، ﻭﺇﻻ ﻓﻤﺤﺒﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ e ﻟﺨﺪﻳﺠﺔ ﺃﻣﺮ ﻣﻌﺮﻭﻑ ﺗﺸﻬﺪ
ﻟﻪ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ .
‘Rasa cinta yang pertama kali terjadi dalam Islam
adalah cinta Nabi Muhammad Saw kepada
Aisyah’ (Al-Iraqi: HR Bukhari-Muslim dari hadis Amr
bin ‘Ash, ia bertanya: Siapa yang paling engkau
cintai, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Aisyah.
Sedangkan tentang ‘Rasa cinta yang pertama kali’
disebutkan oleh Ibnu al-Jauzi dalam kitab al-
Maudlu’at dari hadis Anas)
Ibnu al-Jauzi:
al-Muqiri adalah perawi tunggal hadis ini dan tidak
ada yang meriwayatkan darinya kecuali Musa bin
Muhammad bin Atha’, dan keduanya sangat
pendusta. Ahmad dan Yahya berkata: al-Muqiri
tidak ada apa-apanya. Ibnu Hibba berkata: Musa bin
Muhammad memalsukan beberapa hadis atas nama
perawi-perawi terpercaya (al-Maudlu’at II/267)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Khatib dari al-
Hafidz Abu Nuaim (al-Hilyah II/44) dari jalur Zuhri
dari Anas. (al-La’ali al-Mashnu’ah II/141)
Ali al-Kannani:
Tuduhan palsu ini dikaji ulang. Selain al-Muqiri,
Muhammad bin Zubair juga turut meriwayatkan dari
Zuhri. (Tanzih al-Syariah II/206)
Hadis XV
No. 1526 Hal. 55
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﺃَﻧَﺲٍ " ﻣَﻦْ ﺣَﻤَﻞَ ﻃَﺮْﻓَﺔً ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻮْﻕِ ﺇِﻟَﻰ ﻋِﻴَﺎﻟِﻪِ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤَﺎ
ﺣَﻤَﻞَ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺻَﺪَﻗَﺔً "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺨﺮﺍﺋﻄﻲ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ ، ﻭﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ
ﻋﺪﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ : ﺣﺪﻳﺚ ﻣﻮﺿﻮﻉ
‘Barangsiapa yang membawa sesuatu dari pasar
untuk keluarganya, maka seolah dia telah membawa
sedekah untuk mereka’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh
al-Kharaithi dengan sanad yang sangat lemah, dan
oleh Ibnu ‘Adi dalam kitab al-Kamil . Ibnu al-Jauzi
mengatakan: Ini hadis palsu)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini palsu. Terdapat banyak perawi dlaif,
seperti Yazid Raqqasyi yang sering salah dalam
meriwayatkan hadis. Juga terdapat Dlirar bin Amr,
bapaknya dlirar, dan Hammad bin Amr, menurut
Yahya bin Ma’in: Mereka tidak ada apa-apanya. (al-
Maudlu’at II/276)
Jalaluddin al-Suyuthi:
al-Iraqi dalam kitab Takhrij- nya menilai hadis ini
sangat lemah (al-La’ali al-Mashnu’ah II/150)
Ali al-Kannani:
Penilaian palsu terhadap hadis ini dikaji ulang.
Karena hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Dailami
dan Abu Nuaim dalam kitab Fadlilah al-Muhtasibin
dari Ibnu Abbas. Tapi dalam sanad ini terdapat Ali
bin Hatim al-Makfuf dari Syarik, dalam kitab al-
Mizan (al-Dzahabi) dia adalah majhul atau tidak
dikenal dan terkadang ucapannya mengandung
kemungkaran (Tanzih al-Syariah II/209)
Hadis XVI
No. 1636 Hal. 88
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﻣَﻦْ ﺃَﻛْﺮَﻡَ ﻓَﺎﺳِﻘًﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻋَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺪْﻡِ ﺍﻟْﺈِﺳْﻼَﻡِ
" ‏( ﻣﺮﺗﻴﻦ ‏)
** ﻏﺮﻳﺐ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﻠﻔﻆ ، ﻭﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ " ﻣَﻦْ ﻭَﻗَّﺮَ ﺻَﺎﺣِﺐَ
ﺑِﺪْﻋَﺔٍ . . . ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ " ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺎﺋﺸﺔ ،
ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻷﻭﺳﻂ ، ﻭﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻠﻴﺔ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ
ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻳﺴﺮ ﺑﺄﺳﺎﻧﻴﺪ ﺿﻌﻴﻔﺔ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ : ﻛﻠﻬﺎ
ﻣﻮﺿﻮﻋﺔ .
‘Barangsiapa yang memuliakan oran fasiq, maka ia
telah turut andil dalam menghancurkan Islam’ (Al-
Iraqi: Dengan redaksi tersebut hadis ini dinilai
gharib (langka). Yang populer dengan teks:
Barangsiapa yang mengagungkan pelaku bid’ah…
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi dari riwayat Aisyah,
oleh Thabrani dalam kitab Mu’jam al-Ausath (No:
6963), dan oleh Abu Nuaim dalam kitab al-Hilyah
(V/218 – VI/97 – VIII/103) dari riwayat Abdullah bin
Yusr, semua sanadnya dlaif. Ibnu al-Jauzi
mengatakan: Semua hadis tersebut adalah palsu)
Ibnu al-Jauzi:
Semua riwayat tentang hadis ini adalah batil dan
palsu. Riwayat pertama dari Ibnu Umar, disini
terdapat Abd al-Aziz bin Abi Dawud, menurut Ibnu
Hibban: Dia menceritakan hadis dengan perkiraan
dan penghitungan, sehingga tidak bisa dijadikan
dalil. Riwayat kedua dari Ibnu Abbas, terdapat
perawi bernama Bahlul, menurut Ibnu Hibban: Dia
mencuri hadis, sehingga tidak bisa dijadikan dalil.
Riwayat ketiga dari Aisyah, diantara perawinya
adalah al-Khasyani, menurut Ibnu ‘Adi: Ini hadis
batil dan palsu. Al-Khusyani meriwayatkan hadis
yang tak ada dasarnya atas nama para perawi
terpercaya. Yahya bin Ma’in berkata: Ia tidak ada
apa-apanya (al-Maudlu’at I/270)
Jalaluddin al-Suyuthi:
(Hasan bin Yahya) Al-Khasyani dikutip hadisnya
oleh Ibnu Majah (sebanyak 2 kali), menurut Dahim:
Dia tidak apa-apa ( ta’dil ), menurut Abu Hatim: Dia
sangat jujur, tetapi akurasi hafalannya kurang. Ibnu
Adi berkata: Hadisnya bisa diterima. Dan dia
diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
‘Asakir dalam kitab Tarikh (XIV/4). (al-La’ali al-
Mashnu’ah I/231)
Al-Haitsami:
Dari Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah Saw
bersabda:
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ e ﻣَﻦْ ﻣَﺸَﻰ ﺇِﻟَﻰ ﺻَﺎﺣِﺐِ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﻟِﻴُﻮَﻗِّﺮَﻩُ ﻓَﻘَﺪْ
ﺃَﻋَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺪْﻡِ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ. ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ
‘Barangsiapa yang berjalan menuju pelaku bid’ah
untuk memuliakannya, maka ia telah turut andil
dalam menghancurkan Islam.’ HR Thabrani dalam
kitab Mu’jam al-Kabir (No: 16614), diantara
perawinya adalah Baqiyyah, dia dlaif. (Majma’ al-
Zawaid I/114).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar