Sabtu, 07 Maret 2015

TERAPI ALA SUFI


MENU ALA KEDAI SUFI

           PEDASNYA SAMBAL COBAAN ALA KEDAI SUFI

Sambal cobaan ini pedasnya bukan main. Tapi melihat aromanya cukup membuat mata jadi merem melek. Tapi di kedai ini juga menyediakan obat yang menjadi penawarnya usai menikmati sambal cobaan ini. Tetapi di daftar menu kali ini diberi pengumuman besar-besaran agar tidak mencoba-coba sambal cobaan, alias jangan menantang ujian atau menguji Iman, karena pasti akan berbahaya sebab nafsu yang pertama kali menginginkannya, sehingga sulit dibedakan antara benar-benar menjalani cobaan atau putus asa dari cobaan.
Bayangkan, setiap berdesis atas pedasnya sambal ini selalu membuat hamba geleng-geleng kepala sambil kipas-kipas. Sesekali mengeluh, sesekali istighfar, sesekali bilang Masya Allooooohhh.., bahkan jika ia tak mampu menahan pedasnya sambal ini bisa-2 ia curiga, su udzhon kepada Alloh SWT.
Jadi biarkan saja menu itu langsung dari takdirNya, karena Ia Maha Tahu bagaimana sambal ini diberikan kepada hamba-2Nya. Walaupun sesungguhnya sambal cobaan Alloh ini tidak hanya pedas dan keras di mulut jiwa, tetapi kadang terasa manis dan indah mempesona.
Tapi di Kedai Sufi ini juga meramu menu untuk terapi seusai seseorang memakan sambal cobaan. Makan tanpa sambal kadang kurang nikmat, dan kehidupan tanpa cobaan kadang membuat kita lupa. Semua itu memang cara Alloh mencintai kita.
Agar rasa pedas dan pedih di lidah jiwa kita usai, sekarang kita ambil minuman dari gelas kesabaran yang diambil dari air keridhoan. Lalu buanglah rasa pedas itu dengan meludahi hawa nafsu kita sendiri, oleh karena rasa pedas itu adalah luapan pedihnya nafsu terhadap sambal ini.
Kita renungkan dengan hati yang lapang, bahwa ketikq kita usai memakan sambal ini, kita akan dinaikkan derajat kuta oleh Alloh SWT. Sehingga kita mesti juga makan buah-buahan manis dari pohon syukur. Nah, setelah itu baru kita nonton film yang mengisahkan hikmah-2 dibalik sambal cobaan ini, biar ada relaksasi rohani dan mengembalikan semuanya kepada Sang Pemberi Ujian.
Masya Alloh, nikmatnyaaaa..

——————
NASI PECEL ORGANIK ALA KEDAI SUFI.

Makanan organik sudah begitu langka di negeri subur gemah ripah loh jinawi ini. Sayur mayur sudah terkontaminasi penuh dengan pestisida, sehingga malah tidak menyehatkan. Kedai sufi menyediakan menu spesial tradisional, yaitu Pecel Organik.

Pecel ini, terdiri dari beberapa campuran bumbu sambel yang maknyusss ;

1. Cabe merah yang dipetik dari ladang semangat mencintai Alloh dan RosulNya.
2. Kacang tanah yang ditanam dalam bumi Yaqin.
3. Bawang putih yang diambil dari ladang Amal.
4. Garam Istighfar.
5. Gula Sholawat Nabi.
6. Lalu ditumbuk dengan tahlil atau kalimah thoyyibah lainnya.
7. Kemudian dituangkan dalam wadah doa yang dicampur dengan air taubat.

Adapun nasinya, adalah nasi yang dimasak dari beras Organik Ruhani. Karena nasi ini tidak terkontaminasi oleh pupuk kimia nafsu dan hama syetan. Ditanah yaqin padinya ditanam, dan ketika menua isinya semakin khusyuk dan tawaddhu'.
Kemudian sayurnya terdiri dari daun-daun yang dibersihkan dengan air taubat. Walaupun ia tumbuh dari biji-biji Iman dalam hati, ia tumbuh subur diladang yang disinari cahaya matahari kaum 'Arifin. Dan tentunya Pecel Organik ini disajikan diatas lembar daun KemuliaanNya.

Jangan lupa, ketika makan, setiap suapan yang masuk dibibir rindu kita, ikuti dengan menyebut NamaNya, dengan bacaan Bismillah.

——————
TEH POCI ALA KEDAI SUFI

Teh ini benar-2 menyegarkan jiwa, membuang kolesterol dalam hati, menyemangatkan ibadah, dan membuat hati husnudzhon dan optimis kepada rahmat Alloh SWT.
Itulah yang disajikan dalam menu kedai sufi kali ini. Semua pelanggan biasanya selalu memesan teh poci ini, baik diminum sesudah menikmati menu lain atau sebagai penghantar.
Selain daunnya baru dipetik dari kebun makrifat, teh ini disajikan dengan tata cara tang unik. Para pelayannya dan penyeduh teh ini diwajibkan berwudhu terlebih dahulu, dan setiap seduhannya membaca bismillah sembari terus berdzikir dalam hatinya.
Sekali kita menyeruput teh ini, kita terus ingin minta tambah, dan anehnya semakin banyak saja penikmat teh ini. Kebun tehnya juga semakin subur dan makmur.

Baiklah, mari kita kedapur sejenak melihat sang koki sedang menyiapkan teh poci ini.

Daun-daun teh segar yang dipetik dari kebun MAKRIFAT ternyata cukup beragam. Ada daun yang mengembang dengan nama daun TAUBAT, daun KHOUF dan daun ROJA', serta daun TAFAKKUR. Lalu daun satu lagi dipetik dengan tangan TAWAKKAL, IKHLAS dan RIDHO. Kemudian ada daun teh yang dinamakan dengan daun ZUHUD, QONA'AH dan SYUKUR.
Daun- daun tadi dimasak dalam tungku ISTIQOMAH dan dibakar oleh api COBAAN. Ketika mulai mendidih airnya membunyikan gemuruh suara DZIKRULLOH didalamnya. Setelah itu dituangkan dalam gelas-gelas MAHABBAH, dan siap diminum melalui bibir kerinduan Ilahi, disertai rasa syukur tiada tara.
Semakin diminum, semakin dahaga, semakin tiada tara dalam FANA'nya hamba. Karena BAQO'Nya ada dihadapannya.

Seteguk teh poci ala sufi ini, entah bagaimana rasanya.
Silahkan coba sendiri....

                            
SALAM KEDAI & CAHAYA SUFI ( Edisi 61, Hal : 57-60 ).

3 komentar: