Kamis, 12 Maret 2015

HUKUM WAQOF PADA 17 TEMPAT DALAM AL-QURAN

HUKUM WAQOF DENGAN SENGAJA PADA 17 TEMPAT YANG
DI HARAMKAN WAQOF BAGI QORI' ( Pembaca Al-Quran ).

١ . ﺍﻟﻤﻨﺢ ﺍﻟﻔﻜﺮﻳﺔ، ﺹ ٦١- ٦٢
‏( ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻣﻦ ﻭﻗﻒ ﻭﺟﺐ ‏) ﺍﻟﻲ ﻗﻮﻟﻪ ‏( ﻭﻻ ﺣﺮﺍﻡ ﻏﻴﺮ ﻣﺎ ﻟﻪ
ﺳﺒﺐ ‏) ﻭﺣﺎﺻﻞ ﻣﻌﻨﻰ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺑﻜﻤﺎﻟﻪ ﺍﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻭﻗﻒ ﻭﺍﺟﺐ
ﻳﺄﺛﻢ ﺍﻟﻘﺎﺭﺉ ﺑﺘﺮﻛﻪ ﻭﻻ ﻭﻗﻒ ﺣﺮﺍﻡ ﻳﺄﺛﻢ ﺑﻮﻗﻔﻪ ﻻﻧﻬﻤﺎ ﻻ ﻳﺪﻻﻥ ﻋﻠﻲ
ﻣﻌﻨﻰ ﻓﻴﺨﺘﻞ ﺑﺬﻫﺎﺑﻬﻤﺎ ﺍﻻ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﺬﻟﻚ ﺳﺒﺐ ﻳﺴﺘﺪﻋﻰ ﺗﺤﺮﻳﻤﻪ
ﻭﻣﻮﺟﺐ ﻳﻘﺘﻀﻰ ﺗﺄﺛﻴﻤﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺼﺪ ﺍﻟﻮﻗﻒ ﻋﻠﻲ ﻣﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻪ ﻭﺍﻧﻲ
ﻛﻔﺮﺕ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ .

1. Dalam kitab " Minahul Fikriyyah, Hal 61-62.
" (Tidak ada di dalam Al Quran itu waqof wajib)— sampai
pada perkataannya—dan tidak haram selain tanpa adanya
unsur sebab. Dan yang berlaku pada arti bait ayat secara
utuh bahwa sesungguhnya tidak ada waqof wajib yang
menjadikan si pembaca berdosa sebab meninggalkannya
dan tidak pula waqof haram yang menjadikan si pembaca
berdosa sebab mewaqofkannya, karena keduanya ( waqof
wajib dan waqof haram ) tidak menunjukkan pengertian
bahwa sebab tidak adanya ( keduanya ) maka menjadi tak
teratur, kecuali jika hal tersebut menjadi sebab
keharamannya serta dihukumi berdosa seperti halnya
sengaja waqof pada lafadz " ﻣﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻪ ( tidak ada Tuhan )
ﻭﺍﻧﻲ ﻛﻔﺮﺕ ( dan sesungguhnya aku kafir ) dan
semacamnya.

٢ . ﻣﻨﺎﺭ ﺍﻟﻬﺪﻱ، ﺹ ١٣ -١٤ .
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻮ ﺍﻟﻌﻼﺀ ﺍﻟﻬﻤﺪﺍﻧﻲ : ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﺍﻟﻮﺍﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻮﻗﻮﻑ، ﺍﻣﺎ ﺍﻥ
ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻀﻄﺮﺍ ﺍﻭ ﻣﺘﻌﻤﺪﺍ ﻓﺎﻥ ﻭﻗﻒ ﻣﻀﻄﺮﺍ ﻭﺍﺑﺘﺪﺃ ﻣﺎ ﺑﻌﺪﻩ ﻏﻴﺮ
ﻣﺘﺠﺎﻧﻒ ﻻﺛﻢ ﻭﻻ ﻣﻌﺘﻘﺪ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺯﺭ .

2. Dalam kitab " Manarul Hudaa, Hal.13-14.
Telah berkata Imam Abul 'Allaa' Al Hamdaniy ; Waaqif
( Orang yg mewaqofkan/ memberhentikan bacaannya )
Jangan sampai melewati ( batas ) waqof-waqof ( yg
diharamkan ) tersebut sekalipun terpaksa atau sengaja
berhenti. Maka jikalau terpaksa berhenti dan memulai dari
( ayat ) sesudahnya tanpa sengaja melakukan kesalahan
dan tidak meyakini pada maknanya, maka tidak ada dosa
baginya.
( Lanjutan redaksi dari kitab Manarul Huda, Hal. 13-14 )

وقال شيخ الاسلام : عليه وزر ان عرف المعنى لأن الابتداء لا يكون الا اختياريا، وقال ابو بكر بن الانباري : لا اثم عليه وان عرف المعنى لان نيته الحكاية عمن قاله وهو غير معتقد لمعناه، وكذا لو جهل معناه، ولا خلاف بين العلماء ان لا يحكم بكفره من غير تعمد واعتقاد لمعناه. واما لو اعتقد معناه فانه يكفر مطلقا وقف ام لا، والوصل والوقف في المعتقد سواء. اذا علمت هذا عرفت بطلان قول من قال : لا يحل لمن يؤمن بالله واليوم الآخر ان يقف علي سبعة عشر موضعا، فان وقف عليها وابتدأ ما بعدها فانه يكفر ولم يفصل، والمعتمد ما قاله العلامة النكراوي : انه لا كراهة ان جمع بين القول والمقول لانه تمام قول اليهود والنصارى، والواقف علي ذلك كله غير معتقد لمعناه، وانما هو حكاية قول قائلها حكاها الله عنهم، ووعيدا لحقه الله بالكفار، والمدار في ذلك علي القصد وعدمه. وما نسب لابن الجزري من تكفير من وقف علي تلك الوقوف ولم يفصل فنفى ذلك نظر نعم ان صح عنه ذلك حمل علي ما اذا وقف عليها معتقدا معناها فانه يكفر سواء وقف ام لا، والقارئ والمستمع المعتقدان ذلك سواء.

Berkata Syaikhul Islam : " Bagi si pembaca adalah berdosa apabila ia mengetahui maknanya, karena sesungguhnya permulaan ( baca ) tidak akan terjadi kecuali bersifat opsional atau pilihan ( dari pembaca itu sendiri ). Telah berkata Abu Bakar Al-Anbariy : " Tidak berdosa bagi qori' meskipun mengetahui arti / maknanya, karena sesungguhnya niat qori' hanyalah menceritakan dari apa yang dikatakan dalam redaksi ayat tersebut, dan qori' bukanlah orang yang meyakini terhadap maknanya, dan hal ini berlaku pula bagi orang yang tidak tahu maknanya. Dan tidak ada perbedaan dikalangan ulama' bahwa sesungguhnya tidak bisa dihukumi kufur orang yang tidak sengaja dan yang tidak meyakini terhadap maknanya. Adapun seandainya ia meyakini terhadap maknanya, maka sesungguhnya dia dihukumi kafir secara muthlaq, baik ia mewaqofkan atau tidak, menyambung dan mewaqofkan adalah sama saja bagi orang yang meyakininya. Jikalau ia tahu hal ini dan mengerti maka batal lah pendapat orang yang mengatakan, " Tidak boleh bagi orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk berhenti pada 17 tempat ( yang dilarang waqof ), maka apabila ia ( tetap ) waqof pada 17 tempat tersebut dan ibtidak ( mengawalinya ) pada kalimat sesudahnya maka sesungguhnya ia dihukumi kafir tanpa perlu diperinci lagi.
Adapun pendapat yang mu'tamad sebagaimana yang dikatakan oleh 'Allamah An-Nakrowiy : " Sesungguhnya  tidaklah dibenci apabila mengumpulkan jadi satu antara ucapan dan yang diucapkan, karena sesungguhnya itu adalah sempurnanya ucapan orang yahudi dan nashrani, dan orang yang waqof pada hal tersebut secara keseluruhan bukanlah orang yang meyakini akan maknanya, dan sebenarnya ia hanya menceritakan perkataan orang yang mengatakannya sebagaimana Alloh mengisahkannya tentang perkataan mereka, serta merupakan peringatan keras bagi mereka yang menyetarakan Alloh dengan ( perkataan ) orang-2 kafir tersebut, dan topik pembicaraan didalam hal ini hanya pada niat atau tidaknya.
Dan pendapat yang disandarkan kepada Ibnu Al-Jazariy terhadap pengkafiran orang yang waqof pada waqof-2 yang disebutkan tadi tanpa diperinci, maka penafian terhadap hal ini perlu dipertimbangkan, ya..apabila memang benar dari padanya terhadap permasalahan yang disebutkan tadi terdapat konsepsi dari apa yang apabila qori mewaqofkan padanya ( waqof2 tersebut ) serta meyakini maknanya, maka ia dihukumi kafir baik ia waqof atau tidak adalah sama saja, dan qori maupun pendengar yang sama-sama meyakini akan makna tersebut juga sama kufurnya.

Jadi kesimpulannya adalah, Waqof ( berhenti ) dengan
sengaja pada 17 tempat yang diharamkan waqof
sebagaimana yang tertera pada kitab " Risalatul qurro' wal
huffadz fii ghoriibil qirooati wal alfaadz " karya KH.
Abdulloh Umar, adalah haram istilahiyy ( ﺣﺮﺍﻡ ﺍﺻﻄﻼﺣﻲ )
yang berarti tidak berdosa. Sebab pada dasarnya tidak ada
waqof yang haram syar'i ( ﺣﺮﺍﻡ ﺷﺮﻋﻲ ) dalam artian
berdosa, selagi tidak ada maksud- maksud tertentu yang
dapat mengakibatkan haram dan bahkan kufur.
Adapun 17 bacaan-bacaan yang haram mewaqofkannya,
atau seumpama sengaja mewaqofkannya walaupun disitu
ada tanda waqof atau tidak, adalah sebagai berikut :
1. ﻓﻠﻤﺎ ﺍﺿﺎﺀﺕ ﻣﺎ ﺣﻮﻟﻪ — Suroh Al-Baqarah, Juz 1, ayat 17.
2. ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻮﺗﻮﺍ — Suroh Al-Baqarah, Juz 2, ayat 243.
3. ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻘﻴﺮ — Suroh Ali-Imron, Juz 4, ayat 181.
4. ﻓﺒﻌﺚ ﺍﻟﻠﻪ ﻏﺮﺍﺑﺎ — Suroh Al-Maidah, Juz 6, ayat 31.
5. ﻭﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻳﺪ ﺍﻟﻠﻪ — Suroh Al-Maidah, Juz 6, ayat 64.
6. ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﺎﻟﺚ — Suroh Al-Maidah, Juz 6, ayat 73.
7. ﻭﻣﺎ ﻟﻨﺎ — Suroh Al-Maidah, Juz 7, ayat 84.
8. ﻭﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ — Suroh At-Taubah, Juz 10, ayat 30.
9. ﻭﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ — Suroh At-Taubah, Juz 10, ayat 30.
10. ﻟﻔﻲ ﺿﻼﻝ ﻣﺒﻴﻦ — Suroh Yusuf, Juz 12, ayat 8.
11. ﻭﻣﺎ ﺍﻧﺘﻢ ﺑﻤﺼﺮﺧﻲّ — Suroh Ibrahim, Juz 13, ayat 22.
12. ﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬ ﻭﻟﺪﺍ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ — Suroh Al-Isro' / Bani Isroil, Juz
15, ayat 111.
13. ﻭﺍﻟﺤﺎﻓﻈﺎﺕ ﻭﺍﻟﺬﺍﻛﺮﻳﻦ — Suroh Al- Ahzab, Juz 22, ayat
35.
14. ﺍﺻﻄﻔﻰ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ — Suroh Ash-Shoffat, Juz 23, ayat 153.
15. ﺍﻻ ﻣﻦ ﺗﻮﻟﻰ ﻭﻛﻔﺮ — Suroh Al-Ghoshyiyyah, Juz 30, ayat
24.
16. ﺍﻥ ﺍﻻﻧﺴﺎﻥ ﻟﻔﻰ ﺧﺴﺮ — Suroh Al-'Ashr, Juz 30, ayat 2.
17. ﻓﻮﻳﻞ ﻟﻠﻤﺼﻠﻴﻦ — Suroh Al-Ma'un, Juz 30, ayat 4.
Daftar 17 bacaan yang haram diwaqofkan ini sesuai yang
tercantum dalam kitab " Risalatul Qurro' wal Huffadz fii
Ghoroibil Qiroati wal Alfadz " karya KH. Abdulloh Umar
Semarang.

والله اعلم بالصواب

( Danny Ma'shoum )

8 komentar:

  1. salam tuan... adakah tuan memiliki kitab terjemaahan manarul huda.... sy inginmembelinya?

    BalasHapus
  2. Askm wr wb ya akhy ana pengen kitab risalatul qurro wal huffadz yg arab kosongan nya karna ana kurang begitu faham bhsa jawa afwan

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum
    Jika berhenti ditempat tersebut apakah akan batal sholat atau tidak?

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum
    Jika berhenti pada ayat tersebut didalam sholat apakah batal sholat atau tidak?

    BalasHapus
  5. Apa ada cerita tertentu untuk penjelasannya

    BalasHapus
  6. Ada jual kitab risalatul qura wal huffazh

    BalasHapus