Kamis, 05 Maret 2015

KISAH WALIYULLOH YANG TERSEMBUNYI

WALI ALLOH YANG TERSEMBUNYI

*******
Sumber. buku harian Sultan Murad IV (Sultan Turki
Utsmani, memerintah Sep 1623 - Feb 1640) yang
berbahasa arab.

ﻗﺼﺔ ﻣﻦ ﻣﺬﻛﺮﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻣﺮﺍﺩ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ .. ﻳﻘﻮﻝ ﺃﻧﻪ ﺣﺼﻞ ﻟﻪ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ
ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺿﻴﻖ ﺷﺪﻳﺪ ﻟﻴﻌﻠﻢ ﺳﺒﺒﻪ ﻓﻨﺎﺩﻯ ﻟﺮﺋﻴﺲ ﺣﺮﺳﻪ ﻭﺃﺧﺒﺮﻩ ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ
ﻋﺎﺩﺗﻪ ﺗﻔﻘﺪ ﺍﻟﺮﻋﻴﺔ ﻣﺘﺨﻔﻴﺎ . ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻨﺨﺮﺝ ﻧﺘﻤﺸﻰ ﻗﻠﻴﻼ ﺑﻴﻦ
ﺍﻟﻨﺎﺱ . ﻓﺴﺎﺭﻭﺍ ﺣﺘﻰ ﻭﺻﻠﻮﺍ ﺣﺎﺭﺓ ﻣﺘﻄﺮﻓﺔ ﻓﻮﺟﺪ ﺭﺟﻼ ﻣﺮﻣﻴﺎ ﻋﻠﻰ
ﺍﻷﺭﺽ ﻓﺤﺮﻛﻪ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﻣﻴﺖ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﺗﻤﺮ ﻣﻦ ﺣﻮﻟﻪ ﻻ ﺃﺣﺪ
ﻳﻬﺘﻢ . ﻓﻨﺎﺩﻯ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺗﻌﺎﻟﻮﺍ ﻭﻫﻢ ﻳﻌﺮﻓﻮﻧﻪ . ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻣﺎﺫﺍ ﺗﺮﻳﺪ؟ . ﻗﺎﻝ :
ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﻴﺖ ﻭﻻ ﺃﺣﺪ ﻳﺤﻤﻠﻪ ﻣﻦ ﻫﻮ؟ ﻭﺃﻳﻦ ﺃﻫﻠﻪ؟ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ
ﻓﻼﻥ ﺍﻟﺰﻧﺪﻳﻖ ﺷﺎﺭﺏ ﺍﻟﺨﻤﺮ ﻭﺯﺍﻧﻲ . ﻗﺎﻝ ﺃﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ
ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ؟ . ﻓﺎﺣﻤﻠﻮﻩ ﻣﻌﻲ ﺇﻟﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﻓﻔﻌﻠﻮﺍ ..ﻭﻟﻤﺎ ﺭﺃﺗﻪ
ﺯﻭﺟﺘﻪ ﺃﺧﺬﺕ ﺗﺒﻜﻲ ﻭﺫﻫﺐ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺑﻘﻲ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻭﺭﺋﻴﺲ .ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﺗﻘﻮﻝ ﻋﻨﻪ ﻛﺬﺍ ﻭﻛﺬﺍ ﺣﺘﻰ ﺃﻧﻬﻢ ﻟﻢ ﻳﻜﺘﺮﺛﻮﺍ ﻟﻤﻮﺗﻪ ؟ ﻗﺎﻟﺖ : ﻛﻨﺖ ﺃﺗﻮﻗﻊ
ﻫﺬﺍ . . ﺇﻥ ﺯﻭﺟﻲ ﻛﺎﻥ ﻳﺬﻫﺐ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﻟﻠﺨﻤﺎﺭﺓ ﻳﺸﺘﺮﻱ ﻣﺎ ﺍﺳﺘﻄﺎﻉ
ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻤﺮ ﺛﻢ ﻳﺤﻀﺮﻩ ﻟﻠﺒﻴﺖ ﻭﻳﺼﺒﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺮﺣﺎﺽ ﻭﻳﻘﻮﻝ ﺃﺧﻔﻒ ﻋﻦ
ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ .
ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺬﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﻣﻦ ﺗﻔﻌﻞ ﺍﻟﻔﺎﺣﺸﺔ ﻳﻌﻄﻴﻬﺎ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﻳﻘﻮﻝ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ
ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺎﺑﻲ ﺍﻏﻠﻘﻲ ﺑﺎﺑﻚ ﺣﺘﻰ ﺍﻟﺼﺒﺎﺡ ﻭﻳﺮﺟﻊ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ
ﺧﻔﻔﺖ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﻋﻦ ﺷﺒﺎﺏ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ . ﻓﻜﺎﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺸﺎﻫﺪﻭﻧﻪ
ﻳﺸﺘﺮﻱ ﺍﻟﺨﻤﺮ ﻭﻳﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻓﻴﺘﻜﻠﻤﻮﻥ ﻓﻴﻪ . ﻭﻗﻠﺖ ﻟﻪ ﻣﺮﺓ ﺇﻧﻚ
ﻟﻮ ﻣﺖ ﻟﻦ ﺗﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﻐﺴﻠﻚ ﻭﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﻳﺪﻓﻨﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ..
ﻓﻀﺤﻚ ﻭﻗﺎﻝ ﻻ ﺗﺨﺎﻓﻲ ﺳﻴﺼﻠﻲ ﻋﻠﻲّ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ
ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ .
ﻓﺒﻜﻰ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻣﺮﺍﺩ ﻭﻗﺎﻝ : ﺻﺪﻕ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﺎ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻣﺮﺍﺩ ﻭﻏﺪﺍ
ﻧﻐﺴﻠﻪ ﻭﻧﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻧﺪﻓﻨﻪ .. ﻭﻛﺎﻥ ﻛﺬﺍﻟﻚ ﻓﺸﻬﺪ ﺟﻨﺎﺯﺗﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ
ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ..
ﺳُﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ..
ﻧﺤﻜﻢ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑـﻤﺎ ﻧﺮﺍﻩ ﻭﻧﺴﻤﻌﻪ ﻣﻦ ﺍﻵﺧﺮﻳﻦ ..
ﻭﻟﻮ ﻛﻨﺎ ﻧﻌﻠﻢ ﺧﻔﺎﻳﺎ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻟﺤﺮﺳﻨﺎ ﺃﻟﺴﻨﺘﻨﺎ

" Cerita ini diambil dari buku harian Sultan Murad IV. Di
dalam buku hariannya itu diceritakan bahwa suatu malam
sang Sultan Murad merasa sangat gelisah dan resah, ia
ingin tahu apa penyebabnya.
Maka ia pun memanggil kepala pengawalnya dan
mengatakan bahwa ia akan pergi keluar dari istana dengan
menyamar sebagai rakyat biasa. Sesuatu yang memang
biasa beliau lakukan.
Sultan murad berkata: "Mari kita keluar, kita blusukan
melihat keadaan rakyatku".
Mereka ia pun pergi, udara saat itu sangat panas. Tiba-
tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di
atas tanah.
Maka Disentuh lelaki itu dan dibangunkan oleh Sultan
murad, ternyata lelaki itu telah wafat.
Orang-orang yang lewat di sekitarnya tidak ada yang peduli
dengan Keadaan mayat lelaki tersebut.
Maka Sultan murad yang saat itu menyamar sebagai rakyat
biasa, Memanggil mereka yang saat itu lewat.
kemudian mereka bertanya kepada sultan: "Ada apa? Apa
yang kau inginkan?".
Sultan menjawab: "Mengapa orang ini wafat tapi tidak ada
satu pun diantara kalian yang ngurus dan membawa
kerumahnya? Siapa dia? Dan dimana keluarganya?"
Mereka berkata: "Orang ini Zindiq, pelaku maksiat, dia
selalu minum khamar (mabuk mabukan) dan selalu berzina
dengan pelacur".
Sultan menjawab: "Tapi . . bukankah ia juga Umat
Rasulullah Muhammad SAW? Ayo angkat dia, kita bawa ke
rumahnya".
Maka Mereka mereka pun membawa jenazah laki-laki itu
ke rumahnya.
Ketika sampai di rumahnya, saat istri lelaki tersebut
mengetahui suaminya telah wafat, ia pun sedih dan
menangis. Tapi orang-orang langsung pada pergi semua,
hanya sang Sultan dan kepala pengawalnya yang masih
tinggal dirumah lelaki itu.
Kemudian Sang Sultan bertanya kepada istri laki-laki itu:
"Aku mendengar dari orang-orang disini, mereka berkata
bahwa suamimu itu dikenal suka melakukan kemaksiatan
ini dan itu, hingga mereka tidak peduli akan kematiannya,
benarkah kabar itu".?
Maka Sang istri menjawab: "Awalnya aku menduga seperti
itu tuan. Suamiku setiap malam keluar rumah pergi ke toko
minuman keras (khamar), kemudian membeli sesuai
kemampuannya. Ia bawa khamar itu ke rumah, kemudian
membuangnya ke dalam toilet, sambil berkata:
"Alhamdulillah Aku telah meringankan dosa kaum
muslimin".
Suamiku juga selalu pergi ke tempat pelacuran, memberi
mereka uang dan berkata kepada Sipelacur: "Malam ini
merupakan jatah waktuku, jadi tutup pintumu sampai pagi,
jangan kau terima tamu lain!".
Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku:
"Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa
pemuda-pemuda Islam".
Tapi, orang-orang yang melihatnya mengira bahwa ia selalu
minum minuman keras (khamar) dan melakukan
perzinahan. Dan berita ini pun menyebar di masyarakat.
Sampai akhirnya suatu kali aku pernah berkata kepada
suamiku: "Kalau nanti kamu mati, maka tidak akan ada
kaum muslimin yang akan memandikan jenazahmu, Dan
tidak ada yang akan mensholatimu, tidak ada pula yang
akan menguburkanmu".
Ia hanya tertawa, dan menjawab: "Janganlah takut wahai
istriku, jika aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya
kaum muslimin, oleh para Ulama dan para Auliya Allah".
Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata: "Benar
apa yang dikatakannya, Demi Allah, akulah Sultan Murad
Itu, dan besok pagi kita akan memandikan suamimu,
mensholatinya dan menguburkannya bersama² masyarakat
dan para ulama".
Akhirnya jenazah laki-laki itu besoknya dihadiri oleh
Sultan Murad, dan para ulama, para syeikh dan juga
seluruh warga masyarakat....!!
"Subhanallah"
Terkadang kita suka menilai orang dari apa yang kita lihat
dan kita dengar dari omongan orang orang. Andai saja kita
mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang,
niscaya pasti kita akan menjaga lisan kita dari
membicarakan orang lain..."

—————
* Sedikit resensi dari kami :

MENGAPA KEWALIAN SESEORANG SULIT DIKENALI ORANG AWAM.

Kewalian itu sulit dikenali tanda2nya daripada mengenali Alloh, sebab adanya Alloh bisa diketahui dari tanda2 dan bukti dari ciptaannya sebagaimana yang dikatakan Imam Abul Abbas Al Mursy. Berkaitan dengan hal ini , Imam ibnu Athoillah mengatakan dalam maqolatus shufiyyah nya ,

ستر انوار السرائر بكثائف الظواهر اجلالا لها ان تبتذل بوجود الاظهار وان ينادى عليها بلسان الاشتهار.

" Alloh sengaja menutupi nur hati ( para waliNya ) itu dengan pekerjaan2 yang bersifat lahiriyyah karena sayangnya Alloh kepada waliNya, agar jangan sampai diobral dengan terbuka begitu saja atau khawatir dari pada lidah yang menyiar-nyiarkan kewaliannya ".

Disini Alloh menutup nur kewalian para auliya'Nya karena rahmatnya terhadap kaum muslimin yang ada disekitarnya. Sebab kalau terbuka rahasia kewaliannya pada seseorang, pasti akan mewajibkan bagi wali yang terbuka jati dirinya itu pada kewajiban2 yang mungkin ia tidak dapat melaksanakannya, dan dengan demikian akan terjerumus pada dosa dan kedurhakaan, disinilah posisi Para wali Alloh yang masthur ( yg disembunyikan Alloh diantara kerumunan orang banyak ).

Kekhawatiran akan terbongkarnya kewalian seseorang yg mengakibatkan pengkultusan2 bagi orang awam terhadapnya, sehingga khawatir akan menjadi goyahnya hati untuk tetap shuhud dan tawajjuh kepada Alloh semata, adalah bentuk kedurhakaannya kepada Alloh, sebagaimana kata Ibnu Faridh yang dinukil oleh Imam As Suyuthi dalam kitabnya " Al Haawy lil fataawy, jilid 2, Hal. 282, pada Bab " Al Fatawaa Al Muta'alliqotu bittashowwufi ", yang mana Ibnu Faridh membuka kedok kaum sufi sebagaimana dalam  munajatnya ;

وان خطرت لي في سواك ارادة ، علي خاطري سهوا قضيت بردتي.

" Sekiranya suatu hari terlintas dalam fikiranku kemauan selain kepadaMu, maka Engkau boleh menjatuhkan hukuman kepadaku sebagai hambaMu yang murtad ".

Selanjutnya pada halaman yang sama, Imam As Suyuthi memberikan penjelasan terhadap kata " Murtad " yang diucapkan Ibnu Faridh,

ومعلوم ان هذا ليس بردة حقيقية، ومن هذا النمط قول الصوفية : ان الغيبة تفطر الصائم فكل هذا من طريقة الخواص يلزمون انفسهم بما لا يلزم العامة.

" Dan sudah maklum bahwa sesungguhnya perkataan ini bukanlah murtad yang bermakna haqiqi, dan ini bentuk gaya bahasa kaum sufi saja, ( seperti halnya ) bahwa ghibah ( boso jowone =ngrasani  ) itu membatalkan puasa dari segi sudut pandang khowas ( orang2 khos ) yang menjadikan suatu ketetapan bagi diri mereka, terhadap ketetapan yang tidak berlaku bagi orang pada umumnya ".

Selanjutnya Imam Ibnu Athoillah memberikan penjelasan dari rahasia " laa yu'roful waliy illal waliy " sebagai gambaran terkuaknya kewalian seseorang itu pasti sesama wali juga yang membongkarnya sebagai i'tibar , Imam Ibnu Athoillah mengatakan dalam maqolatus sufiyyahnya  ;

سبحان من لم يجعل الدليل علي اوليآئه الا من حيث الدليل عليه ولم يوصل اليهم الا من اراد ان يوصله اليه.

" Maha Suci Alloh, yang sengaja tidak menjadikan suatu tanda / bukti bagi para waliNya kecuali sekedar untuk mengenal kepadanya, sebagaimana tidak menyampaikan / mempertemukan dengan mereka kecuali pada orang yang disampaikan kepada Alloh ".

Oleh karena itulah para Auliya' yang masthur, jika terbongkar kewaliannya yang sekiranya khawatir hatinya tidak kuat dengan keadaan yang dialaminya, pasti seketika itu juga minta di matikan.
Sebenarnya banyak kisah-2 Wali Masthur, semisal cerita tentang Pak Abdurrohman atau Mbah man, ia dari desa bagelen Solo yang menjadi tukang sapu pasar di daerah Lasem. Suatu hari beberapa pedagang dipasar minta tolong pada Mbah Man agar besok sebelum menjelang Shubuh, dagangan-2 mereka sudah diantarkan kepasar Lasem. Dan kebetulan sekali waktu dan jam yang diminta beberapa pedagang itu sama dan berbarengan. Ketika menjelang Tarhim para pedagang kaget karena dagangan mereka telah sampai dan ditata rapi oleh Mbah Man. Hal ini menimbulkan kecurigaan meraka kepada sosok Mbah Man, padahal jarak rumah mereka lumayan jauh, dan mereka meyakini bahwa Mbah Man bukanlah orang sembarangan.  Setelah terbongkar kedok kewaliannya, ba'da subuh beliau duduk bersandar di bawah pohon mangga depan pondok Kyai Baidhowy Lasem ( mertua dari Syaikhina Maemoen Zubeir, Sarang ) dan berdoa kepada Alloh agar segera diwafatkan, selepas itu beliau sujud dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Kisah Mbah Man / Pak Abdurrohman ini kami terima ketika ngaji " Malem Selosoan " dari Syaikhina wa Murobbi ruuhinaa Al Mursyid KH. Muhammad DJamaluddin Ahmad,
TambakBeras Jombang, sewaktu nyantri di Mbah Baidhowy Lasem.

( Danny Ma'shoum )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar