Jumat, 06 Maret 2015

SEBUAH ANALISA HADIST DALAM KITAB IHYA' ULUMIDDIN, BAG :3

Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis Palsu
Kitab Ihya’ (Bag III)
Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis Palsu Kitab
Ihya’ (Bag III)
(Ibnu Jauzi telah menuduh 30-an hadis dalam kitab
Ihya’ sebagai hadis palsu. Namun setelah dikaji
ulang berdasarkan penilaian ahli hadis lainnya
ternyata banyak mengandung kesalahan)
ﻓﻰ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ
Hadis XVII
No. 2764 Hal. 80
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﻧَﺎﻓِﻊٍ : ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ e ﻳَﻘُﻮْﻝُ " ﺃَﻳُّﻤَﺎ
ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﺍﺷْﺘَﻬَﻰ ﺷَﻬْﻮَﺓً ﻓَﺮَﺩَّ ﺷَﻬْﻮَﺗَﻪُ ﻭَﺁﺛَﺮَ ﺑِﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﻏَﻔَﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻟَﻪُ " ‏( ﻣﺮﺗﻴﻦ ‏)
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺜﻮﺍﺏ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ
ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ .
‘Barang siapa yang memiliki hasrat birahi, kemudian
ia menolak syahwatnya tersebut dan mengalahkan
nafsunya, maka Allah akan mengampuninya’ (Al-
Iraqi: Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Ibnu Hibban
dalam kitab al-Tsawab dengan sanad yang sangat
lemah. Dan Ibnu al-Jauzi mencantumkannya dalam
kitab al-Maudlu’at)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini palsu, diduga pelakunya adalah Amr bin
Khalid (al Maudluat III/138)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini palsu, diduga pelakunya adalah Amr bin
Khalid al-Wasithi. (al-La’ali al-Mashnu’ah II/272)
Al-Dzahabi:
Ibnu Hibban berkata: ‘Amr bin Khalid adalah orang
terpercaya yang sudah masyhur (Mizan al-I’tidal
III/258)
Ibnu ‘Asakir:
Daruquthni berkata bahwa hadis ini adalah Gharib
(asing) dari riwayat Habib dari Nafi’. ‘Amr bin Khalid
menjadi perawi tunggal. (Tarikh Dimasyqa
XXXI/142)
Hadis XVIII
No. 1407 Hal. 30
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺷَﻜَﻮْﺕُ ﺇِﻟَﻰ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞَ ﺿُﻌْﻔِﻲ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻮِﻗَﺎﻉِ ﻓَﺪَﻟَّﻨِﻲ ﻋَﻠَﻰ
ﺍْﻟَﻬﺮِﻳْﺴَﺔِ " ﻣﺮﺗﻴﻦ
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺬﻳﻔﺔ ، ﻭﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ،
ﻭﺍﻟﻌﻘﻴﻠﻲ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻣﻌﺎﺫ ﻭﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ ، ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ
ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺬﻳﻔﺔ ، ﻭﺍﻷﺯﺩﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ
ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺑﻄﺮﻕ ﻛﻠﻬﺎ ﺿﻌﻴﻔﺔ . ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ :
ﻣﻮﺿﻮﻉ ، ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻘﻴﻠﻲ : ﺑﺎﻃﻞ
‘Saya mengadu kepada Jibril tentang lemah syahwat
yang saya alami, ia memberi petunjuk supaya
mengkonsumsi Harisah (sejenis adonan yang
terbuat dari susu dan madu).’ (Al-Iraqi:
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi dari riwayat Hudzaifah
dan Ibnu Abbas, oleh al-Uqaili dari Muadz dan Jabir
bin Samurah, oleh Ibnu Hibban dalam kitab al-
Dlu’afa’ dari Hudzaifah, oleh al-Azdi dalam kitab al-
Dlu’afa’ dari Abu Hurairah, semuanya dengan sanad
yang dlaif. Ibnu ‘Adi mengatakan: Hadis tersebut
adalah palsu. Al-Uqaili berkata: Ini Hadis batil)
Al-Fattanni:
Semua jalur sanadnya adalah dlaif, dan ada yang
mengatakan palsu. (Tadzkirah al-Maudluat I/63)
Al-’Ajluni dan al-Fattanni:
Hadis-hadis yang berkaitan dengan makanan
Harisah tidak ada yang sahih. Hadis-hadis tersebut
dibuat-buat oleh Muhammad bin Hajjaj al-Lakhmi,
penjual makanan Harisah (supaya jualannya laku).
(Kasyf al-Khafa’ I/175 dan Tadzkirah al-Maudlu’at
I/145)
Hadis XIX
No. 3269 Hal. 237
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺍﻟﺴَّﺨَﺎﺀُ ﺷَﺠَﺮَﺓٌ ﻣِﻦْ ﺷَﺠَﺮِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺃَﻏْﺼَﺎﻧُﻬَﺎ ﻣُﺘَﺪَﻟِّﻴَﺔٌ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﻐُﺼْﻦٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻗَﺎﺩَﻩُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻐُﺼْﻦُ ﺇِﻟَﻰ
ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻭﺍﺑﻦ
ﻋﺪﻱ ﻭﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺠﺎﺩ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ
ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﺑﻌﺪﻩ ﻭﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺟﺎﺑﺮ ﻭﻛﻼﻫﻤﺎ ﺿﻌﻴﻒ
ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺜﻬﻢ ﻭﻣﻦ
ﺣﺪﻳﺚ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﻭﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ
‘Dermawan adalah sebuah pohon di surga, yang
dahannya terurai ke bumi. Barangsiapa yang
berpegang pada salah satu dahannya tersebut, ia
akan menuntunnya ke surga’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan
Ibnu Hibban dalam kitab al-Dlu’afa’ dari Aisyah,
oleh Ibnu ‘Adi dan Daruqutni dalam kitab al-
Mustajad dari riwayat Abu Hurairah, oleh Abu Nuaim
dari riwayat Jabir, kedua sanadnya dlaif. Ibnu al-
Jauzi mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at
dari semua jalur)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini dari semua jalurnya tidak benar. Pertama,
dari jalur Husain, terdapat perawi Said bin
Maslamah, yang menurut Yahya bin Ma’in: Dia tidak
ada apa-apanya. Kedua , jalur Abu Hurairah,
perawinya adala Abd al-Aziz bin Imran, menurut
Yahya bin Ma’in: Dia tidak dipercaya. Menurut
Nasa’i: Dia matruk hadisnya. Menurut al-Bukhari:
Hadisnya tidak ditulis. Begitu juga perawi Ibrahim
bin Ismail, menurut Yahya bin Ma’in: Dia tidak ada
apa-apanya. Ada juga Dawud bin Husain, menurut
Ibnu Hibban: Riwayat hadisnya harus dijauhi.
Daruquthni berkata: Hadis A’raj adalah palsu. Yahya
bin Ma’in berkata: Amr bin Jami’ tidak dipercaya,
Ma’mun adalah pendusta yang buruk, dan Said bin
Muhammad tidak ada apa-apanya. Ketiga , dari jalur
Abu Said, diantara perawinya adalah Muhammad bin
Maslamah, yang dinilai sangat lemah oleh Lalikani
dan Khallal. Keempat , jalur Jabir, diantara perawinya
adalah ‘Ashim bin Abdillah yang dinilai dlaif oleh
apa para ulama, juga ada Abd al-Aziz bin khaldun,
dinilai oleh Yahya bin Ma’in: Dia tidak ada apa-
apanya, sangat pendusta, mengaku-ngaku
meriwayatkan hadis yang sama sekali tidak
diwahyukan oleh Allah. Kelima, dari jalu Aisyah,
perawinya adalah Ismail bin Ubbad, menurut
Daruquthni: Dia matruk. (al-Maudlu’at II/182)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi ( Syu’ab
al-Iman No: 10449, ia menilainya dlaif) dan al-
Khatib. Teks riwayat al-Khatib adalah:
ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮٍ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ e ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺴَّﺨَﺎﺀَ ﺷَﺠَﺮَﺓٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺃَﻏْﺼَﺎﻧُﻬَﺎ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﻐُﺼْﻦٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺟَﺮَّﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺒُﺨْﻞَ
ﺷَﺠَﺮَﺓٌ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺃَﻏْﺼَﺎﻧُﻬَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﻐُﺼْﻦٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ
ﺟَﺮَّﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
‘Dermawan adalah sebuah pohon di surga, yang
dahannya terurai ke bumi. Barangsiapa yang
berpegang pada salah satu dahannya tersebut, ia
akan menariknya ke surga. Dan kikir (pelit) adalah
sebuah pohon di neraka, yang dahannya terurai ke
bumi. Barangsiapa yang berpegang pada salah satu
dahannya tersebut, ia akan menariknya ke neraka.’
’Ashim dinilai dlaif, dan gurunya sangat pendusta
(al-La’ali al-Mashnu’ah II/79)
Ali al-Kannani:
Penilaian hadis palsu ini dikaji ulang. Sebab hadis
ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Hasan dan Abu
Hurairah, ia menilainya dlaif. Sedangkan perawi
Said bin Maslamah status hadisnya bernilai hasan
apabila didukung riwayat lain. Dawud bin Hushain
dinilai terpercaya oleh mayoritas ulama, dan ahli
hadis yang enam (Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Turmudzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah). Kecacatannya
karena ia berbuat bid’ah. Dengan demikian, jalur
tunggal ini saja sudah baik (jayyid ), apalagi
didukung riwayat lain, seperti Ibnu ‘Asakir dari
Anas, al-Baihaqi, al-Khatib dalam kitab al-Bukhala’
dan Ibnu ‘Asakir dari riwayat Abdullah bin Jarad
(Tarikh Dimasyqa XXXXX /289). Menurut al-Baihaqi
sanadnya dlaif. (Tanzih al-Syariah II/137)
Hadis XX
No. 3271 Hal. 244
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ " ﻣَﺎ ﺟَﺒَﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻟَﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺴَّﺨَﺎﺀِ ﻭَﺣُﺴْﻦِ
ﺍﻟْﺨُﻠُﻖِ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺠﺎﺩ ﺩﻭﻥ ﻗﻮﻟﻪ " ﻭﺣﺴﻦ
ﺍﻟﺨﻠﻖ " ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻣﻦ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﺑﻘﻴﺔ
ﻋﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﻔﺮ ﻋﻦ ﺍﻷﻭﺯﺍﻋﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺰﻫﺮﻱ ﻋﻦ
ﻋﺮﻭﺓ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ، ﻭﻳﻮﺳﻒ ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ .
‘Allah tidak pernah memberi watak kepada kekasih-
Nya kecuali dengan dermawan dan moral yang
baik’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Daruqutni dalam
kitab al-Mustajad tanpa redaksi ‘moral yang baik’
dengan sanad yang lemah, oleh Ibnu al-Jauzi dala
kitab al-Maudlu’at, juga oleh Ibnu ‘Adi dari riwayat
Baqiyah dari Yusuf bin Abi Safar dari Auza’i dari
Zuhri dari ‘Urwah dari Aisyah. Yusuf adalah perawi
yang sangat lemah)
Ibnu al-Jauzi:
Ini adalah hadis yang tidak benar. Abu Zur’ah dan
Nasa’i berkata: Yusuf adalah matruk. Ibnu Hibban
berkata: Tidak boleh berdalil dengan Yusuf. (al-
Maudlu’at II/179)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Daruquthni berkata bahwa yusuf berdusta, hadisnya
tidak kuat (al-La’ali al-Mashnu’ah II/77)
Al-’Ajluni:
Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Dailami dari
Aisyah secara marfu’ dengan sanad yang lemah.
Hadis ini diperkuat oleh riwayat lain, diantaranya:
ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﻮَﺍﻫِﺪِﻩِ ﻣَﺎ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ﺃَﻧَﺲٌ ﻗَﺎﻝَ e ﺃَﻥَّ ﺑُﺪَﻟَﺎﺀَ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻟَﻢْ
ﻳَﺪْﺧُﻠُﻮْﺍ ﺍْﻟﺠَﻨَّﺔَ ﺑِﺼَﻮْﻡٍ ﻭَﻟَﺎ ﺻَﻠَﺎﺓٍ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺳَﺨَﺎﺀِ
ﺍﻟْﺄَﻧْﻔُﺲِ ﻭَﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔِ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ
‘Sesungguhnya para wali Abdal dari umatku tidak
masuk ke surga karena salat puasa dan salat, tetapi
karena rahmat dari Allah, jiwa yang dermawan dan
kasih sayang kepada umat Islam.’ (Kasyf al-Khafa’
II/185)
Hadis XXI
No. 3277 Hal. 244
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ " ﺗَﺠَﺎﻓُﻮْﺍ ﻋَﻦْ ﺫَﻧْﺐِ ﺍﻟﺴَّﺨِﻲّ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺁﺧِﺬٌ
ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﻋَﺜَﺮَ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻷﻭﺳﻂ ﻭﺍﻟﺨﺮﺍﺋﻄﻲ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﺭﻡ
ﺍﻷﺧﻼﻕ . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺨﺮﺍﺋﻄﻲ " ﺃَﻗِﻴْﻠُﻮْﺍ ﺍﻟﺴَّﺨِﻲَّ ﺯُﻟَّﺘَﻪُ " ﻭﻓﻴﻪ
ﻟﻴﺚ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻠﻴﻢ ﻣﺨﺘﻠﻒ ﻓﻴﻪ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻴﻪ ﻭﺃﺑﻮ
ﻧﻌﻴﻢ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻧﺤﻮﻩ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺿﻌﻴﻒ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ
ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ .
‘Bersikaplah pemaaf atas kesalahan orang yang
dermawan. Sebab Allah akan memegang tangannya
setiap ia terlepas’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh
Thabrani dalam kitab Mu’jam al-Ausath (No: 5871),
oleh al-Kharaithi dalam kitab Makarim al-Akhlaq
dengan teks yang berbeda. Di dalam sanadnya
terdapat Laits bin Abi Salim yang masih
diperselisihkan, juga diriwayatkan oleh Thabrani
dan Abu Nuaim dari riwayat Ibnu Mas’ud, dengan
sanad yang lemah. Dan Ibnu al-Jauzi
mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at dari
jalur Daruqutni)
Ibnu al-Jauzi:
Dalam riwayat ini, Abd al-Rahim bin Hammad
menjadi perawi tunggal. Al-Uqaili berkata: Abd al-
Rahim bercerita kepada A’masy dengan sesuatu
yang bukan hadisnya. (al-Maudlu’at II/185)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini dengan jalur sanad yang sama juga
diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-
Iman (No: 10444 - 10445). Ia berkata bahwa
sanadnya dhaif. Tuduhan bahwa Abd al-Rahim bin
Hammad al-Tsaqafi menjadi perawi tunggal juga
tidak benar, karena Thabrani dalam kitab Mu’jam
al-Ausath (No: 5871), Ibnu ‘Asakir, Abu Nuaim
dalam kitab al-Hilyah (IV/108) dan al-Khatib dalam
kitab al-Tarikh juga meriwayatkan hadis tersebut
dari jalur riwayat yang lain. (al-La’ali al-Mashnu’ah
II/80)
Ali al-Kannani:
Dalam kitab Lisan al-Mizan (Ibnu Hajar) disebutkan
bahwa Ibnu Hibban memasukan Abd al-Rahman ke
dalam kategori orang-orang terpercaya (Tanzih al-
Syariah II/138)
Catatan Penulis:
Diriwayatkan juga oleh al-Qudla’i dalam kitab al-
Musnad (No: 677) dan Musnad Syihab (No: 726).
Hadis ini secara kandungan makna memiliki banyak
riwayat dengan teks hadis yang berbeda-beda,
perawinya sebagian ada yang sahih dan ada yang
dlaif. (al-Haitsami, Majma’ al-Zawaid III/120)
Hadis XXII
No. 3265 Hal. 236
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺃَﺑَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﺯُﻕَ ﻋَﺒْﺪَﻩُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦَ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﺎ
ﻳَﺤْﺘَﺴِﺐُ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻠﻰ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ
ﻭﺍﻩ ، ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ .
‘Allah enggan untuk memberi rezeki kepada hamba-
Nya yang mukmin kecuali dari arah yang tak
terduga’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban
dalam kitab al-Dlu’afa’ dari hadis Ali dengan sanad
yang sangat lemah, dan disebutkan oleh Ibnu al-
Jauzi dalam kitab al-Maudlu’at)
Ibnu al-Jauzi:
Abu Hatim dan Ibnu Hibban: Hadis ini palsu. Dalam
riwayat ini terdapat Ahmad bin Dawud, dia yang
memalsukan hadis. Menurut Daruqutni: Dia matruk
dan sangat pendusta (al-Maudlu’at II/153)
Jalaluddin al-Suyuthi:
al-Hafidz Ibnu Hajar mengomentari hadis ini dalam
kitab Lisan al-Mizan bahwa hadis ini diriwayatkan
oleh Ibnu Abd al-Barr dalam kitab al-Tamhid .
Riwayat ini juga didukung oleh al-Baihaqi dalam
kitab Syu’ab al-Iman (No: 1197) dan menilai
sanadnya dlaif, juga oleh al-Hakim dalam kitab al-
Tarikh-nya. (al-La’ali al-Mashnu’ah II/59)
Al-Fattanni:
Hadis ini juga dinilai palsu oleh al-Shaghani
(sebagaimana Ibnu al-Jauzi). Dijelaskan dalam kitab
al-La’ali (al-Suyuthi) bahwa hadis panjang ini
memiliki banyak riwayat yang mengeluarkannya dari
kategori hadis palsu. Dalam kitab al-Maqashid (al-
Sakhawi) disebutkan bahwa sanadnya sangat
lemah, maknanya sesuai dengan QS. Al-Talaq: 3.
(Tadzkirah al-Maudlu’at I/190)
Catatan Penulis:
Diriwayatkan pula oleh al-Qudla’i dalam al-Musnad
(No: 554), Musnad Syihab (No: 585) dan al-Dailami
dalam Musnad-nya (I/80). Begitu pula diriwayatkan
oleh al-‘Askari dengan sanad yang sembrono (al-
Munawi, Faidl al-Qadir I/71)
Hadis XXIII
No. 3286 Hal. 240
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ " ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔُ ﺩَﺍﺭُ ﺍﻟْﺄَﺳْﺨِﻴَﺎﺀِ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻭﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺠﺎﺩ
ﻭﺍﻟﺨﺮﺍﺋﻄﻲ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻻ ﻳﺼﺢ ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ
ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺬﻫﺒﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻣﻨﻜﺮ ﻣﺎ
ﺁﻓﺘﻪ ﺳﻮﻯ ﺟﺤﺪﺭ ﻗﻠﺖ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺁﺧﺮ
ﻭﻓﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻮﻟﻴﺪ ﺍﻟﻤﻮﻗﺮﻱ ﻭﻫﻮ ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ .
‘Surga adalah rumah orang-orang yang
dermawan’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi
dan Daruqutni dalam kitab al-Mustajad dan al-
Kharaithi (Makarim al-Akhlaq No: 561). Daruqutni
berkata: Hadis ini tidak sah. Dari jalur ini Ibnu al-
Jauzi mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at.
Al-Dzahabi berkata: Hadis ini munkar, tidak lain
bersumber dari Jahdar. Al-Iraqi: Daruqutni juga
meriwayatkannya dengan jalur sanad yang lain,
terdapat seorang perawi Muhammad bin Walid al-
Muqiri yang sangat lemah)
Ibnu al-Jauzi:
Ibnu ‘Adi berkata: Jahdar mencuri hadis, dia
meriwayatkan hadis-hadis munkar dan menambah-
nambah sanad. Daruquthni berkata: Hadis ini tidak
benar. (al-Maudlu’at II/185)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini diriwayatkan oleh Daruquthni dalam kitab
Mustajad, al-Kharaithi dalam kitab Makarim al-
Akhlaq (No: 561) dan Thabrani dalam kitab Mu’jam
al-Ausath . Jahdar bernama Ahmad bin Abd al-
Rahman bin Haris, dia diperkuat dalam riwayat lain.
Al-Khatib dalam kitab al-Bukhala’ meriwayatkan
hadis yang sama dari Anas, tetapi dalam sanad ini
terdapat perawi bernama Ibrahim bin Bakr al-
Syaibani yang dinilai matruk (al-La’ali al-Mashnu’ah
II/81)
Ali al-Kannani:
Riwayat Jahdar diperkuat oleh Baqiyyah, ia lebih
baik perilakunya. (Tanzih al-Syariah II/138)
Al-’Ajluni:
Hadis ini diriwayatkan oleh Daruquthni dari jalur
riwayat lain yang dlaif, tetapi memiliki hadis-hadis
pendukung. Juga diriwayatkan oleh Abu Syaikh
(Ibnu Hibban), al-Khatib dalam kitab al-Bukhala’ ,
dan al-Dailami dari Anas dengan redaksi:
ﺍْﻟﺠَﻨَّﺔُ ﺩَﺍﺭُ ﺍﻟْﺄَﺳْﺨِﻴَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻟَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
ﺑَﺨِﻴْﻞٌ ﻭَﻟَﺎ ﻋَﺎﻕٌّ ﻭَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻣَﻨَّﺎﻥٌ ﺑِﻤَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻰ .
‘Surga rumah bagi orang dermawan. Demi Tuhan
yang menguasai saya, tidak akan masuk surga
orang yang kikir, yang durhaka pada kedua orang
tuanya, dan orang yang selalu mengungkit-ungkit
pemberiannya’ (Kasyf al-Khafa’ I/337)
Catatan Penulis:
Diriwayatkan juga oleh al-Qudla’i dalam al-Musnad
(No: 111), Musnad Syihab (No: 117) dan al-Dailami
dalam Musnad al-Firdaus (2608)
Hadis XXIV
No. 3365 Hal. 268
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﻟِﻠْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔِ ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺮِﺩْﻧِﻲ ﺑِﻌَﻤَﻠِﻪِ
ﻓَﺎﺟْﻌَﻠُﻮْﻩُ ﻓِﻲ ﺳِﺠِّﻴْﻦٍ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻲ ﺍﻹﺧﻼﺹ ﻭﺃﺑﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻌﻈﻤﺔ ﻣﻦ ﺭﻭﺍﻳﺔ
ﺣﻤﺰﺓ ﺑﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﻣﺮﺳﻼ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ .
‘Sesungguhnya Allah berfirman kepada para
Malaikat: Sesungguhnya orang ini tidak beramal
untuk-Ku, maka letakkan ia di neraka Sijjin’ (Al-
Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu Mubarak dalam kitab
al-Zuhd , oleh Ibnu Abi al-Dunya dalam kitab al-
Ikhlash, juga oleh Abu Syaikh [Ibnu Hibban] dalam
kitab al-‘Adzamah dari riwayat Hamzah bin Habib
secara Mursal. Dan Ibnu al-Jauzi mencantumkannya
dalam kitab al-Maudlu’at)
Ishamuddin al-Shabithi:
Hadis ini dlaif (Jami’ al-ahadits al-Qudsiyah I/2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar