Jumat, 06 Maret 2015

SEBUAH ANALISA HADIST DALAM KITAB IHYA' ULUMIDDIN, BAG :4

Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis Palsu
Kitab Ihya’ (Bag Akhir, IV)
Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis Palsu Kitab
Ihya’ (Bag Akhir, IV)
(Ibnu Jauzi telah menuduh 30-an hadis dalam kitab
Ihya’ sebagai hadis palsu. Namun setelah dikaji
ulang berdasarkan penilaian ahli hadis lainnya
ternyata banyak mengandung kesalahan)
ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ
Hadis XXV
No. 3737 Hal. 124
ﺣﺪﻳﺚ " ﻣَﺎ ﻋَﻈُﻤَﺖْ ﻧِﻌْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺒْﺪٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻛَﺜُﺮَﺕْ ﺣَﻮَﺍﺋِﺞُ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻓَﻤَﻦْ ﺗَﻬَﺎﻭَﻥَ ﺑِﻬِﻢْ ﻋَﺮَﺽَ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟﻨِّﻌْﻤَﺔَ ﻟِﻠﺰَّﻭَﺍﻝِ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ
ﻣﻌﺎﺫ ﺑﻦ ﺟﺒﻞ ﺑﻠﻔﻆ " ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻈُﻤَﺖْ ﻣَﺆُﻭْﻧَﺔُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ، ﻓَﻤَﻦْ
ﻟَﻢْ ﻳَﺤْﺘَﻤِﻞْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻤَﺆُﻭْﻧَﺔَ . . . ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ " ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ
ﺍﻟﻀﻌﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭﻗﺎﻝ : ﺇﻧﻪ ﻣﻮﺿﻮﻉ ﻋﻠﻰ
ﺣﺠﺎﺝ ﺍﻷﻋﻮﺭ .
‘Semakin besar nikmat dari Allah kepada seorang
hamba, maka akan semakin banyak kebutuhan
orang lain kepadanya. Barangsiapa yang
mempermainkan orang-orang (yang membutuhkan
tersebut), maka ia telah mempersiapkan lenyapnya
nikmat tersebut’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adi dan Ibnu Hibban dalam kitab al-Dlu’afa’ dari
Muadz bin Jabal dengan redaksi yang berbeda. Ibnu
Hibban juga meriwayatkannya dalam kitab al-
Dlu’afa’ dari Ibnu Abbas. Ibnu Hibban berkata:
Hadis ini palsu, yang disampaikan oleh Hajjaj al-
A’war)
Al-Sakhawi dan al-Fattanni:
Hadis ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab
Syu’ab al-Iman (No: 7400/7664), Abu Ya’la, dan
al-‘Askari dari Muadz bin Jabal secara marfu’. Dari
sekian riwayat yang ada, sebagian saling
memperkuat yang lain (al-Maqashid al-Hasanah
I/583 dan Tadzkirah al-Maudlu’at I/64)
Catatan Penulis:
Diriwayatkan juga oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam
kitab Lisan al-Mizan (No: 937), al-Qudla’i dalam al-
Musnad (No: 743), Musnad Syihab (No: 798) dan
Ibnu Abi al-Dunya dalam Qada’ al-Hawaij -nya (No:
48)
Hadis XXVI
No. 3377 Hal. 296
ﺣﺪﻳﺚ " ﻣﻌﺎﺫ ﺍﻟﻄﻮﻳﻞ "
** ﺑﻄﻮﻟﻪ ﻓﻲ ﺻﻌﻮﺩ ﺍﻟﺤﻔﻈﺔ ﺑﻌﻤﻞ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻭﺭﺩ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻟﻪ
ﻣﻦ ﻛﻞ ﺳﻤﺎﺀ ﻭﺭﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻪ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﻋﺰﺍﻩ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﺇﻟﻰ
ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩﻩ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺫ ﻭﻫﻮ
ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺭﻭﺍﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻭﻓﻲ ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﻛﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﻢ ،
ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ
‘Sesungguhnya Allah menciptakan tujuh malaikat
sebelum Allah menciptakan langit dan bumi,
kemudian Allah menciptakan langit dan menjadikan
malaikat sebagai penjaga pintu di setiap langit.
Maka malaikat pencatat amal naik ke langit dengan
membawa amal seseorang sejak pagi hingga sore.
Amal itu bercahaya seperti matahari, hingga ketika
naik ke langit yang paling rendah, amal itu
dibersihkan. Malaikat penjaga itu berkata kepada
malaikat pencatat amal: Pukulkan amal ini ke wajah
pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga ghibah
(ngrumpi/rasan-rasan). Aku ditugaskan oleh
Tuhanku agar tidak meninggalkan perbuatan orang
yang suka ngrumpi. Kemudian datang malaikat
pencatat yang membawa amal saleh, ia
membersihkannya dan memperbanyaknya, sehingga
ketika sampai ke langit kedua, malaikat penjaga
berkata: Berhenti dan pukulkan amal ini ke muka
pemiliknya. Ia menghendaki dengan amalnya ini
untuk mencari kesenangan dunia. Saya
diperintahkan oleh Tuhan saya supaya tidak
meninggalkannya. Malaikat pencatat amal naik
dengan membawa amal yang bercahaya, amal
sedekah, puasa dan salat. Malaikat pencatat
terkagum-kagum dan melewati langit ketiga.
Malaikat penjaga berkata: Berhenti dan pukulkan
amal ini ke wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat
‘sombong’ yang diperintahkan oleh Tuhanku agar
tidak meninggalkan amalnya. Malaikat pencatat
amal membawa amal seseorang yang berkilau
seperti bintang, amal tasbih, salat, haji dan umrah,
hingga ia melewati langit keempat. Malaikat
penjaga berkata: Berhenti dan pukulkan amal ini ke
perut dan pantat pemiliknya. Aku adalah malaikat
‘bangga diri’. Tuhanku memerintahkan aku agar
tidak meninggalkan orang yang suka
membanggakan diri. Malaikat pencatat membawa
amal yang seperti pengantin yang dihias ke langit
kelima. Malaikat penjaga berkata: Berhenti dan
pukulkan ke wajah pemiliknya dan bebankan ke
pundaknya. Aku adalah malaikat ‘dengki’, dia telah
iri hati kepada orang-orang yang belajar dan
beramal, dan dia selalu iri terhadap orang yang
mendapat kebaikan dalam ibadah, Tuhanku
memerintahkan aku agar tidak meninggalkannya.
Malaikat pencatat membawa amal ibadah salat,
zakat, haji, umrah dan puasa, mereka melewati
langit keenam. Maka malaikat penjaga berjata:
Berhenti dan pukulkan ke wajah pemiliknya. Dia
tidak memiliki belas kasihan sedikitpun pada orang
lain, jika orang lain ditimpa musibah, maka ia
bergembira. Aku adalah malaikat ‘kasih sayang’
Tuhanku memerintahkanku agar tidak
meninggalkan amalnya . Malaikat pencatat itu
membawa amal ibadah puasa, salat, nafkah, zakat,
ijtihad dan wira’i, amal itu menggelegar seperti petir
dan bersinar seperti matahari, amal itu dikawal oleh
3000 malaikat dan melewati langit ketujuh. Malaikat
penjaga berkata: Berhenti dan pukulkan ke wajah
dan tubuhnya, kuncilah di dalam hatinya. Aku
menjadi penghalang bagi setiap amal yang tidak
bertujuan mencari ridla Tuhan. Dia beramal tidak
karena Allah, dia menginginkan pangkat dan
popularitas di kotanya. Aku diperintahkan oleh
Tuhanku agar tidak meninggalkan amal tersebut.
Setiap amal yang dilakukan tidak karena Allah,
maka dia telah berbuat riya’ (pamer). Dan Allah
tidak menerima amal orang yang penuh pamrih.....
(al-Iraqi: Hadis yang panjang ini tentang naiknya
malaikat pencatat amal dan peNo:lakan para
malaikat di setiap langit, sebagaimana menurut al-
Ghazali, adalah riwayat Abdullah Ibnu Mubarak dari
Muadz, begitu juga dalam kitab al-Zuhd yang salah
satu perawinya tidak disebut. Hadis ini dicantumkan
oleh Ibnu al-Jauzi dalam kitab al-Maudlu’at)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini palsu yang dikarang oleh seorang yang
sudah masyhur, Ahmad bin Abdullah al-Juwaibari
dari Yahya bin Salam al-Ifriqi dari Tsaur bin Yazid.
Juwaibari adalah manusia paling dusta yang sudah
banyak memalsukan hadis Rasul Saw tanpa
terhitung. Abdullah bin Wahb adalah tukang
pemalsu hadis. Ibnu Hibban menyebutnya: Dia
adalah Dajjal, yang memalsukan hadis. Qasim al-
Makfuf digolongkan oleh Ibnu Hibban sebagai
pemalsu hadis. Di jalur riwayat lain ada Abd al-
Wahid bin Zaid, menurut Yahya bin Ma’in: Dia tidak
ada apa-apanya. Menurut al-Bukhari, Nasa’i, dan
Fallas: Dia matruk. Sedangkan perawi Ya’qub,
Ahmad, Hasan, Ali bin Ibrahim adalah orang-orang
yang tidak diketahui. Dari jalur Ali, kami tidak
meragukan lagi kepalsuannya. Ada banyak perawi
yang tidak diketahui, baik identitasnya maupun
perilakunya. Diantara perawinya adalah Qasim bin
Ibrahim, yang meriwayatkan hadis tanpa ada
dasarnya. (al-Maudlu’at III/161)
Jalaluddin al-Suyuthi
secara umum Jalaluddin al-Suyuthi sependapat
dengan Ibnu al-Jauzi (al-La’ali al-Mashnu’ah
II/284)
Ali al-Kannani:
Hadis ini disebutkan oleh al-Hafidz al-Mundziri
dalam kitabnya al-Targhib dari kitab al-Zuhd karya
Ibnu Mubarak. Al-Mundziri berkata: Tanda-tanda
kepalsuan hadis ini sudah tampak baik secara
riwayat maupun teks hadisnya. Wallahu A’lam.
(Tanzih al-Syariah II/289)
Hadis XXVII
No. 4138 Hal. 305
ﺣﺪﻳﺚ " ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺘَﺠَﻠَّﻰ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻋَﺎﻣَّﺔً ﻭَﻟِﺄَﺑِﻲ ﺑَﻜْﺮٍ ﺧَﺎﺻَّﺔً "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺟﺎﺑﺮ . ﻭﻗﺎﻝ ﺑﺎﻃﻞ ﺑﻬﺬﺍ
ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻤﻴﺰﺍﻥ ﻟﻠﺬﻫﺒﻲ ﺃﻥ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﺭﻭﺍﻩ ﻋﻦ
ﺍﻟﻤﺤﺎﻣﻠﻲ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺓ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﺃﻥ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ
ﻋﺒﺪﺓ ﻛﺎﻥ ﻳﻀﻊ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ ﻓﻲ ﺗﺎﺭﻳﺦ
ﺩﻣﺸﻖ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺟﺎﺑﺮ ﻭﺃﺑﻲ
ﺑﺮﺩﺓ ﻭﻋﺎﺋﺸﺔ .
‘Sesungguhnya Allah menampakkan kepada
manusia secara umum, dan kepada Abu Bakar
secara khusus’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adi dari riwayat Jabir. Ia berkata: Hadis ini batil
dengan sanad tersebut. Disebutkan dalam kitab
Mizan al-I’tidal , al-Dzahabi, bahwa Daruqutni
meriwayatkannya dari al-Mahamili dari Ali bin
Abadah. Daruqutni berkata, bahwa Ali bin Abadah
memalsukan hadis. Ibnu ‘Asakir juga
meriwayatkannya dalam kitab Tarikh Damaskus
(XXX/160-163). Dan Ibnu al-Jauzi
mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini tidak benar dari semua jalur riwayatnya.
Dari jalur riwayat Anas yang pertama, maka disana
ada Muhammad bin Abdi, menurut Abu Bakar al-
Khatib: Hadis ini tidak ada dasarnya bagi orang
yang memiliki pengetahuan, Muhammad bin Abdi
telah memalsukan hadis baik secara sanad maupun
matan (teks hadis). Yang kedua terdapat Banus, dia
majhul tidak diketahui.
Dari jalur riwayat Jabir yang pertama, Muhammad
bin Khalid menjadi perawi tunggal, yang dituduh
sebagai pendusta. Yang kedua ada Ali bin Abadah,
menurut Daruquthni: Dia memalsukan hadis. (al-
Maudlu’at I/307)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Ibnu Hibban memiliki dua jalur riwayat. Riwayat
pertama terdapat perawi yang bernama Ahmad al-
Yamami, ia dituduh sangat pendusta. Riwayat kedua
terdapat perawi bernama Abdullah bin Waqid, ia
dinilai matruk. Tetapi Ahmad bin Hanbal
mengomentarinya: Dia tidak memiliki kesalahan
yang berarti. Dari jalur lain adalah sebuah hadis
yang diriwayatkan oleh Abu Husain bin Basyran
dalam kitab Fawaid- nya dari Ali bin Abi Thalib (al-
La’ali al-Mashnu’ah I/263)
Al-Fattanni:
Hadis ini punya banyak riwayat. Dari Anas dan Jabir
ada banyak jalur riwayat, dari Abu Hurairah hanya
satu riwayat. Tetapi kesemuanya tersebut memiliki
kelemahan. Sementara dari jalur riwayat Aisyah
belum ada yang mengomentarinya, para perawinya
adalah orang-orang terpercaya kecuali Abu
Qatadah (Abdullah bin Waqid) yang masih
diperselisihkan. Dengan demikian, riwayat ini sesuai
dengan standar kriteria hadis hasan (Tadzkirah al-
Maudlu’at I/93)
Catatan Penulis:
Diriwayatkan juga oleh al-Hakim (No: 4463) dan
Abu Nuaim (al-Hilyah V/11).
Hadis XXVIII
No. 4238 Hal. 376
ﺣﺪﻳﺚ " ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻋَﺒْﺪٍ ﻳُﺨْﻠِﺺُ ِﻟﻠﻪِ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴْﻦَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻇَﻬَﺮَﺕْ
ﻳَﻨَﺎﺑِﻴْﻊُ ﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻣِﻦْ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺴَﺎﻧِﻪِ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ ﻭﻗﺪ ﺗﻘﺪﻡ .
‘Tidak seorangpun yang ikhlas kepada Allah selama
40 hari, kecuali akan tampak pancaran sumber
hikmah dari dalam hatinya yang keluar melalui
mulutnya’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi dan
Ibnu al-Jauzi dalam kitab al-Maudlu’at dari Abu
Musa)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini tidak benar jika dari Rasulullah Saw. Sebab
dari jalur Abu Ayyub, terdapat seorang perawi
bernama Yazid bin Abd al-Raman al-Wasithi,
menurut Ibnu Hibban, dia sering salah, buruk
praduganya, kontradiksi dengan perawi yang lebih
terpercaya, tidak boleh berdalil dengan dia. Ada lagi
yang bernama Hajjaj, dia dinilai negative. Begitu
pula Muhammad bin Ismail, dia majhul. Seorang
perawi yang bernama Makhul tidak pernah
berjumpa dengan Abu Ayyub, para ulama menilai
Makhul lemah hadisnya.
Dari jalur Abu Musa, Ibnu ‘Adi menilai hadis ini
munkar. Terdapat perawi yang majhul, yaitu Abd al-
Malik. Sementara dari jalur Ibnu Abbas, terdapat
perawi yang dikomentari oleh Ahmad dan Nasa’i:
Siwar bin Mush’ab adalah matruk. Yahya bin Ma’in
berkata: Dia tidak dipercaya, hadisnya tidak boleh
ditulis (al-Maudlu’at III/145)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini memiliki jalur lain yang tidak menyebutkan
Muhammad bin Ismail dan Yasid (keduanya dinilai
sangat lemah), yaitu dari Makhul secara mursal.
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim (al-Hilyah
X/70), Hannad dalam kitab al-Zuhd (No: 678), Ibnu
Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf (No: 34344),
dan diperkuat oleh hadis Ibnu Abi al-Dunya dalam
kitab Dzamm al-Dunya (dan al-Baihaqi dalam kitab
Syu’ab al-Iman No: 10531) dari Shafwan bin Salim
secara mursal, yang berbunyi:
ﻣَﻦْ ﺯَﻫَﺪَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺃَﺳْﻜَﻦَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔَ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ
‘Barangsiapa berperilaku zuhud di dunia, Allah akan
memasukkan kata hikmah ke dalam hatinya.’ (al-
La’ali al-Mashnu’ah II/277)
Ali al-Kannani:
Hadis ini melalui jalur Ibnu Abbas disebutkan oleh
Ruzain al-‘Abdari dalam kitab Jami’ -nya. Al-Hafidz
al-Mundziri berkata: Saya tidak temukan hadis
tersebut dengan sanad yang sahih atau hasan,
hadis ini hanya ditemukan dalam kitab-kitab dlaif,
seperti kitab al-Kamil V/307 (Ibnu ‘Adi) dan
lainnya. (Tanzih al-Syariah II/305)
Al-Sakhawi:
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam kitab
al-Hilyah dari jalur Makhul dari Abu Ayyub secara
mursal, dan sanadnya dlaif. Imam Ahmad juga
meriwayatkannya dalam kitab al-Zuhd secara
mursal, tanpa menyebut Abu Ayyub (al-Maqashid
al-Hasanah I/209)
Catatan Penulis:
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Mubarak (al-Zuhd No:
1014) dan Musnad al-Qudla’i (No: 466).
Hadis XXIX
No. 4291 Hal. 409
ﺣﺪﻳﺚ " ﺗَﻔَﻜُّﺮُ ﺳَﺎﻋَﺔٍ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺳَﻨَﺔٍ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻌﻈﻤﺔ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ
ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺑﻠﻔﻆ ﺳﺘﻴﻦ ﺳﻨﺔ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺿﻌﻴﻒ ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﺑﻦ
ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻓﻲ
ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ ﺑﻠﻔﻆ " ﺛﻤﺎﻧﻴﻦ ﺳﻨﺔ "
ﻭﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﻦ ﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ
ﺑﻠﻔﻆ " ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﻗﻴﺎﻡ ﻟﻴﻠﺔ " .
‘Berfikir sejenak lebih utama daripada ibadah
selama satu tahun’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Abu
Syaikh [Ibnu Hibban] dalam kitab al-‘Adzamah dari
riwayat Abu Hurairah dengan redaksi ’60 tahun’
dengan sanad yang lemah. Dan Ibnu al-Jauzi
mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at. Juga
diriwayatkan oleh Abu Mansur al-Dailami dalam
Musnad al-Firdaus dari riwayat Anas dengan
redaksi ’80 tahun’, sanadnya sangat lemah. Begitu
pula Abu Syaikh dari ucapan Ibnu Abbas dengan
teks ‘lebih baik daripada ibadal semalam’)
Ibnu al-Jauzi:
Hadis ini tidak benar. Dalam sanadnya ada dua
perawi yang sangat pendusta. Pertama Ishaq bin
Najih, Ahmad berkata: Dia manusia paling dusta.
Yahya bin Ma’in berkata: Dia dikenal pendusta dan
pemalsu hadis. Al-Fallas berkata: Dia berdusta atas
nama Nabi Muhammad Saw secara terang-
terangan. Kedua adalah Utsman, menurut Ibnu
Hibban: Dia memalsukan hadis atas nama orang-
orang terpercaya (al-Maudlu’at III/144)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini diperkuat oleh riwayat al-Dailami dan Abu
Syaikh (Ibnu Hibban) dalam kitab al-Adzamah . (al-
La’ali al-Mashnu’ah II/276)
Hadis XXX
No. 4385 Hal. 463
ﺣَﺪِﻳْﺚُ " ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻟِﻴَﺒْﻚِ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻋَﻠَﻰ
ﻣَﻮْﺕِ ﻋُﻤَﺮَ "
** ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺍﻵﺟﺮﻱ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ
ﺃﺑﻲ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﺟﺪﺍ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ
‘Jibril berkata kepadaku bahwa (umat) Islam akan
menangis atas kematian Umar’ (Al-Iraqi:
Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ajuri dalam kitab al-
Syariah dari riwayat Ubay bin Ka’ab dengan sanad
yang sangat lemah. Dan Ibnu al-Jauzi
mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at)
Al-Haitsami:
Hadis ini diriwayatkan oleh al-Tabrani, salah satu
perawinya adalah Habib, sekretaris raja, dia adalah
matruk dan sangat pendusta. (Majma’ al-Zawaid
IV/101).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar